Transisi Energi di RI, Minyak dan Gas Masih Dibutuhkan

Minyak dan gas bisa beriringan dengan energi terbarukan

Jakarta, IDN Times - Energi terbarukan jadi isu yang kerap dibicarakan lantaran peran pentingnya untuk masa depan. Meski begitu, sumber energi lama seperti minyak dan gas masih dibutuhkan guna kepastian keamanan energi.

Menurut Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Dwi Soetjipto, isu transisi energi perlu ditangani secara hati-hati dengan mempertimbangkan kesinambungan, keamanan, dan ketersediaan energi.

"Salah satu isu global yang memengaruhi industri migas dunia adalah transisi energi, sebagaimana disebutkan dalam protokol Kyoto, Paris Agreement, atau kesepakatan global lainnya yang juga dirancang oleh banyak negara, termasuk Indonesia," kata Dwi dalam keterangan resmi yang diterima IDN Times, Rabu (14/9/2022).

Baca Juga: Target Pertumbuhan Ekonomi 5,3 Persen di 2023 Berat Terkejar

1. Pertumbuhan ekonomi Indonesia butuh ditopang oleh energi

Transisi Energi di RI, Minyak dan Gas Masih DibutuhkanIlustrasi hulu migas (Dok. SKK Migas)

Dwi menambahkan, sebagai salah satu kawasan yang sedang berkembang, Indonesia jadi negara di Asia Tenggara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia. Oleh karena itu, Indonesia diyakini Dwi membutuhkan energi guna menopang pertumbuhan tersebut.

"Kami mendukung penuh komitmen pemerintah terhadap energi terbarukan, namun kami juga sangat yakin bahwa sektor migas, khususnya gas, masih sangat relevan dalam memainkan peran yang lebih strategis dalam transisi energi. Tantangannya kini adalah bagaimana meningkatkan produksi, sekaligus mengurangi emisi karbon pada saat yang bersamaan," beber dia.

Baca Juga: Subsidi Energi Capai Rp211 Triliun di 2023 

2. Target Indonesia di sektor energi

Transisi Energi di RI, Minyak dan Gas Masih DibutuhkanIlustrasi Sumur Minyak (IDN Times/Arief Rahmat)

Oleh karena itu, lanjut Dwi, dengan mempertimbangkan potensi sumber daya dan mengupayakan target emisi, Indonesia tidak hanya sedang mengejar target produksi minyak sebesar 1 juta bpd dan gas sebesar 12 miliar kubik pada 2030 nanti, tetapi juga meningkatkan dampak berganda bagi perekonomian serta mendorong kesinambungan lingkungan.

Di sisi lain, Dwi optimistis gugusan kepulauan Indonesia masih menyimpan cadangan potensial. Dari 128 basin, produksi migas Indonesia baru berasal dari 20 basin.

Dwi mengatakan, masih ada 68 persen yang belum dieksplorasi. Bahkan, pengeboran eksplorasi baru-baru ini di Laut Andaman menunjukkan hasil positif dengan adanya potensi cadangan gas.

"Kami mengundang lebih banyak kegiatan eksplorasi di kawasan ini. Kami ingin melakukan pengeboran 700 struktur, di mana kami berharap menemukan potensi besar. Kami juga menjajaki kegiatan eksplorasi besar-besaran untuk menemukan potensi cadangan migas nonkonvensional," ujarnya.

Baca Juga: Jokowi: Kita Tinggalkan Energi Fosil dan Beralih ke Energi Terbarukan

3. SKK Migas dukung pabrikan lokal tembus pasar global

Transisi Energi di RI, Minyak dan Gas Masih DibutuhkanIlustrasi hulu migas (Dok. SKK Migas)

Sebelumnya, SKK Migas menyatakan komitmennya untuk mendukung pabrikan lokal penunjang industri hulu migas dalam negeri agar bisa menembus pasar global. Hal tersebut dibuktikan dengan pemberangkatan perlengkapan dan logistik delegasi Indonesia Pavilion yang akan dipamerkan di Eksibisi Migas Asia (Oil & Gas Asia – OGA Exhibition 2022) di Kuala Lumpur, Malaysia, pada 13-15 September 2022.

Sebanyak 20 perusahaan dalam negeri, termasuk pabrikan lokal penunjang industri hulu migas yang akan ambil bagian dan tergabung dalam delegasi Indonesian Pavilion di pameran tersebut.

"Pemerintah Indonesia melalui SKK Migas sangat serius mengawal dan memfasilitasi pabrikan dalam negeri untuk tembus ke pasar regional dan global. Kami bahkan sudah menyusun waktu pertemuan peserta delegasi Indonesian Pavilion dengan para pengambil keputusan dari perusahaan minyak internasional," ucap Kepala Divisi Pengelolaan Rantai Suplai dan Analisis Biaya SKK Migas, Erwin Suryadi, dalam pernyataannya di Jakarta, Rabu (7/9/2022).

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya