Sri Mulyani Waspadai Beberapa Hal yang Bisa Ganggu Pemulihan Ekonomi

Inflasi bisa munculkan tapering off

Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati mewaspadai sejumlah hal yang mungkin bisa mengganggu pemulihan ekonomi pada 2022 mendatang.

"Hal yang perlu kita waspadai adalah peningkatan inflasi yang terjadi terutama pada production price indicators, baik di negara maju seperti Amerika, Eropa, bahkan RRT maupun dari sisi kemungkinan transmisi ini pada harga konsumen yang pasti akan meningkatkan tekanan inflasi," kata Sri Mulyani, dalam keterangan pers seusai acara Penyerahan DIPA dan Buku Daftar Alokasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) Tahun 2022 di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (29/11/2021).

Kenaikan inflasi, sambung Sri Mulyani, bakal menimbulkan dampak dari sisi kebijakan moneter terutama di negara maju. Salah satu dampak tersebut adalah tapering off yang bakal dilakukan oleh Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed.

Baca Juga: 5 Dampak Ngeri Krisis Evergrande hingga Tapering Off buat Indonesia

1. Indonesia punya bekal kuat wujudkan pemulihan ekonomi 2022

Sri Mulyani Waspadai Beberapa Hal yang Bisa Ganggu Pemulihan EkonomiIlustrasi Pertumbuhan Ekonomi (IDN Times/Arief Rahmat)

Namun begitu, Sri Mulyani mengungkapkan Indonesia punya modal kuat untuk mewujudkan pemulihan ekonomi tahun depan. Modal tersebut merupakan aktivitas konsumsi dan produksi masyarakat yang telah mengalami peningkatan saat ini.

"Aktivitas konsumsi dan produksi masyarakat yang telah meningkat akan terus menjadi bekal untuk masuk ke 2022 yang lebih kuat lagi dari sisi pemulihan ekonomi," kata Sri Mulyani.

Baca Juga: Sri Mulyani Ungkap Modal Berharga RI Tatap Pemulihan Ekonomi di 2022

2. Indeks keyakinan konsumen juga terus membaik

Sri Mulyani Waspadai Beberapa Hal yang Bisa Ganggu Pemulihan EkonomiIlustrasi Berbelanja (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)

Di sisi lain, optimisme Sri Mulyani terkait pemulihan ekonomi 2022 juga disebabkan oleh semakin membaiknya indeks keyakinan konsumen (IKK) jelang akhir tahun 2021.

IKK pada Oktober 2021 mencapai level 113,4 atau naik 18,74 persen dari bulan sebelumnya yang hanya sebesar 95,5. Kenaikan IKK ini sejalan dengan terjadinya peningkatan mobilitas masyarakat sebagai imbas penurunan kasus harian COVID-19.

"Indeks keyakinan konsumen kita sudah mulai pulih, bahkan mendekati sembelum terjadinya pandemik," kata Sri Mulyani.

Baca Juga: 3 Sektor Ini Bisa Terpukul akibat Tapering Off The Fed 

3. PMI manufaktur Indonesia tunjukkan performa apik

Sri Mulyani Waspadai Beberapa Hal yang Bisa Ganggu Pemulihan EkonomiMenteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam Konferensi Pers APBN Kita, Selasa (23/3/2021) (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Selain berkaca dari IKK, optimisme Sri Mulyani soal pemulihan ekonomi 2022 juga didasari oleh performa apik purchasing manager's index (PMI) manufaktur Indonesia pada Oktober lalu.

PMI manufaktur Indonesia pada periode tersebut ada di level 57,2 atau naik dibandingkan September 2021 yang berada pada peringkat 52,2.

Capaian itu menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah manufaktur Indonesai dan melampaui China dan Korea Selatan. "Level PMI kita juga mengalami kenaikan dengan adanya kemampuan mengelola delta variant," ujar Sri Mulyani.

Topik:

  • Anata Siregar
  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya