Sri Mulyani Cemas COVID-19 Naik Lagi Gegara Puncak Macet Total

Kemacetan di puncak terjadi akibat penurunan level PPKM

Jakarta, IDN Times - Kasus harian COVID-19 yang mulai menurun membuat pemerintah menurunkan level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di beberapa wilayah, termasuk Jawa-Bali. Hal itu kemudian membuat mobilitas di Jawa-Bali pun kembali mengalami peningkatan.

Peningkatan mobilitas tersebut pun terpantau terjadi di kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat pada akhir pekan lalu. Kondisi tersebut pun membuat Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati khawatir kasus harian COVID-19 bisa melonjak lagi.

"Kasus COVID-19 sudah mulai mereda meskipun presiden mengingatkan untuk tidak lengah. Penurunan kasus harian kita 13.482, tapi kemarin hari Sabtu-Minggu katanya di Puncak terjadi kemacetan total, ini membuat kita khawatir," ujar Sri Mulyani, saat Raker dengan Komisi XI DPR RI, Senin (30/8/2021).

Baca Juga: Sri Mulyani Sebut 3 Kunci RI Keluar dari Jebakan Pendapatan Menengah

1. Masyarakat harus diingatkan terus soal protokol kesehatan

Sri Mulyani Cemas COVID-19 Naik Lagi Gegara Puncak Macet TotalPetugas Satpol PP memberikan imbauan protokol kesehatan bagi warga yang berolah raga di kawasan Lapangan Merdeka Medan, Sumatera Utara, Minggu (28/6). (ANTARA FOTO/Septianda Perdana)

Penurunan level PPKM tak lantas membuat masyarakat bisa abai terhadap protokol kesehatan. Menurut Sri Mulyani, masyarakat saat ini masih terus harus diingatkan soal protokol kesehatan tersebut.

Hal itu termasuk dalam penggunaan masker baik mereka yang sudah divaksinasi maupun belum. Jaga jarak pun menjadi hal yang tak kalah penting untuk bisa dilakukan oleh masyarakat.

"Lebih baik lagi, kami berharap mereka yang paling rentan harusnya sudah divaksinasi," kata Sri Mulyani.

2. Ekonomi diharapkan bisa mulai pulih juga

Sri Mulyani Cemas COVID-19 Naik Lagi Gegara Puncak Macet TotalIlustrasi Pertumbuhan Ekonomi (IDN Times/Arief Rahmat)

Di sisi lain, Sri Mulyani pun menyampaikan harapannya untuk perekonomian di Indonesia.

Peningkatan mobilitas setelah adanya penurunan level PPKM diharapkan bisa memulihkan perekonomian, tetapi tentu dengan catatan kasus penularan hariannya tetap bisa ditekan pada level terendah.

"Karena terus terang sejak PPKM Juli dan Agustus memberikan dampak luar biasa, Mobilitas drop 17 persen," ucap Sri Mulyani.

Oleh karena itu, sambung Sri Mulyani, semua pihak perlu untuk terus menjaga kasus penularan harian COVID-19 dalam level terkendali.

Baca Juga: Sri Mulyani Ungkap Perusahan Jual Rokok di Bawah Harga Bandrolnya

3. PPKM bikin sektor ritel dan rekreasi anjlok

Sri Mulyani Cemas COVID-19 Naik Lagi Gegara Puncak Macet TotalIlustrasi Pertumbuhan Ekonomi turun (IDN Times/Arief Rahmat)

Sri Mulyani menambahkan, PPKM telah membuat sektor ritel dan rekreasi anjlok hingga 13 persen. Pun halnya dengan sektor grocery dan farmasi yang juga mengalami penurunan.

"Indeks belanja yang dihitung Bank Mandiri tuurn ke 73,3 dari level di atas 100. Indeks transaksi belanja BCA juga mengalami kontraksi 6,02 persen. Indeks keyakinan konsumen juga anjlok di bawah 100 dan itu kelihatan tajam," tutur dia.

Baca Juga: Sri Mulyani: Harga Vaksinasi Berbayar Ditentukan Menkes

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya