Sederet Terobosan KAI setelah 76 Tahun Berdiri

Terobosan baru KAI membuat transportasi kereta lebih nyaman

Jakarta, IDN Times - PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI resmi memasuki usia 76 tahun hari ini. Hal itu berbarengan dengan Hari Kereta Api Nasional yang jatuh pada 28 September tiap tahunnya.

Peringatan Hari Kereta Api Nasional pada 28 September bertepatan dengan berdirinya Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia (DKARI) pada 1945 silam.

Semenjak pertama kali berdiri hingga usia 76 tahun saat ini, KAI telah menghasilkan banyak terobosan baru di dunia perkeretaapian nasional. Terobosan-terobosan terbaru tersebut membuat transportasi kereta mulai nyaman dan aman digunakan oleh masyarakat untuk bepergian, baik ke luar kota maupun dalam kota.

Berikut ini beberapa terobosan KAI di dalam dunia perkeretaapian nasional.

Baca Juga: Hari Kereta Api Nasional, Begini Sejarah Panjang PT KAI di Indonesia

1. Meluncurkan Kereta Api Argo Bromo Anggrek

Sederet Terobosan KAI setelah 76 Tahun BerdiriWikipedia.org

Pada periode 1997-1998, KAI yang waktu itu masih bernama Perusahaan Umum Kereta Api alias Perumka meluncurkan Kereta Api (KA) Argo Bromo Anggrek.

Peluncuran KA Argo Bromo Anggrek tersebut menandai pengoperasian kereta api eksklusif pertama di Indonesia. Kemudian, pada periode yang hampir bersamaan, Perumka berganti status menjadi PT KAI (Persero).

2. Mulai menerapkan sistem pemesanan tiket sejak jauh hari

Sederet Terobosan KAI setelah 76 Tahun BerdiriIDN Times/Galih Persiana

Salah satu terobosan brilian yang dibuat KAI adalah pembuatan sistem pemesanan tiket kereta api sejak jauh hari.

Pada 2012, KAI mulai memberlakukan sistem pemesanan tiket sejak H-90 untuk KA komersial. Pemesanan tiket tersebut bisa dilakukan melalui banyak kanal seperti Contact Center KAI 121, agen tiket, stasiun online, Railcard, dan jaringan internet.

Pada tahun yang sama, KAI juga mulai memberlakukan secara permanen sistem boarding pass di stasiun. Hal itu membuat penggunaan kereta seperti pesawat di bandara-bandara.

Baca Juga: KAI Gandeng PT INTI, Terapkan Sistem Kontrol Terpusat Kereta

3. Meluncurkan aplikasi KAI Access

Sederet Terobosan KAI setelah 76 Tahun BerdiriAplikasi KAI Access. (dok. KAI)

Seiring dengan perkembangan teknologi digital, KAI sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pun menyadari perlu adanya aplikasi resmi yang bisa digunakan masyarakat untuk mendapatkan seluruh informasi terkait KAI secara mudah melalui gawai masing-masing.

Untuk itu, KAI meluncurkan KAI Access pada 2013-2014 yang merupakan aplikasi resmi milik KAI. Fitur utamanya adalah pemesanan tiket KA antar kota dan KA lokal, tetapi ada beberapa fitur lainnya yang mendukung kemudahan dan kenyamanan para pelanggan KAI.

Aplikasi KAI Access pun bisa diperoleh secara gratis di Google Play Store maupun Apple App Store.

4. KAI mengoperasikan KA Bandara

Sederet Terobosan KAI setelah 76 Tahun BerdiriKereta Api Bandara Soetta (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)

Terobosan lainnya yang dibuat KAI selama 76 tahun berdiri adalah pengoperasian KA Bandara. KA Bandara yang pertama kali dioperasikan adalah di Bandara Kualanamu.

Pada 2013-2014, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan pengoperasian KA Bandara pertama di Bandara Kualanamu Sumatera.

Setelah itu, pada 2017 silam, KA Bandara Soekarno-Hatta mulai dioperasikan oleh KAI. Kemudian, menyusul pada tahun yang sama KAI mengoperasikan KA Bandara di Bandara Internasional Yogyakarta.

Selang setahun kemudian atau tepatnya pada 2018, KAI mengoperasikan KA Bandara Minangkabau, Sumatera Barat dan pada 2019 KAI mengoperasikan KA Bandara Adi Soemarmo Solo, Jawa Tengah.

Baca Juga: Tertua di Amerika, Ini 12 Sejarah Jalur Kereta Api Lintas Benua 

5. KAI mengoperasikan LRT pertama di Indonesia

Sederet Terobosan KAI setelah 76 Tahun BerdiriIDN Times/Reza Iqbal

Pilihan transportasi massal berbasis rel pun semakin beragam dengan hadirnya Light Rail Transport alias LRT di Indonesia. Pada 2018, KAI mengoperasikan LRT pertama di Indonesia yang berlokasi di Palembang, Sumatera Selatan.

Pengoperasian LRT pertama tersebut tak terlepas dari ajang Asian Games 2018 silam ketika Indonesia menjadi tuan rumah dengan menunjuk Jakarta dan Palembang sebagai dua kota penyelenggaranya.

Kehadiran LRT Palembang kala itu memudahkan transportasi atlet dan juga warga sekitar untuk menyaksikan pagelaran Asian Games 2018.

6. Pengoperasian KRL di bawah naungan PT Kereta Commuter Indonesia (KCI)

Sederet Terobosan KAI setelah 76 Tahun BerdiriSejumlah calon penumpang berjalan menuju KRL Commuter Line di Stasiun Bogor, Jawa Barat, Senin (14/9/2020) (ANTARA FOTO/Arif Firmansyah)

Seiring dengan kesadaran terhadap transportasi perkotaan yang semakin kompleks, KAI membuat anak usaha bernama PT KAI Commuter Jabodetabek atau kini disebut PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) pada 15 September 2008.

PT KCI yang juga dikenal KAI Commuter awalnya hanya bertanggung jawab dalam mengoperasikan KRL Commuter Line Jabodetabek.

Namun, seiring dengan perubahan namanya menjadi KAI Commuter pada September 2017, KAI meminta agar anak usahanya tersebut juga bertanggung jawab dalam pengoperasian KA Lokal Merak (Merak-Rangkasbitung PP), KRL Yogyakarta-Solo, dan KA Prambanan Express (Yogyakarta-Kutoarjo PP).

Mulai 1 Oktober 2020, KAI menugaskan KAI Commuter untuk mengelola layanan KA Lokal Merak, KA Prambanan Ekspres, dan KRL Yogyakarta – Solo. KRL Yogyakarta Solo kemudian mulai beroperasi secara penuh pada 10 Februari 2021.

Untuk mendukung perluasan wilayah operasionalnya, hingga Desember 2020, KCI telah memiliki 1.150 unit KRL dan akan terus bertambah.

Sepanjang tahun 2020, KCI telah melakukan penambahan armada sebanyak 50 kereta. Hal ini untuk memenuhi permintaan pengguna yang terus bertambah
dari waktu ke waktu.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya