Tips Cerdas Susun Daftar Alokasi THR, Gini Caranya supaya Gak Nyesel!

Jangan sampai setelah Lebaran malah jadi bangkrut!

Jakarta, IDN Times - Hari Raya Idul Fitri 1442 H atau Lebaran 2021 masih harus dilalui masyarakat Indonesia dalam kondisi dan situasi pandemik COVID-19. Ini menjadi tahun kedua bagi masyarakat Indonesia menjalani Lebaran saat pandemik COVID-19.

Kendati demikian, hal itu tetap tak mengurangi makna Idul Fitri yang selama ini dijalankan melalui banyaknya tradisi. Tunjangan hari raya atau THR salah satunya. Pemberian THR bagi para pekerja menjadi satu hal wajib setiap Idul Fitri atau Lebaran tiba.

Namun, masih banyak masyarakat Indonesia yang belum tahu bagaimana menggunakan THR dengan bijak sehingga THR hanya numpang lewat saja. Padahal semestinya masyarakat sudah paham di luar kepala bagaimana menggunakan THR yang tepat karena tiap tahun menerimanya.

Di tengah pandemik COVID-19 ini, alokasi penggunaan THR tentunya akan sedikit lebih tricky atau harus dipikirkan matang-matang. Jangan sampai THR yang kamu terima tidak bisa kamu gunakan dengan bijak dan justru membuat kamu kesulitan keuangan pasca-Lebaran.

Berikut ini alokasi THR yang bisa kamu gunakan untuk Lebaran di tengah pandemik berdasarkan penuturan Lead Financial Trainer QM Financial, Ligwina Hananto yang diambil dari Obrolan Berkah Seputar Ekonomi Syariah (OBSESi) bersama IDN Times.

Baca Juga: Menaker: 2 Ribu Lebih Laporan Soal THR, Terbanyak di DKI Jakarta

1. Mudik

Tips Cerdas Susun Daftar Alokasi THR, Gini Caranya supaya Gak Nyesel!Ilustrasi Roadtrip (Mudik) (IDN Times/Mardya Shakti)

Alokasi THR pertama adalah untuk mudik. Ligwina mengatakan, ini merupakan satu keharusan ketika Lebaran tiba dan THR digunakan untuk keperluan mudik seperti membeli tiket baik itu pesawat, kereta, bis, dan lain sebagainya.

Namun, pandemik COVID-19 yang telah berlangsung selama dua tahun ini membuat mudik sulit dilakukan karena selain adanya larangan dari pemerintah, juga ada ketakutan untuk membuat virus corona menyebar lebih luas lagi.

"Jadi harusnya ada yang bisa sedikit dihemat karena pada bulan Lebaran nggak bisa mudik dan anggarannya bisa dialihkan ke bulan lainnya sehingga puncak pengeluaran untuk transportasi di minggu-minggu mudik akan bergeser," ujar wanita yang karib disapa Wina tersebut.

2. THR untuk orang yang dipekerjakan

Tips Cerdas Susun Daftar Alokasi THR, Gini Caranya supaya Gak Nyesel!Ilustrasi uang (IDN Times/Arief Rahmat)

Alokasi THR berikutnya adalah untuk pos THR bagi orang-orang yang bekerja untuk kita, utamanya adalah untuk kita yang sudah berumah tangga. Misalnya, kata Wina, adalah untuk asisten rumah tangga (ART), tukang kebun, satpam, tukang kebersihan, dan lain sebagainya.

"Itu semua harus dikasih THR loh. Dari situ kita tahu ada hak orang lain dari THR kita dan kalau sekiranya memberatkan pakai uang sendiri maka iuranlah dengan orang lain, seperti tetangga dan saudara," terang dia.

Baca Juga: 6 Tips Memanfaatkan THR untuk Miliki Jaminan Kesehatan 

3. Open house atau halal bi halal

Tips Cerdas Susun Daftar Alokasi THR, Gini Caranya supaya Gak Nyesel!Ilustrasi Idul Fitri (IDN Times/Sukma Shakti)

Salah satu tradisi dalam lebaran adalah open house atau halal bi halal atau berkunjung ke rumah sanak saudara untuk bermaaf-maafan.

Sebelum pandemik, hal ini lumrah terjadi. Namun, ketika pandemik COVID-19 banyak masyarakat yang tidak membiarkan rumahnya kedatangan orang lain demi mengurangi penyebaran virus corona.

"Yang kayak begini selama pandemik harusnya berkurang juga dong. Jadi ongkos kumpul-kumpul berkurang sehingga seharusnya ada sedikit yang bisa dihemat yaitu mudik sama open house," tutur Wina.

4. Bayar utang dan investasi

Tips Cerdas Susun Daftar Alokasi THR, Gini Caranya supaya Gak Nyesel!Ilustrasi Utang (IDN Times/Mardya Shakti)

Oleh karena itu, ketika ada sedikit penghematan dari sisi mudik dan open house, maka THR dapat dialihkan untuk pos yang lain. Wina mengatakan, setidaknya alokasi anggaran THR tersebut bisa kamu alihkan ke dua hal. Pertama untuk bayar utang dan kedua adalah untuk investasi.

Adapun utang yang dimaksud Wina adalah utang yang bisa diselesaikan dengan sekali bayar, bukan cicilan tiap bulan seperti rumah, KTA, mobil, motor, barang elektronik, dan lain-lain.

"Tapi ada dua utang yang aku galak banget soal ini, satu utang kartu kredit, dua utang pinjol (pinjaman online). Dua utang ini nggak ada toleransi. Kalau kamu punya utang kartu kredit lunasin 100 persen, kalau kamu punya utang pinjol lunasin 100 persen," jelas Wina.

Bagi Wina, dua utang itu merupakan jenis utang konsumtif yang tidak ada gunanya dan justru dapat membuat kamu bangkrut jika tidak dilunasi dalam waktu segera.

"Mau pakai kartu kreditnya boleh, tapi begitu jatuh tempo langsung bayar 100 persen. Nah kalau pinjol ini, kamu gak usah nyobain, gak usah mencoba di-download, gak perlu karena pinjol ini bahaya sekali," sambungnya.

Di sisi lain, bagi kamu yang tidak memiliki utang dan keuangan kamu relatif sehat maka alokasi THR dari penghematan mudik dan open house bisa kamu gunakan untuk investasi.

Namun, sebelum investasi ada baiknya kamu menentukan tujuan dari investasi itu sendiri sehingga kamu tahu produk investasi apa yang akan kamu gunakan. "Tentukam tujuanmu mau apa, kalau ada tujuan yang jelas maka kamu bisa memilih produk investasi yang cocok dengan tujuan kamu," kata Wina.

Baca Juga: 5 Tips Mudah Mengelola THR Lebih Bijak dengan Dompet Digital

Topik:

  • Hana Adi Perdana
  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya