Sepekan Pasca-Lebaran, Harga Komoditas Pangan Masih Tinggi

Permintaan tinggi membuat harga pangan belum normal

Jakarta, IDN Times - Ikatan Pedagang Pasar Pasar Indonesia (IKAPPI) mencatat ada beberapa komoditas pangan yang belum kembali ke harga normal seminggu setelah Lebaran.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) IKAPPI, Reynaldi Sarijowan, menyatakan belum normalnya harga komoditas pangan dibarengi dengan telah meningkatnya permintaan.

"Permintaan tinggi dikarenakan pasar kita yang kembali beraktivitas normal. Untuk yang bekerja, yang berusaha tentu akan memasok kebutuhan rumah tangga, artinya permintaan ada lonjakan, tetapi tidak terlalu signifikan seperti hari H Idul Fitri," tutur Reynaldi, kepada IDN Times, Rabu (11/5/2022).

Baca Juga: Daftar Harga Bahan Pangan Pokok pada H-12 Lebaran, Apa Saja yang Naik?

1. Komoditas pangan yang harganya masih belum normal

Sepekan Pasca-Lebaran, Harga Komoditas Pangan Masih TinggiIDN Times/Holy Kartika

Dalam catatannya, Reynaldi menyatakan beberapa komoditas pangan masih dibanderol dengan harga lebih tinggi dari biasanya.

Contohnya, komoditas cabai-cabaian yang masih ada di kisaran Rp40 ribu hingga Rp45 ribu per kilogram. Padahal harga normalnya antara Rp30 ribu hingga Rp33 ribu per kilogram.

"Kemudian ada minyak goreng curah yang tentu masih di angka Rp19 ribu sampai Rp20 ribu per liter. Ini belum tertekan di angka Rp14 ribu per liter," kata Reynaldi.

Lalu, sambung Reynaldi, masih ada kenaikan pada komoditas ayam broiler ras yang harganya masih Rp40 ribu per ekor.

"Telur juga masih fluktuatif ya, cukup tinggi fluktuasinya sempat anjlok, sempat tinggi ini memang terjadi. Gula pasir konsumsi ini juga masih di angka Rp14.500. Sementara bulan ini adalah bulan musim giling tebu, semoga pasokan bisa tersedia," beber dia.

Baca Juga: Bulog Belum Bisa Salurkan Minyak Goreng Subdisi, Ini Penyebabnya 

2. Pemerintah mesti menekan harga minyak goreng secepatnya

Sepekan Pasca-Lebaran, Harga Komoditas Pangan Masih TinggiPedagang mengemas minyak goreng curah di kawasan Desa Tungkop, Darussalam, Aceh Besar, Aceh, Kamis (6/1/2022). (ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas)

Adapun berkaitan dengan harga minyak goreng yang masih tinggi, Reynaldi meminta pemerintah untuk secepatnya mengambil tindakan guna menurunkan harganya. Harga minyak yang masih tinggi dinilai Reynaldi menimbulkan efek berlipat kepada banyak pihak.

"Ini persoalan cukup lama dan harus segera diselesaikan mengingat yang terdampak ini cukup banyak, tidak hanya pedagang sembako saja, tetapi ada pihak ketiga seperti tukang gorengan, warung makan rumahan," tutur Reynaldi.

Baca Juga: Minyak Goreng hingga Harga Pertamax Jadi Biang Kerok Inflasi April 

3. Tata niaga pangan jadi pekerjaan rumah pemerintah

Sepekan Pasca-Lebaran, Harga Komoditas Pangan Masih TinggiSituasi di Pasar Ciputat, Tangsel selama PPKM Level 4, Sabtu (7/8/2021) - (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Di sisi lain, Reynaldi mengatakan, tata niaga komoditas pangan jadi pekerjaan rumah atau PR bagi pemerintah.

"Untuk pemerintah sendiri kami berharap ketersediaan dan tata niaga pangan yang harus diperbaiki ke depan, gak hanya tata niaga pangan minyak goreng, tetapi semua komoditas termasuk sembilan bahan pokok, kita harus diperbaiki dari hulu ke hilir," papar dia.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya