Sri Mulyani: Indikator Kegiatan Ekonomi Tumbuh Menggembirakan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Pemulihan ekonomi nasional (PEN) mulai menunjukkan tanda-tanda positif meskipun pandemik COVID-19 masih melanda dunia dan khususnya Indonesia. Setidaknya hal itu yang coba disampaikan oleh Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menanggapi perekonomian Indonesia saat ini.
Apa yang disampaikan Sri Mulyani bukannya tanpa alasan. Bendahara negara tersebut menyatakan bahwa beberapa indikator kegiatan ekonomi telah cukup menggembirakan dalam beberapa waktu belakangan ini.
"Seperti ekspor yang sudah tumbuh di atas 8 persen, yakni 8,57 persen, kemudian impor juga sudah tumbuh. Kemudian kita juga lihat konsumsi untuk semen dan baja itu meningkat dan juga kendaraan niaga meningkat," jelas Sri Mulyani dalam kegiatan Temu Stakeholder untuk Percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional, Kamis (25/3/2021).
Kondisi tersebut, lanjut Sri Mulyani, merupakan tanda bahwa perekonomian sudah mulai menggeliat dan diharapkan ini bisa terus terjadi setidaknya hingga kuartal II 2021 mendatang.
"Berbagai indikator inilah yang ingin terus kita dorong sehingga momentum pemulihan ekonomi terutama di kuartal kedua akan terus terjadi," imbuhnya.
Baca Juga: Sri Mulyani: COVID-19 Lumpuhkan Ekonomi Negara Paling Maju dan Kaya
1. Menjaga kepercayaan diri dunia usaha
Guna terus menjaga geliat indikator kegiatan ekonomi tersebut, Sri Mulyani bertekad untuk bisa meningkatkan dan menjaga kepercayaan diri dunia usaha agar mau kembali untuk melakukan aktivitas ekonominya.
"Yang paling penting adalah masyarakat dan dunia usaha, yaitu masyarakat bisa ikut menjaga diri dari COVID-10 dan dunia usaha mulai punya confidence untuk bangkit kembali," ujar Sri Mulyani.
2. Bersinergi dengan sektor jasa keuangan
Sebagai cara untuk bisa membangkitkan rasa percaya diri dunia usaha, Sri Mulyani bakal terus menggandeng Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dalam memberikan kebijakan-kebijakan yang memudahkan bagi mereka.
"Kami semua akan bersama-sama, terus menjaga, memonitor, dan merespon bahkan menyesuaikan kebijakan kami," tambah dia.
Baca Juga: Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I 2021 Minus 0,1 Persen
3. Menyiapkan katalisator demi meningkatkan kepercayaan diri dunia usaha
Di sisi lain, Sri Mulyani dengan segenap otoritas moneter tersebut siap memberikan katalisator dalam berbagai instrumen yang mereka miliki.
Katalisator tersebut bisa dari sisi perpajakan, belanja negara, insentif pajak, bea cukai, dan bahkan pembiayaan dari berbagai lembaga seperti Himpunan Bank Negara (Himbara), Sarana Multi Infrastruktur (SMI), Lembaga Pengelola Investasi (LPI), dan lainnya.
"Jadi kita akan menggunakan semua instrumen agar masyarakat dan dunia usaha memiliki confidence dan kemudian mau melakukan aktivitas, meskipun suasananya memang berbeda, tapi itu tidak menjadi alasan untuk tidak melaksanakan aktivitasnya dengan tetap menjaga protokol kesehatan," jelas Sri Mulyani.
Baca Juga: Sri Mulyani Sebut Ketergantungan BLU ke APBN Mulai Menurun