Sri Mulyani Sakit Hati Bansos untuk Rakyat Dikorupsi

Rakyat harus marah kalau ada pejabat yang korupsi

Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati mengaku sakit hati atas korupsi bantuan sosial (bansos) yang dilakukan oleh eks Menteri Sosial (Mensos), Juliari Batubara pada 2021 lalu.

Perasaan itu disampaikan Sri Mulyani kala menjadi bintang tamu dalam siniar Deddy Corbuzier yang tayang di YouTube, Kamis (6/1/2022).

"Artinya ketika kemarin misalnya ada tiba-tiba korupsi dana bansos, rakyat dapat sarden yang isinya cuma air doang sama ikan sedikit, ibu sakit hati?" tanya Deddy.

Sri Mulyani pun menjawab pertanyaan tersebut sambil menjelaskan bahwa pada dasarnya uang untuk bansos merupakan milik rakyat dan tidak sepantasnya diambil oleh pejabat.

"Sangat, sangat banget, Ded. Basically kan masalah uang negara, APBN itu kan uang kita. Kita selalu pakai hashtag Uang Kita karena kita ngambil uang itu dari perekonomian rakyat. Dari pembayar pajak, perusahaan-perusahaan yang untung bayar pajak, orang yang kerja dapat gaji," kata Sri Mulyani menjawab pertanyaan Deddy.

Baca Juga: Sri Mulyani: Larangan Ekspor Batu Bara agar Listrik RI Tak Padam

1. Rakyat harus marah ketika ada pejabat yang korupsi

Sri Mulyani Sakit Hati Bansos untuk Rakyat DikorupsiPemeriksaan kasus suap pengadaan bansos penanganan covid 19 di gedung KPK Jakarta, Minggu (6/12/2020). (Kompas.com/Antara Foto/Galih Pradipta)

Oleh karena itu, rakyat Indonesia pantas marah ketika ada pejabat yang melakukan korupsi lantaran uang tersebut adalah milik mereka.

"Jadi, sangat boleh rakyat marah, harus marah kalau ada (pejabat) yang korupsi karena tadi uang negara kan harus dikelola dan dijaga secara transparan makanya kami di Kemenkeu kadang-kadang sudah sampaikan ke rakyat berapa uang kita terima dan dari mana saja datangnya," tutur Sri Mulyani.

Baca Juga: 10 Quote Sri Mulyani Ini Membuatmu Jadi Anak Muda yang Berani

2. Sri Mulyani merasa terkhianati bila ada anak buahnya yang korupsi

Sri Mulyani Sakit Hati Bansos untuk Rakyat DikorupsiMantan Direktur Pemeriksaan dan Penagihan Ditjen Pajak Kementerian Keuangan Angin Prayitno Aji jalani pemeriksaan di gedung KPK, Jakarta, Rabu (28/4/2021). (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Sri Mulyani pun turut menyampaikan perasaannya jika ada anak buahnya di Kementerian Keuangan (Kemenkeu) yang melakukan korupsi.

"Kalau di Kementerian Keuangan ada staf saya yang korupsi, you feel betrayed. Nggak sad dong, Ded. Marah karena merasa dikhianati," kata dia.

Kemarahan itu terjadi sebab dia dan seluruh anak buahnya di Kemenkeu diberikan tanggung jawab untuk menjaga uang rakyat yang jumlahnya hingga ribuan triliun rupiah.

"Kalau Anda mengelola Rp2.750 triliun, itu kan bukan uang kamu. Itu people's money, jangan kemecer kata orang Jawa. Jangan kepengen ngambil-ngambil karena itu kan bukan hak kamu," ucap Sri Mulyani.

3. Sri Mulyani sebut korupsi sebagai penyakit luar biasa

Sri Mulyani Sakit Hati Bansos untuk Rakyat DikorupsiPelantikan pejabat Kementerian Keuangan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (Dok. Kemenkeu)

Diberitakan sebelumnya, Sri Mulyani menyebut korupsi sebagai suatu penyakit yang luar biasa berbahaya karena memiliki dampak yang luar biasa merusak.

Hal ini ia sampaikan dalam acara peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia (Hakordia) Kementerian Keuangan 2021, Rabu (8/12/2021).

“Korupsi memiliki dampak yang luar biasa merusak. Kalau kita lihat dari sisi upaya-upaya pemerintah, maka korupsi bisa menggerus apa yang disebut tingkat kepercayaan karena masyarakat tidak bisa lagi mempercayai suatu pemerintah yang dianggap sangat korup sehingga kemudian akan terjadi gejolak politik-sosial, menciptakan inekualitas atau kesenjangan yang luar biasa, menciptakan kerusakan dalam kehidupan sosial-ekonomi,” tutur Sri Mulyani.

Mengingat bahaya yang bisa ditimbulkan oleh tindakan korupsi, Sri Mulyani pun menyatakan bahwa korupsi adalah suatu musuh bersama. Ia menyebut korupsi tidak mengenal lokasi, kedudukan, maupun profesi seseorang.

"Semuanya bisa dihinggapi apa yang disebut penyakit korupsi ini. Jadi, jangan pernah berpikir bahwa korupsi itu hanya untuk pejabat atau kelompok institusi tertentu," kata dia.

Lebih lanjut ia menyatakan bahwa karakter atau budaya antikorupsi harus menjadi sesuatu yang dipahami semua orang. Itu berarti seseorang harus bisa memahami mana yang menjadi haknya dan mana yang tidak boleh atau boleh dilakukan.

"Oleh karena itu kita harus melihat korupsi sebagai suatu musuh bersama," kata Sri Mulyani.

Baca Juga: Sri Mulyani: Utang BLBI Texmaco Rp29 Triliun, Ngakunya Rp8 Triliun

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya