Sri Mulyani: COVID-19 Lumpuhkan Ekonomi Negara Paling Maju dan Kaya

Ekonomi Indonesia diklaim tidak jatuh terlalu dalam

Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati kembali mengungapkan pandemik COVID-19 memberikan dampak sangat keras terhadap seluruh sendi kehidupan bernegara, terutama perekonomian. Indonesia pun ikut terkena dampaknya.

Perekonomian Indonesia mengalami kontraksi cukup dalam, yakni minus 2,07 persen pada kuartal I 2020. Namun, apa yang terjadi pada Indonesia tersebut dianggap Sri Mulyani masih lebih baik ketimbang beberapa negara di dunia lainnya.

"COVID-19 telah melumpuhkan negara-negara, bahkan negara paling kuat, paling maju, paling kaya sekali pun, mereka sekarang terperosok di dalam kondisi ekonomi yang tidak baik," ucap Sri Mulyani dalam kegiatan temu stakeholder untuk percepatan pemulihan ekonomi nasional, Kamis (25/3/2021).

1. Indonesia diklaim ungguli negara-negara G20

Sri Mulyani: COVID-19 Lumpuhkan Ekonomi Negara Paling Maju dan KayaIlustrasi foto keluarga KTT G20 di Arab Saudi (www.twitter.com/@KSAMOFA)

Baca Juga: Sri Mulyani: Hanya Dua BLU yang Meningkat Selama Pandemik COVID-19

Bendahara negara tersebut kemudian mengambil contoh yang terjadi pada negara-negara anggota G20. Menurutnya,  Indonesia sebagai salah satu anggotanya bisa bernapas lega lantaran kontraksi ekonomi yang terjadi tidak separah beberapa negara maju anggota G20.

"Di G20 selain Italia, kalau kita bicara Inggris, kemudian Perancis bahkan Jerman, Spanyol, dan juga Amerika Serikat semuanya mengalami juga kontraksi yang sangat dalam," imbuh Sri Mulyani.

Kondisi itu terjadi lantaran pandemik COVID-19 memang menjadi sebuah shock therapy yang awalnya berdampak di sektor kesehatan, tetapi selanjutnya menular pada sosial dan ekonomi.

2. Indonesia hanya kalah dari Vietnam di Asia Tenggara

Sri Mulyani: COVID-19 Lumpuhkan Ekonomi Negara Paling Maju dan KayaANTARA FOTO/REUTERS/Kham

Di sisi lain, Sri Mulyani juga kemudian membandingkan kondisi yang terjadi di Indonesia dengan negara-negara lain di regional Asia Tenggara.

Ia mengatakan Indonesia hanya kalah dari Vietnam yang pertumbuhan ekonominya yang justru mengarah positif selama pandemik COVID-19.

"Kalau kita lihat sesama ASEAN, apakah itu Thailand, Malaysia, dan Singapura, kecuali Vietnam yang lebih baik dari kita, semuanya mengalami kontraksi jauh lebih dalam," kata Sri Mulyani.

3. Berkat sinergi dan kolaborasi

Sri Mulyani: COVID-19 Lumpuhkan Ekonomi Negara Paling Maju dan KayaANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

Salah satu hal yang membuat kontraksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak sedalam negara lain adalah sinergi dan kolaborasi yang dilakukan oleh sejumlah pemangku kepentingan.

Sri Mulyani mengaku, sinergi dan kolaborasi yang dijalin pihaknya bersama dengan Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), dan juga Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mampu menjaga kontraksi ekonomi di Indonesia tidak terlalu parah.

"Dengan kerja sama yang luar biasa ini kita bisa menahan kontraksi menjadi tidak cukup dalam meskipun di kuartal II kontraksinya 5,3 persen. Sekarang tugas kita adalah mengakselerasi pada 2021 sehingga kita bisa memberikan kesempatan kerja dan mengembalikan kesejahteraan masyarakat," terang dia.

Baca Juga: Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I 2021 Minus 0,1 Persen

Topik:

  • Jihad Akbar

Berita Terkini Lainnya