Realisasi PEN Capai 55,3 Persen per 1 Oktober 2021

Realisasi PEN sebesar Rp411,7 triliun

Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto melaporkan realisasi anggaran yang digunakan untuk program pemulihan ekonomi nasional (PEN) 2021. Per 1 Oktober 2021, realisasi PEN telah mencapai 55,3 persen dari total pagu anggaran Rp744,77 triliun.

"Saat ini realisasi PEN sudah mencapai Rp411,7 triliun dari pagu. Klaster kesehatan sudah 48,4 persen atau Rp104 triliun," kata Airlangga, seperti dikutip dari ANTARA, Senin (4/10/2021).

Adapun realisasi anggaran program PEN tersebut masih didominasi oleh beberapa sektor seperti kesehatan, perlindungan sosial, program prioritas, dukungan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), serta insentif usaha.

Baca Juga: Realisasi PEN Capai 50,7 Persen, Ini Rinciannya

1. Penggunaan anggaran PEN untuk kesehatan

Realisasi PEN Capai 55,3 Persen per 1 Oktober 2021Ilustrasi. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi

Anggaran PEN sektor kesehatan telah digunakan untuk berbagai kepentingan. Airlangga menyatakan, anggaran PEN sektor kesehatan digunakan untuk keperluan diagnostik, baik testing maupun tracing COVID-19.

Kemudian digunakan untuk penggunaan di RS Darurat Asrama Haji Pondok Gede, pembagian paket obat untuk masyarakat, dan biaya perawatan untuk 477,44 ribu pasien.

"Lalu untuk pengadaan vaksin dan teurapetik," kata Airlangga.

Baca Juga: Dukung Pelaksanaan PEN, OJK Gelar Bulan Inklusi Keuangan di Oktober

2. Realisasi PEN di sektor perlindungan sosial

Realisasi PEN Capai 55,3 Persen per 1 Oktober 2021Warga Ciputat, Tangsel, penerima bantuan sembako (ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal)

Airlangga menambahkan, realisasi PEN di sektor perlindungan sosial telah mencapai 62,9 persen atau mencapai Rp117,3 persen dari pagu Rp186,64 triliun. Adapun dana untuk Program Keluarga Harapan (PKH) telah direalisasikan sebanyak Rp20,72 triliun atau 73,2 persen.

"Kartu sembako Rp29,21 triliun atau 58 persen, Bantuan Langsung Tunai (BLT) Desa sudah mengalami kenaikan, yaitu Rp14,94 triliun atau 51,9 persen dan bantuan subsidi upah itu Rp5,07 triliun atau 57,7 persen," tutur Airlangga.

Semua untuk PKH bagi 9,9 juta keluarga penerima manfaat atau KPM, kartu sembako untuk 17 juta KPM, bantuan sosial tunai (BST) untuk 9,99 juta KPM, dan BLT desa 5,62 juta KPM.

Selain itu, anggaran PEN perlindungan sosial digunakan untuk kartu prakerja bagi 5,97 juta orang dan bantuan kuota internet bagi 38,1 juta penerima dan tenaga didik.

3. Realisasi PEN di sektor program prioritas

Realisasi PEN Capai 55,3 Persen per 1 Oktober 2021Ilustrasi Pariwisata (IDN Times/Arief Rahmat)

Berikutnya, realisasi PEN pada program prioritas telah mencapai 53 persen atau Rp62 triliun dari pagu Rp117,94 triliun.

Penggunaannya antara lain untuk padat karya Kementerian/Lembaga (K/L) untuk 1,08 juta tenaga kerja, pariwisata, ketahanan pangan, dan fasilitas pinjaman daerah Rp10 triliun melalui PT SMI.

Baca Juga: Airlangga Sebut Realisasi PEN Capai Rp340,83 Triliun

4. Realisasi PEN untuk dukungan UMKM dan korporasi serta insentif usaha

Realisasi PEN Capai 55,3 Persen per 1 Oktober 2021Ilustrasi UMKM. (IDN Times/Aditya Pratama)

Kemudian, lanjut Airlangga, realisasi PEN untuk dukungan UMKM dan korporasi sebanyak 42 persen atau Rp68,43 triliun dari pagu Rp162,4 triliun.

"Sementara klaster insentif usaha sudah Rp59,4 triliun atau sebesar 94 persen," kata dia.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya