RI Jadi Negara Berpendapatan Menengah Bawah, Ini Bermacam Dampaknya

Indonesia makin sulit menjadi negara maju

Jakarta, IDN Times - Posisi Indonesia turun kelas menjadi negara berpendapatan menengah ke bawah alias lower middle income country. Hal itu tercantum dalam laporan yang berjudul "World Bank Country Classifications by Income Level: 2021-2022."

Kenapa Indonesia disebut turun kelas? Sebab sejak 2019 sebetulnya  Indonesia sudah masuk kategori Upper Middle-Income Country (UMIC) atau negara berpendapatan menengah ke atas.

Pandemik COVID-19 yang menyerang pada awal 2020 menjadi faktor utama penyebab merosotnya lagi kelas Indonesia menjadi negara berpendapatan menengah bawah.

Seiring dengan terjadinya pandemik COVID-19, pendapatan per kapita atau Gross National Income (GNI) Indonesia mengalami penurunan cukup signifikan.

Pada 2020, pendapatan per kapita Indonesia adalah 3.870 dolar Amerika Serikat (AS) setelah pada 2019 sempat mencapai 4.050 dolar AS.

Lantas, apa yang dimaksud negara berpendapatan menengah bawah atau lower middle income country menurut Bank Dunia?

1. Kategori lower middle income country

RI Jadi Negara Berpendapatan Menengah Bawah, Ini Bermacam DampaknyaIlustrasi penurunan nilai (IDN Times/Arief Rahmat)

Menurut World Bank, negara yang masuk dalam kategori lower-middle-income yaitu mereka yang memiliki GNI per kapita antara 1.046 dolar Amerika Serikat (AS) sampai 4.095 dolar AS. Rentang ini telah dinaikkan dari 1.035-4.045 dolar AS tahun lalu karena memperhitungkan inflasi.

Bank Dunia juga menaikkan kisaran pendapatan untuk golongan berpenghasilan menengah ke atas yaitu dengan GNI sebesar 4.096-12.695 dolar AS dari 4.046-12.535 dolar AS.

Untuk saat ini, Bank Dunia mencatat ada 55 negara termasuk Indonesia yang masuk ke dalam kategori negara berpendapatan menengah ke bawah.

Turun kelasnya Indonesia ke dalam kategori negara berpendapatan menengah ke bawah juga menimbulkan banyak konsekuensi.

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menyebutkan setidaknya ada tiga konsekuensi yang mesti ditanggung Indonesia karena turun kelas menjadi negara berpendapatan menengah ke bawah.

Baca Juga: Indonesia Turun Kelas Jadi Negara Pendapatan Menengah Bawah

2. Waktu menjadi negara maju akan lebih lama

RI Jadi Negara Berpendapatan Menengah Bawah, Ini Bermacam DampaknyaHotel Indonesia Kempinski Jakarta yang berada di Bundaran HI (IDN Times/Besse Fadhilah)

Penurunan kelas tersebut membuat Indonesia membutuhkan waktu lebih lama untuk bisa menjadi negara maju.

Menurut Bhima, prosesnya saat ini tertunda karena mundur ke belakang mengingat sebelumnya Indonesia telah masuk kategori negara berpendapatan menengah ke atas.

"Seharusnya setelah upper middle income country ya kita menjadi higher level income country. Nah sekarang kalau turun peringkat berarti untuk menuju kepada proses menjadi negara maju ini kita makin terlambat," ujar Bhima, saat dihubungi IDN Times, Jumat (9/7/2021).

Alhasil, lanjut Bhima, Indonesia bisa terkena jebakan pendapatan kelas menengah alias middle income trap yang bakal menimbulkan efek domino mulai dari sulitnya mencari lapangan pekerjaan hingga tingginya angka pengangguran.

Indonesia juga memiliki bonus demografi yang puncaknya tahun 2030, sementara anak mudanya banyak lulus dari perguruan tinggi, tetapi karena ekonominya tidak mengalami pertumbuhan yang siginifikan maka lapangan pekerjaan menjadi sangat terbatas.

"Efeknya, serapan tenaga kerja baru jadi kurang optimal, dan tingkat pengangguran, khususnya usia muda menjadi tinggi," tutur dia.

3. Penduduk Indonesia akan tua sebelum kaya

RI Jadi Negara Berpendapatan Menengah Bawah, Ini Bermacam DampaknyaIlustrasi Kemiskinan (IDN Times/Arief Rahmat)

Konsekuensi kedua dari turun kelasnya Indonesia adalah penduduk akan tua sebelum menjadi kaya. Hal itu terjadi karena negara atau pemerintah tidak memberikan perlindungan sosial yang memadai bagi rakyatnya.

Di sisi lain, pendapatan penduduk juga secara-rata tidak mengalami kenaikan signifikan.

"Alhasil kehidupan akan begini-begini saja, tidak ada kenaikan kualitas hidup warga Indonesia secara umum, baik dalam hal kesehatan maupun pendidikan. Jadi kita akan stuck dan ini akan berpengaruh juga terhadap mereka yang masuk kategori aging population atau lansia," kata Bhima.

Bagi anak muda, lanjut Bhima, mereka akan terancam menjadi generasi sandwich atau generasi yang harus menanggung beban keuangan orang tuanya lantaran orangtuanya sudah memasuki usia pensiun.

"Sementara dia juga harus menanggung beban keluarga kecilnya, anak dan istri sehingga generasi-generasi sandiwch ini akan menjadi generasi yang sangat berat, bahkan lebih berat dari generasi sebelumnya. Jadi, generasi millennial dan generasi Z bersiaplah menjadi generasi sandwich," kata Bhima.

4. Indonesia kurang menarik minat investor asing

RI Jadi Negara Berpendapatan Menengah Bawah, Ini Bermacam DampaknyaIlustrasi investasi (IDN Times/Sukma Shakti)

Konsekuensi berikutnya adalah Indonesia tidak menjadi daya tarik bagi para investor asing untuk berinvestasi. Hal itu lantaran Indonesia bakal diklasifikan sebagai negara dengan kategori risiko tinggi sehingga dihindari  calon investor.

"Karena Indonesia turun kelas, artinya minat investasi dari luar negeri untuk menanamkan modalnya dalam jangka panjang di Indonesia akan berkurang minatnya. Mereka akan mencari negara lain yang berpendapatan menengah ke atas," ujar Bhima.

Baca Juga: Ini Penyebab Indonesia Masuk Kategori Negara Pendapatan Menengah Bawah

Topik:

  • Umi Kalsum

Berita Terkini Lainnya