Wamen BUMN: Bengkaknya Biaya Pembangunan Kereta Cepat Wajar

Hampir semua kereta cepat dibangun dengan biaya membengkak

Jakarta, IDN Times - Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) II Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, pembengkakan biaya atau cost overrun adalah hal lumrah dalam pembangunan Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB).

Menurut pria yang karib disapa Tiko tersebut, semua proyek kereta cepat di dunia pasti mengalami cost overrun.

"Cost overrun saya rasa wajar, semua proyek kereta cepat di dunia pasti ada cost overrun-nya. Gak ada project yang exactly sama," kata Tiko dalam program Ngobrol Seru IDN Times, Rabu (7/12/2022).

Baca Juga: Ada Kereta Cepat, Pemerintah Mau Argo Parahyangan Jadi Kereta Logistik

1. Kereta cepat London-Paris

Wamen BUMN: Bengkaknya Biaya Pembangunan Kereta Cepat WajarKereta Eurostar. standard.co.uk

Tiko pun menyampaikan, proyek besar seperti kereta cepat yang menghubungkan Paris dan London pun tak terhindar dari pembengkakan biaya.

"Kalau mau lihat sejarahnya, mau yang di bawah Selat Channel itulah dari London-Paris (alami cost overrun)," kata dia.

2. Awalnya PD tanpa bantuan APBN

Wamen BUMN: Bengkaknya Biaya Pembangunan Kereta Cepat WajarIlustrasi APBN. (IDN Times/Aditya Pratama)

Tiko pun bercerita bahwa pada awalnya banyak pihak yang meyakini tidak perlu menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk pembangunan KCJB.

Namun, seiring berjalannya waktu ditambah dengan pandemik COVID-19, pembiayaan dari BUMN saja tidak sanggup membiayai pembangunan KCJB.

"Dulu kan kita meyakini gak perlu lah APBN tapi setelah kita lihat kekuatan BUMN-nya gak sekuat yang kita bayangkan, apalagi after COVID kan sehingga kita harus masukkan PMN untuk memperkuat BUMN-nya termasuk yang cost overrun-nya," tutur Tiko.

3. Pembengkakan biaya pembangunan KCJB masih murah

Wamen BUMN: Bengkaknya Biaya Pembangunan Kereta Cepat WajarMenteri BUMN, Erick Thohir (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Sebelumnya diberitakan, pembengkakan biaya pembangunan kereta cepat yang diketahui sejauh ini tercatat sekitar 1,1-1,9 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau mencapai Rp27 triliun.

Menteri BUMN, Erick Thohir menyebut, biaya tersebut masih termasuk lebih murah lantaran pembangunan dilakukan di tengah kenaikan harga baja dan komoditas dunia.

Adapun kelebihan biaya pembangunan bakal ditutupi dari pinjaman atau utang di perbankan. Kendati begitu, Erick tidak merinci nominal pinjaman guna menutupi nilai cost overrun tersebut.

"Cost overrun itu dihitung total masih lebih murah kalau dibangun hari ini karena harga bajanya naik luar biasa, dan juga yang lain-lainnya juga naik," kata Erick kepada awak media di Lobby Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (19/10/2022).

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya