[WANSUS] Nona Rara, Kisah Brand Lokal Batik yang Mendunia

Nona Rara Batik sempat tampil di Times Square, New York

Jakarta, IDN Times - Jenama Nona Rara Batik menjadi satu dari 16 jenama lokal yang tampil di Times Square, New York, Amerika Serikat (AS) beberapa waktu lalu. Nona Rara Batik sendiri telah hadir sejak 11 tahun lalu atau tepatnya 2010.

Sejak saat itu sampai sekarang, Nona Rara Batik mendapat tempat tersendiri di kalangan konsumen loyalnya. Lantas, bagaimana perjalanan Nona Rara Batik dari dulu hingga kini dan sempat mejeng di Times Square?

Berikut petikan wawancara IDN Times dengan salah satu pendiri Nona Rara Batik, Pipiet Noor dalam program Live Instagram Ngobrol Seru, 27 Agustus lalu.

Baca Juga: 9 Inspirasi Blazer Batik dan Tenun, Cocok untuk Acara Formal!

Bagaimana ide awal mendirikan Nona Rara Batik?

[WANSUS] Nona Rara, Kisah Brand Lokal Batik yang MenduniaRagam produk Nona Rara Batik. (dok. Nona Rara Batik)

Itu pertanyaan yang selalu ditanyakan dan saya suka bingung menjawabnya, tapi kalau bisa cerita sedikit aku dulu kan kecil di Solo, tinggal sama eyang yang memang punya usaha pengrajin batik. Usaha dari keluarga ini kan kemudian gulung tikar sih pas krismon (1998).

Cuma ya aku dan kakakku sebenarnya juga nggak dipersiapkan sih untuk melanjutkan bisnis batik atau semacamnya. Kami kuliah kayak biasa, lalu lulus, terus bekerja jadi karyawan. Nah di situ jadi cikal bakalnya si Nona Rara karena pas kami kerja itu punya problem.

Kami kan memang suka pakai batik cuma sekitar 10-11 tahun yang lalu kami sulit mencari batik untuk bisa dipakai dalam kegiatan sehari-hari, yang ada di pasaran itu kecenderungannya adalah batik yang kesannya tua atau gak memang batik yang dibuat untuk undangan atau kalau nggak harganya juga selangit.

Nah dari situ, aku sama kakakku, Mba Atik kan memang senang banget belanja kain dan kita mulai ngejahitin kain-kain kita nih. Kita pakai satu eh ada teman nanyain kok lucu, terus kita bikinin dari satu jadi dua, dari dua jadi empat, empat jadi delapan. Ya sebenarnya mengalir aja gitu sih sampai pada tahun 2011 kita memberanikan diri ada offline store di ITC Kuningan.

Semuanya mengalir aja sih dan mungkin alam semesta juga mendukung karena tahun-tahun setelahnya beberapa perkantoran seperti pemda, kantor swasta, dan bank mengharuskan pegawainya pakai batik di hari tertentu. Jadi ya itu juga salah satu support yang cukup besar dalam perjananan Nona Rara di awal-awal.

2011 jadi tahun kelahiran Nona Rara tapi sebenarnya mulai merintis itu awalnya setahun sebelumnya.

Ada filosofi apa di balik nama Nona Rara Batik?

[WANSUS] Nona Rara, Kisah Brand Lokal Batik yang MenduniaPipiet Noor, founder Nona Rara Batik (tayangan IG TV di Instagram/@idntimes)

Kalau nama 'Nona Rara' sih dulu juga sebenarnya nggak mikir karena memang ini nama dari anak Mbak Atik, kakak saya yang juga salah satu founder Nona Rara Batik.

Terus kalau kenapa dulu kita muncul di awal dengan warna pink itu sebenarnya nunjukkin bahwa kita muncul sebagai brand batik yang kesannya nggak tua dan memang di awal-awal kita mudah dikenali karena koleksi batik kita yang warna-warni.

Selain itu juga produk batik kami yang ringan, yang muda, dan yang bisa dipakai buat daily, bukan cuma buat dipakai undangan.

Baca Juga: 4 Fakta Perjalanan Bisnis Holywings, Awalnya Kedai Nasi Goreng

Apa kesulitan ketika ingin membuat Nona Rara Batik?

[WANSUS] Nona Rara, Kisah Brand Lokal Batik yang MenduniaRagam produk Nona Rara Batik. (dok. Nona Rara Batik)

Kalau di awal-awal memang sebenarnya pada saat itu Nona Rara masih menjadi sampingan kami, jadi less pressure sehingga kami menjalankannya dengan rileks dan kalau pun gak laku yaudah dipakai sendiri.

Cuma setelah masuk di beberapa tahun kemudian ketika Nona Rara tumbuh, kesulitan-kesulitan itu banyak sih. Kami kan muncul awal-awal secara online, zaman jualan di Facebook dan Facebook saat itu tidak diperuntukkan untuk bisnis tiba-tiba akun kami hilang, sementara masih ada puluhan transaksi tiba-tiba paginya hilang nggak ada bekasnya.

Terus kita harus gerak cepat merintis online dengan Instagram saat itu. Banyak juga kendala ketika kita mulai ingin scale up. Batik ini juga kan lebih tricky, tidak seperti tekstil-tekstil pabrikan lainnya karena utk memproduksi satu jenis batik dengan kuantitas besar itu challenge juga dan kita harus benar-benar men-challenge pengrajin daerah untuk memproduksi satu jenis batik dengan motif dan warna yang sama persis.

Kemudian untuk batik, jemur dengan tingkat keteduhan beda akan menghasilkan warna beda dan banyak sih sebenarnya challenge yang kita hadapi ketika ingin berusaha melakukan scale-up usaha kami.

Kita melihat potensi Nona Rara ada dan berkembang setelah ada support dari suami saya, Dimas untuk menggarap Nona Rara lebih serius, kita mulai create website, Instagram, dan kini hadir di marketplace.

Bisa ceritakan dinamika menjalankan Nona Rara Batik di awal tahun operasinya?

[WANSUS] Nona Rara, Kisah Brand Lokal Batik yang MenduniaRagam produk Nona Rara Batik. (dok. Nona Rara Batik)

Masalah sebenarnya kalau kita flashback, apalagi aku, Mbak Atil, dan Dimas sama sekali nggak punya backgoround bisnis. Background kita pegawai aja dan di situ kita pernah ngalamin kebocoran keuangan, tapi ya itu balik lagi kita anggap itu sebagai bahan belajar.

Kebetulan dalam beberapa tahun lalu mulai banyak muncul kelas-kelas bisnis jadi kita berusaha apa yang bisa di-upgrade dari ilmu yang sudah ada ya kita ikut aja. Kita gak peduli pengajarnya lebih muda dari kita ya. Kita banyak ikut kelas-kelas bisnis di awal-awal bagaimana caranya mengatur keuangan, seperti memisahkan keuangan usaha dan pribadi. Apalagi dulu di kelas mungkin dari usia kita jadi yang paling tua sehingga kita dikenal kayak millennial senior. Ya kita sih pede pede aja yang penting kita dapet ilmunya dari sana.

Selain dari kelas, bahan belajar paling banyak itu dari customer kita sendiri sih. Kita berusaha semaksimal mungkin cuma dari awal aku banyak langsung terjun dan handle sehingga benar-benar tahu problem apa yang dihadapi oleh customer dan kami (Mbak Atik dan Dimas) pecahkan bareng-bareng.

Baca Juga: Gokil! 16 Brand Lokal Bertengger di Times Square New York

Bagaimana awalnya ide untuk mengajak penjahit lokal untuk membantu bisnis Nona Rara Batik?

[WANSUS] Nona Rara, Kisah Brand Lokal Batik yang MenduniaRagam produk Nona Rara Batik. (dok. Nona Rara Batik)

Ini juga sebenarnya cerita menarik bagi kami pribadi ya karena di awal-awal seperti yang aku ceritakan kalau Nona Rara itu dimulai dari iseng dan benar-benar dimulai dari satu dua baju. Kita awalnya menjahit di penjahit langganan kita, katakanlah penjahit kampung yang mereka juga tinggalnya di pemukiman padat dan jujur saja waktu itu kuantitas dari kami belum memungkinkan kami untuk masuk ke konveksi besar kan.

Batik sendiri kan ada challenge untuk menjahit dan memotong pola batik yang nggak bisa kayak di konveksi yang ditumpuk dan digunting sekaligus, tapi benar-benar harus satu-satu karena ada beberapa pola yang nggak bisa dikerjakan secara massal.

Dari situ kebetulan customer kami, dari hasil review dan ngobrol, mereka menyampaikan kalau Nona Rara Batik cocok dengan mereka, cutting-annya sesuai dengan mereka. Kami mengalir begitu aja, kami tumbuh dan berproses bersama sih jadi ketika penjahit ini ada kendala untuk mengembangkan timnya, kami juga support apa yang bisa kami bantu.

Bagaimana ceritanya Nona Rara Batik dalam mendaur ulang sisa hasil pembuatan batik hingga tidak menjadi sampah?

[WANSUS] Nona Rara, Kisah Brand Lokal Batik yang MenduniaPipiet Noor, founder Nona Rara Batik (https://www.instagram.com/pipietnoor/)

Dari awal memang aku sama Mbak Atik berusaha untuk tidak menjadikan perca-perca ini jadi sampah begitu saja. Mbak Atik juga senang prakarya sehingga awal-awal itu memang waktu produksinya masih kecil sudah selalu kan kalau kain batik bukan kain meteran jadi sisa kain ya itu lebih banyak sebenarnya dari pada tekstil biasa karena kan per dua meter untuk satu baju.

Nah sisa-sisa kainnya itu memang yang masih memungkinkan untuk digabungkan menjadi satu baju baru kita gabungin jadi satu baju baru. Namun, kalau gak ada ya kita jadikan dompet atau aksesoris lainnya.

Cuma beberapa yang sudah tidak bisa manfaatin biasanya kita tawarin ke para artist atau pengrajin seni dan kerajinan tangan. Siapa yang mau tinggal diambil saja yang penting bukan untuk kita kiloin dan kita jual.

Kemudian beberapa juga memang kita kirim ke SLB di Wonosobo, kemudian ke penjara wanita untuk aktivitas-aktivitas semacam itu. Itu sih sebenarnya sudah berjalan selama beberapa tahun sampai pada akhirnya kita memutuskan pada tahun ini untuk menuangkannya ke lini bisnis baru part of Nona Rara.

Jadi kita ada semacam sub-part of Nona Rara, baru keluar satu koleksi, tetapi fokusnya di sana adalah kita mengolah limbah-limbah kain untuk dijadikan produk baru yang lebih berguna.

Berapa produksi Nona Rara per bulannya saat ini?

[WANSUS] Nona Rara, Kisah Brand Lokal Batik yang MenduniaRagam produk Nona Rara Batik. (dok. Nona Rara Batik)

Sebulan ya di kisaran 3 ribu batik. Pandemik jelas berpengaruh juga di kami, cuma ya memang ada banyak strategi yang kami lakukan dan beberapa bulan yang lalu di awal-awal pandemi itu kami juga ada partner baru, HypeFast.

HypeFast memang memberikan tim yang sangat support agar kami bisa bertahan di era yang sangat sulit seperti saat ini. Yang penting adalah bagaimana kita terus memutar otak untuk mencari segala cara supaya si penjahit penjahit ini nggak nganggur dan para pengrajin juga tetap terus memproduksi kain juga.

Di sisi lain, sebenarnya Nona Rara nggak cuma sekedar ngomongin batik dan foundernya, cuma ada keterlibatan banyak pihak di dalamnya sehingga kalau kami menyerah akan banyak yang pada akhirnya ikut menyerah juga.

Berapa omzet sebulan dari Nona Rara?

Kalau omzet rahasia dapur sih sebenarnya, cuma ya yang pasti yang bisa aku bilang Nona Rara sudah masuk kategori PKP aja sih.

Apa yang membedakan Nona Rara dengan kompetitor?

[WANSUS] Nona Rara, Kisah Brand Lokal Batik yang MenduniaRagam produk Nona Rara Batik. (dok. Nona Rara Batik)

Yang membedakan sebenarnya ada banyak cerita. Dari setiap koleksi kita bahwa yang pasti sih ini sebenarnya muncul dari customer juga. Akhirnya kita menyadari bahwa mayoritas customer kami itu menggunakan batik-batik Nona Rara ini untuk daily activity, seperti aktivitas sehari-hari ke kantor.

Jadi, mungkin yang membedakan adalah memang Nona Rara ini menggunakan material-material tradisional semuanya material yang ada di Nona Rara itu adalah material hand made yang dikerjakan oleh pengrajin pengrajin di daerah, tetapi dengan tetap menghadirkan model-model yang modern.

Produk Nona Rara untuk laki-laki dan perempuan atau hanya perempuan saja?

[WANSUS] Nona Rara, Kisah Brand Lokal Batik yang MenduniaRagam produk Nona Rara Batik. (dok. Nona Rara Batik)

Sebenarnya dari namanya kan Nona Rara itu pastikan customer-nya kebanyakan mikirnya ibu-ibu, perempuan-perempuan semua, cuma di situ dari interaksi dengan customer mereka sering banget nanya ada gak buat pasangan, ada gak buat couple.

Untuk saat ini kami berusaha memenuhinya melalui market si ibu-ibu ini tadi yang ingin membelikan pasangannya. Jadi memang untuk saat ini benar-benar belum menyasar kalangan bapak-bapak, tapi memang kita ada beberapa motif yang kita kreasikan untuk kemeja pria, tetapi marketnya masuknya melalui pasangannya atau seragam-seragam kantor.

Bagaimana strategi Tim Nona Rara Batik menjaring target millennial dan Gen Z?

[WANSUS] Nona Rara, Kisah Brand Lokal Batik yang MenduniaRagam produk Nona Rara Batik. (dok. Nona Rara Batik)

Itu memang sampai saat ini kami berusaha terus menyelami kalangan millennial karena memang mengenalkan batik ke mereka ini cukup challenging, cukup menantang.

Namun, kita berusaha belajar dari F&B bagaimana kita melihat bisnis kopi dan sushi. Kita belajar dari sana ketika bisnis kopi ini mencoba merangkul millennial yang luas bukan dengan kopi hitam, dengan kopi yang original, tetapi mereka muncul dengan kopi susu dan kopi aroma tertentu.

Sementara untuk restoran-restoran sushi itu merangkulnya dengan fusion sushi bukan dengan sushi yang tradisional, yang mentah. Makanya kami menerapkan pendekatan serupa, kami memanfaatkan limbah perca yang kita kombinasikan dengan tekstil polos untuk kita perkenalkan ke kalangan millennial.

Jadi, ketika mereka bergaul dengan batik, mereka tidak menggunakan 100 persen batik tulis atau batik yang rumit, tetapi mengenalkan batik yang dikombinasikan dengan material yang nyaman, bisa denim, material kaos atau katun katun polos lainnya.

Kita juga berusaha mencari tahu mereka lebih suka dengan desain dan warna-warna seperti apa. Nah ini yang kita terus berusaha untuk mengenalinya

Bagaimana perjalanan Nona Rara Batik bisa mejeng di Times Square New York?

[WANSUS] Nona Rara, Kisah Brand Lokal Batik yang MenduniaJenama 'Nona Rara Batik' sempat tampil di Times Square, New York. (dok. Nona Rara Batik)

Sebenarnya kemunculan Nona Rara di videotron, di Times Square New York itu merupakan inisiatif dari HypeFast, partner kami di Nona Rara Batik. Jadi, memang inisiatif itu muncul mungkin sebagai teaser untuk membawa misi HypeFast dalam membawa brand-brand lokal untuk bisa tampil di kancah global di akhir 2022 nanti.

Jadi sebenarnya ini bagian dari misi jangka panjang untuk menyiapkan brand-brand lokal ke depannya. Sebenarnya nggak ada hal-hal khusus yang dipersiapkan karena dari Naona Rara Batik sendiri tidak ada cerita yang kami buat buat juga.

Makanya memang ketika kemarin video itu muncul di sana, kami Tim Nona Rara Batik juga merasa ini selebrasi kita, selebrasi bersama gak sekadar selebrasinya founder Nona Rara dan tim, tetapi juga yang ada di sana seperti semua stakeholder kami.

Ada penjahit, pengrajin, dan para jengsis, customer Nona Rara yang benar-benar mengikuti Nona Rara bahkan selama pandemik ada yang setia berbelanja batik.

Ini kan luar biasa karena tanpa para jengsis di sini para penjahit nggak mungkin menggerakkan kakinya di mesin penjahit. Para pengrajin tidak akan memproduksi kain karena ketika ngomongin Nona Rara adalah ngomongin banyak pihak yang terlibat di sini.

Apa dampak buat Nona Rara setelah tampil di Times Square?

[WANSUS] Nona Rara, Kisah Brand Lokal Batik yang MenduniaRagam produk Nona Rara Batik. (dok. Nona Rara Batik)

Kalau misalkan dampak langsung ke penjualan sebenarnya gak terlalu signifikan ya. Cuma di situ kayak customer-customer lama kita itu bermunculan. Mereka seperti ikut selebrasi bersama, mereka seperti ikut nostalgia ya. Mereka bercerita kenal Nona Rara dari mana dan itu bermunculan dan itu menarik buat kami.

Terkait loyalitas konsumen, dari aku pribadi, kita juga pernah membahas itu di tim sebenarnya mungkin karena marketnya Nona Rara ini range usianya ada di 25 sampai 45 cenderung 30 ke atas sebenarnya.

Usia itu sebenarnya adalah usia matang, usia yang settle dan kalau mereka sudah cocok di satu produk atau brand mereka enggan beranjak. Nah itu sebetulnya menjadi challenge buat kami agar kami bisa terus merangkul mereka, memberikan mereka pelayanan yang maksimal.

Apa yang berikutnya ingin dicapai oleh Nona Rara setelah tampil di videotron Times Square?

[WANSUS] Nona Rara, Kisah Brand Lokal Batik yang MenduniaLogo brand Nona Rara Batik (nonarara.com)

Kalau untuk penjualan keluar sih kita mulai dengan Malaysia dan Singapura untuk saat ini, tapi masih ke end user. Untuk ekspor, saat ini bukan dalam jumlah yang banyak melainkan masih melalui marketplace.

Target penambahan negara masih menjadi salah satu obrolan kami karena banyak juga jangka pendek yang masih akan terus kita coba realisasikan dan masih akan kita garap. Mungkin bulan depan juga atau 2 bulan lagi akan ada koleksi spesial kami kolaborasi dengan salah satu brand yang cukup besar sih.

Apa tips memulai bisnis dari Founder Nona Rara Batik?

[WANSUS] Nona Rara, Kisah Brand Lokal Batik yang MenduniaPipiet Noor, founder Nona Rara Batik (https://www.instagram.com/pipietnoor/)

Sebenarnya setiap bisnis itu pasti ada trial dan error-nya sih. Jadi sebenarnya ya sudah mulai saja dan sembari memulai itu kita bisa belajar banyak hal sih.

Maksudnya, kita bisa belajar dari kesalahan-kesalahan itu sendiri. Kita bisa belajar dari partner dan kita bisa belajar dari banyak hal intinya sih mulai saja karena mau dipersiapkan sebaik apa pun namanya bisnis tidak akan mulus sih karena kalau gak dimulai saja dulu bakal jadi wacana saja sih.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya