Rupiah Keok Seharian, Ditutup Melemah ke Level Rp14.257 per Dolar AS

Rupiah masih belum bisa melawan keperkasaan dolar AS

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah harus kembali mengakui keperkasaan dolar Amerika Serikat (AS) hari ini. Pada penutupan perdagangan akhir pekan atau Jumat (24/9/2021), kurs rupiah ditutup melemah terhadap dolar AS.

Mengutip Bloomberg, mata uang Garuda ditutup melemah 15 poin atau 0,11 persen pada level Rp14.257 per dolar AS.

Kurs rupiah sendiri dibuka melemah tipis 3 poin ke level Rp14.245 per dolar AS pada pembukaan perdagangan Jumat pagi.

Baca Juga: Rupiah Dibuka Melemah Lawan Dolar AS Jelang Akhir Pekan

1. Nilai tukar rupiah berdasarkan kurs tengah BI

Rupiah Keok Seharian, Ditutup Melemah ke Level Rp14.257 per Dolar ASIlustrasi Kurs Rupiah. (IDN Times/Aditya Pratama)

Sementara itu, berdasarkan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI) pada Jumat (24/9/2021), nilai tukar rupiah tercatat sebesar Rp14.250 per dolar AS.

Angka ini lebih rendah dari kurs rupiah pada Kamis (23/9/2021) yang ada di level Rp14.256 per dolar AS.

Baca Juga: IHSG Ditutup ke Zona Hijau Jelang Akhir Pekan

2. Penguatan minat pasar terhadap risiko tak mampu dongkrak rupiah

Rupiah Keok Seharian, Ditutup Melemah ke Level Rp14.257 per Dolar ASIlustrasi nilai tukar rupiah terhadap dollar naik (IDN Times/Arief Rahmat)

Pengamat pasar keuangan, Ariston Tjendra memprediksi bahwa rupiah bisa menguat pada penutupan perdagangan sore ini. Hal itu didasarkan oleh menguatnya minat pasar terhadap risiko sejak kemarin.

Namun, penguatan minat pasar terhadap risiko masih belum bisa membuat rupiah mengungguli rupiah pada penutupan perdagangan akhir pekan ini.

"Semalam indeks saham AS rata-rata ditutup menguat di atas 1 persen. Sementara harga emas yang merupakan aset aman bergerak turun. Nilai tukar utama dan regional bergerak menguat terhadap dollar AS," kata Ariston kepada IDN Times.

3. Masalah Evergrande turut berdampak pada rupiah

Rupiah Keok Seharian, Ditutup Melemah ke Level Rp14.257 per Dolar ASSeorang pria membawa bendera China dari sebuah rumah di seberang Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Chengdu, Provinsi Sichuan, China, Minggu (26/7/2020). (ANTARA FOTO/REUTERS/Thomas Peter)

Ariston menambahkan, pelemahan rupiah juga turut disebabkan oleh permasalahan utang perusahaan properti Evergrande di China.

Seperti diketahui bahwa, Bank Sentral China baru-baru ini menyuntikkan dana ke sistem perbankan untuk meningkatkan likuiditas di tengah krisis utang Evergrande.

Hal itu kemudian memengaruhi pergerakan rupiah hari ini.

"Evergrande juga menyatakan masih berusaha untuk membayar kewajibannya. Persoalan utang ini belum selesai, tapi untuk sementara, kekhawatiran pasar mereda," ujar Ariston.

Baca Juga: Ciri-Ciri Investasi Bodong, Kenali biar Kamu Gak Ketipu! 

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya