Apa Itu Prakiraan dalam Bisnis? Begini Ketepatan dan Keterbatasannya

Metode seperti "ramalan" dalam bisnis

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengartikan prakiraan berdasarkan dasar katanya, yakni prakira. Prakiraan berada dalam kelas nominal atau kata benda sehingga prakiraan dapat menyatakan nama dari seseorang, tempat, atau semua benda, dan segala yang dibendakan.

Dalam dunia bisnis, prakiraan merupakan sebuah metode untuk menentukan penjualan di masa depan atau yang lebih sering disebut dengan forecasting.

Prakiraan adalah salah satu metode untuk melakukan perencanaan dan pengendalian produksi untuk menghadapi situasi ketidakpastian di masa yang akan datang. Prediksi yang dimaksud di sini adalah produk yang akan diminta pasar pada masa depan.

Agar lebih jelas, mari kita simak penjelasan tentang prakiraan dalam bisnis. Mulai dari penerapan, ketetapan dan keterbatasannya. Keep scrolling!

1. Penerapan prakiraan

Apa Itu Prakiraan dalam Bisnis? Begini Ketepatan dan KeterbatasannyaPerbedaan bisnis dan usaha berdasarkan perilaku terhadap karyawan (pexels.com/vlada-karpovich)

Dalam penerapannya, prakiraan memiliki dua metode yang terbagi menjadi dua yaitu kualitatif dan kuantitatif. Kualitatif merupakan penerapan yang dilakukan berdasarkan analisis secara deskriptif dan pendapat-pendapat yang diambil, sedangkan penerapan kuantitatif dilakukan berdasarkan hitungan secara sistematis.

Berikut penjelasan dari dua metode tersebut:

1. Prakiraan kuantitatif

Dalam menerapkan prakiraan kuantitatif ada beberapa metode yang kerap kali digunakan, yaitu sebagai berikut:

a. Time series

Metode pertama merupakan metode yang dilakukan untuk memperkirakan dengan data yang ada di masa lalu melalui sebuah variabel atau kesalahan yang pernah dilakukan di masa lalu yang waktunya berurutan. Seperti hari, minggu, bulan, dan tahun.

Untuk menggunakan metode time series terdapat dua alat analisis yaitu dekomposisi dan pemulusan.

  • Pemulusan merupakan prediksi yang didasarkan kepada rata-rata kesalahan masa lalu. Caranya dengan menambahkan persentase kesalahan prakiraan sebelumnya, yang didapatkan dari perbedaan antara nilai sebenarnya dengan nilai prediksinya.
  • Dekomposisi merupakan prediksi atau perkiraan yang didasarkan dengan membagi data waktu masa lalu menjadi beberapa komponen. Komponen tersebut adalah tren, musiman, skulus, dan hal-hal acak yang mempengaruhi, setelahnya dikombinasikan dengan prakiraan dari komponen-komponen tadi kecuali komponen acak.

b. Metode kausal

Metode berikutnya merupakan metode prakiraan yang merupakan model dari sebab-akibat permintaan yang diramalkan dengan beberapa variabel lain yang dirasakan akan berpengaruh. Misalnya, permintaan penjualan sepatu baru mungkin karena banyaknya populasi, jenis kelamin, pendapat masyarakat, budaya daerah, dan bulan-bulan khusus.

Model pengalaman yang diusulkan nantinya merupakan kumpulan dari variabel-variabel tersebut yang dianalisis dan ditemukan validitasnya. Metode kausal dilakukan ketika sulit diketahui variabel-variabel apa yang akan mempengaruhi.

2. Prakiraan kuliatatif

Prakiraan kualitatif merupakan metode yang memiliki sifat objektif dibandingkan metode kuantitatif. Hal ini karena metode kualitatif dipengaruhi besar oleh latar belakang dari beberapa orang seperti pendidikan, intuisi, emosi, dan lainnya.

Sehingga biasanya dengan menggunakan prakiraan kualitatif hasil dari setiap orang berbeda. Berikut dibawah ini adalah beberapa teknik yang dipakai untuk melakukan metode prakiraan kualitatif:

a. Survei pasar

Teknik yang pertama sering kali dilakukan dengan meminta pendapat dari beberapa konsumen yang potensial yang memiliki rencana pembelian pada periode pengamatan yang berlangsung. Survei pasar dapat dilakukan dengan banyak cara seperti kuesioner, panggilan telepon, ataupun wawancara langsung.

b. Opini dari eksekutif

Teknik berikutnya dengan meminta pendapat dari kelompok yang lebih kecil namun berpotensial yaitu kepada manajer pemasaran, manajer teknik, manajer keuangan, manajer produksi, hingga manajer logistik. Hasil-hasil dari pendapat tersebut akan digabungkan lalu dibuat model statistik prakiraan.

c. Gabungan tenaga penjualan

Teknik selanjutnya merupakan teknik yang dalam penerapannya harus menggabungkan seluruh tenaga penjualan pada setiap daerah masing-masing yang nantinya akan digabungkan pada tingkatan provinsi maupun nasional. Prakiraan yang didapatkan harus dipertimbangkan dengan sangat baik karena orang-orang tersebut merupakan orang-orang yang berpengalaman secara langsung di wilayahnya.

Baca Juga: Indeks Bisnis UMKM BRI Q2: Produktivitas Bisnis UMKM semakin Melesat

2. Ketepatan prakiraan

Apa Itu Prakiraan dalam Bisnis? Begini Ketepatan dan KeterbatasannyaPerbedaan bisnis dan usaha berdasarkan pandangan tentang konsumen (pexels.com/yankrukov)

Kesalahan prakiraan dapat terjadi yang dikenal dengan residual. Kesalahan prakiraan merupakan perbedaan dari nilai aktual dengan nilai perkiraan untuk periode yang ditentukan.

Metode prakiraan yang baik dan benar akan menghasilkan kesalahan perkiraan yang tidak berhubungan. Jika ada hubungan antara nilai residunya, artinya terdapat informasi yang tertinggal di residu yang harus digunakan dalam menghitung prakiraan.

Hal ini dapat dicapai apabila menghitung nilai yang diharapkan dari suatu residual sebagai fungsi dari sisa masa lalu yang diketahui. Lalu, menyesuaikan perkiraan dengan jumlah nilai yang diharapkan berbeda dari nol.

Metode prakiraan pun harus memiliki rata-rata nol. Apabila residual tidak memiliki rata-rata nol, maka prakiraan akan menjadi bias, dan harus ditingkatkan dengan teknik prakiraan konstanta aditif untuk menyesuaikan rata-rata yang tidak sesuai.

3. Keterbatasan prakiraan

Apa Itu Prakiraan dalam Bisnis? Begini Ketepatan dan KeterbatasannyaManajemen risiko dalam bisnis (pexels.com/christinamorillo)

Banyak keterbatasan dalam menentukan prakiraan, ada beberapa peristiwa dan nilai yang tidak dapat diperkirakan. Ketika ada beberapa faktor yang mengakibatkan prakiraan tidak dapat dipahami dengan baik contohnya di pasar saham, prakiraan kerap berisi kesalahan dan tidak akurat karena tidak cukup data yang dimiliki.

Kebanyakan hasil dari prakiraan justru mengubah perilaku konsumen di pasar yang terlibat, sehingga semakin mempengaruhi keakuratan dari prakiraan. Konsep akan prakiraan justru merusak bisnis itu sendiri karena prakiraan atau prediksinya mempengaruhi bisnis itu dari dalam.

Demikianlah informasi tentang prakiraan dalam bisnis. Prakiraan ini mirip dengan “ramalan” yang digunakan untuk memprediksi seberapa besar produk yang harus di produksi di masa depan.

Baca Juga: AVO Buktikan Perubahan Nyata untuk Lingkungan Lewat Bisnis Kecantikan 

Topik:

  • Rizna Hidayah
  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya