Saham Asia Menguat, Rupiah Perkasa Atasi Dolar AS

Rupiah ditutup ke level Rp14.422 per dolar AS

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah berhasil mengungguli dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan awal pekan, Senin (2/8/2021) sore.

Mengutip Bloomberg, mata uang Garuda ditutup menguat 40 poin atau 0,28 persen ke level Rp14.422 per dolar AS, dibandingkan penutupan pada akhir pekan atau Jumat (30/7/2021), yakni Rp14.462 per dolar AS.

Penguatan pada penutupan perdagangan sore ini melanjutkan tren positif sejak pembukaan pagi tadi.

Kurs rupiah dibuka menguat tipis dua poin ke level Rp14.460 per dolar AS pada pembukaan perdagangan Senin pagi.

Baca Juga: Dibuka Menguat, Rupiah Justru Berpotensi Melemah Sore Nanti

1. Nilai tukar rupiah berdasarkan kurs tengah BI

Saham Asia Menguat, Rupiah Perkasa Atasi Dolar ASIlustrasi Uang. (IDN Times/Ita Malau)

Sementara itu, berdasarkan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI) pada Senin (2/8/2021), nilai tukar rupiah tercatat sebesar Rp14.456per dolar AS.

Angka ini lebih rendah dari kurs rupiah pada Jumat (30/7/2021) yang ada di level Rp14.462 per dolar AS.

Baca Juga: Mau Investasi Obligasi? Yuk Kenali 4 Ciri-cirinya

2. Faktor penguatan rupiah sore ini

Saham Asia Menguat, Rupiah Perkasa Atasi Dolar ASIlustrasi Harga Saham Naik (Bullish) (IDN Times/Arief Rahmat)

Pengamat pasar keuangan, Ariston Tjendra menyatakan bahwa penguatan rupiah para penutupan perdagangan sore ini imbas dari penguatan saham Asia dan saham berjangka AS pada Senin pagi.

"Ini mengindikasikan minat pasar terhadap aset berisiko masih tinggi. Belakangan ini laporan kinerja perusahaan global di kuartal kedua juga terlihat membaik," kata dia kepada IDN Times.

3. Dolar bisa menguat esok hari

Saham Asia Menguat, Rupiah Perkasa Atasi Dolar ASIDN Times/Holy Kartika

Kendati secara teknikal rupiah masih ada di jalur penguatan, Ariston melihat bahwa dolar berpotensi menguat esok hari.

"Ada kemungkinan nilai tukar rupiah berbalik melemah karena akhir pekan lalu indeks dolar AS ditutup menguat setelah data ekonomi AS menunjukkan hasil yang positif," ucap dia.

Ariston menjelaskan, data survei tingkat keyakinan AS bulan Juli menunjukkan hasil yang lebih bagus dari proyeksi.

Data indikator inflasi Core PCE Price Index bulan Juni juga menunjukan angka 3,5 persen year on year, jauh di atas target 2 persen.

"Data ekonomi AS yang lebih bagus dari proyeksi ini membuka peluang tapering kebijakan pelonggaran moneter AS," ujar Ariston.

Selain itu, lanjut Ariston, penguatan dolar juga didukung oleh kekhawatiran pasar soal kenaikan kasus varian delta COVID-19 secara global.

Baca Juga: Bye-bye Dolar AS! Perdagangan RI-Malaysia Sepakat Pakai Uang Nasional

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya