Resmi IPO, Emiten Bus Listrik Vektor Raup Dana Rp875 Miliar
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Emiten pengembang ekosistem kendaraan listrik, PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR) atau Vektor resmi mencatatkan saham perdananya alias initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (19/6/2023).
Vektor menjadi perusahaan ke-43 yang berhasil IPO pada tahun ini. VKTR menawarkan ke masyarakat sebanyak 875.000.000.000 saham dengan nominal Rp10 per saham atau setara dengan 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah IPO.
Adapun harga final saham NCKL yang ditetapkan dalam aksi korporasi ini adalah sebesar Rp100 per saham. Dengan begitu, VKTR berhasil meraup dana segar dari IPO sebesar Rp875 miliar.
1. Penggunaan dana IPO
Ada lima hal yang bakal dilakukan Vektor untuk memanfaatkan dana hasil IPO. Pertama, sebesar 40,29 persen digunakan untuk belanja modal alias capital expenditure (Capex) guna mendukung pengembangan produk dan fasilitas produksi.
Kemudian, 11,69 persen diberikan untuk perusahaan anak, yaitu Bakrie Autoparts (BA) dalam bentuk penyertaan modal. Lalu 2,51 persen akan digunakan untuk pelunasan seluruh dan sebagian pokok utang kepada PT Tambara Tama Mandiri (TTM).
"Sekitar 1,40 persen akan digunakan untuk melunasi utang kepada PT Andara Multi Sarana (AMS). Sisanya, sebesar 44,11 persen akan dialokasikan untuk modal kerja dan operasional guna memenuhi kebutuhan operasional VKTR," kata Direktur Utama Vektor, Gilarsi W Setijono.
Baca Juga: Pertamina Hulu Energi Ditargetkan IPO Tahun Ini
2. Vektor jadi perusahaan publik pertama yang fokus pengembangan KBLBB
Editor’s picks
Di sisi lain, IPO ini menjadikan Vektor perusahaan publik pertama di Indonesia yang mengkhususkan diri dalam pengembangan dan produksi Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) di segmen kendaraan komersial, dengan produk
utama berupa EV Bus dan EV Truck.
Komisaris Utama Vektor, Anindya N Bakrie mengatakan, VKTR telah memilih berfokus dalam pengembangan KBLBB di segmen kendaraan komersial, khususnya bus dan truk.
"Data menunjukkan bahwa kebutuhan bus di Jakarta saja mencapai lebih dari 10.000 unit hingga tahun 2030. Jika memperhitungkan potensi di seluruh Indonesia, angka tersebut dapat meningkat hingga 20 kali lipat lebih besar," ujarnya.
3. Kerja sama dengan China
Vektor sendiri saat ini telah menjalin kerja sama strategis dengan produsen bus terbesar di dunia, BYD Auto untuk menguatkan posisinya dalam pengembangan kendaraan listrik.
Adapun saat ini Vektor telah menyediakan 30 unit bus merek BYD yang dioperasikan oleh TransJakarta dan dalam waktu dekat akan menambahkan 22 unit bus lagi dengan merek sama.
"VKTR saat ini mengimpor bus tipe K-9 secara CBU (completely built-up) langsung dari pabrik BYD di Shenzhen, China. Namun, kami juga tengah merintis pembangunan fasilitas perakitan di Indonesia melalui kemitraan dengan mitra lokal Trisakti yang berpengalaman di bidangnya," ucap Gilarsi.
Gilarsi menambahkan, fasilitas perakitan KBLBB bus milik Vektor akan berlokasi di Magelang, Jawa Tengah, dengan rencana tahap awal kapasitas perakitan sebesar 500 unit per tahun.
"Kami berkomitmen untuk mengembangkan fasilitas ini menjadi lini manufaktur yang handal dengan peningkatan kapasitas hingga lebih dari 3.000 unit per tahun. Dengan ini, kami berharap dapat memenuhi tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) yang ditetapkan oleh pemerintah dan menghasilkan produk kendaraan
listrik yang merupakan kebanggaan nasional," tutur Gilarsi.
Baca Juga: Resmi IPO, Blibli Bakal Masuk Daftar 5 IPO Terbesar di BEI