Sri Mulyani Sebut Lifting Migas Terus Alami Penurunan

Bisa mengganggu situasi perekonomian di Indonesia

Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati mengakui adanya penurunan lifting minyak dan gas bumi yang bisa mengganggu situasi perekonomian di Indonesia. Penurunan yang terjadi sepanjang 2021 menciptakan gap yang makin lebar antara permintaan dan produksi minyak serta gas bumi itu sendiri.

"Fakta bahwa produksi minyak dan gas yang terus turun menciptakan gap permintaan yang semakin lebar dan itu dapat berpengaruh terhadap situasi makro ekonomi kita, seperti pada trade balance dan current account balance," kata Sri Mulyani, dalam 'The 2nd International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas 2021,' Selasa (30/11/2021).

Baca Juga: Lifting Migas Pertamina EP di 2019 Belum Capai Target 

1. Kebutuhan minyak dan gas RI terus meningkat

Sri Mulyani Sebut Lifting Migas Terus Alami PenurunanIlustrasi Kilang Minyak (IDN Times/Arief Rahmat)

Penurunan produksi, terutama minyak disebut Sri Mulyani juga memperlebar gap antara kebutuhan energi di Indonesia dalam bentuk bahan bakar dan kebutuhan listrik yang terus meningkat.

"Bagi Indonesia yang notabenenya negara berkembang dengan banyak populasi dan ukuran ekonomi di antara 20 besar dunia permintaan fuel dan energi juga terus meningkat," ujar dia.

Baca Juga: Cadangan Migas Indonesia Diproduksi Terus, Bakalan Habis Gak Sih?

2. Capaian lifting minyak dan gas bumi

Sri Mulyani Sebut Lifting Migas Terus Alami PenurunanIlustrasi Sumur Minyak (IDN Times/Arief Rahmat)

Sri Mulyani kemudian memaparkan capaian produksi minyak terangkut (lifting) minyak dan gas bumi sepanjang tahun ini. Capaian tersebut masih jauh dari target pemerintah yang mencapai satu juta barel per hari

"Lifting minyak dan gas pada 2021 hanya mencapai 707 ribu barel per hari, sedangkan lifting migas kita lihat ganya memproduksi 983 ribu barel per setara minyak per hari (BOEPD)," kata dia.

Baca Juga: Industri Hulu Migas Terus Dorong Pertumbuhan Ekonomi Lho, Ini Faktanya

3. Minyak dan gas bumi jadi industri yang diperhatikan dunia

Sri Mulyani Sebut Lifting Migas Terus Alami PenurunanIlustrasi kilang minyak (IDN Times/Arief Rahmat)

Secara global, minyak dan gas bumi jadi industri yang saat ini tengah dapat sorotan dunia. Hal itu diakui Sri Mulyani lantaran para pembuat kebijakan di dunia kini makin berkomitmen mengatasi isu perubahan iklim.

"Peningkatan suhu bumi mengancam penduduk dunia dan maka dari itu komitmen terhadap perubahan iklim dengan membuat suhu bumi tidak terus meningkat akan mampu berdampak langsung ke industri minyak dan gas sebagai industri yang banyak memproduksi emisi CO2 di dunia," tutur bendahara negara tersebut.

Indonesia, sambung Sri Mulyani, juga tak terlepas dari komitmen untuk mengatasi perubahan iklim tersebut. Maka dari itu, pemerintah bakal berusaha semaksimal mungkin untuk mentransformasikan ide net zero emission carbon di industri minyak dan gas bumi.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya