Pengalaman Menakjubkan Menyambangi Kantor Jack Ma di Hangzhou 

Kamu bisa dapat diskon saat belanja jika tersenyum

Hangzhou, IDN Times - Setelah menempuh perjalanan sekitar satu jam dari tempat penginapan, saya bersama 26 orang akhirnya tiba di Gedung Alibaba, Hangzhou, Tiongkak, sekitar pukul 11.00 waktu setempat. Tempat Jack Ma bekerja bersama sekitar 16 ribu karyawannya. Perjalanan cukup lama itu tidak terasa, karena kami disuguhi pemandangan kota Hangzhou yang begitu indah dan tertata.

Siang itu, tepatnya pada 14 September 2018, saya bersama puluhan rombongan jurnalis dari berbagai negara di Asia Tenggara berkesempatan menyambangi kantor Alibaba Grup. Perusahaan ritel raksasa milik orang terkaya nomor tiga di Tiongkok itu. Jack Ma lebih suka menyebut kantornya sebagai kampus, tempat menempa ribuan pegawainya menjadi pebisnis sukses. Mereka bekerja sekaligus tinggal di tempat ini.

Pengalaman Menakjubkan Menyambangi Kantor Jack Ma di Hangzhou IDN Times/Rochmanudin

Kesan pertama saat tiba di gedung itu, sekilas biasa saja. Seperti bangunan perkantoran pada umumnya, rancangannya minimalis dan berdinding kaca. Hanya saja sedikit unik, saat terlihat boneka oranye dengan tinggi sekitar delapan meter dan lebar empat meter, berdiri di antara lantai tiga hingga lima gedung itu. Di perut boneka itu tertulis "I love Taobao". Taobao adalah platform perdagangan berbasis mobile terbesar di Tiongkok. 

Sebelum saya bersama rombongan memasuki kantor Jack Ma, kami mengabadikan momen langka itu di pelataran, meski matahari siang itu cukup menyengat. Gedung enam lantai bertulisan Alibaba Group Worldwide Parner dan rumput hijau berundak menjadi latar foto kami. 

1. Cincin 'ikatan' kerja hingga cermin ajaib

Pengalaman Menakjubkan Menyambangi Kantor Jack Ma di Hangzhou IDN Times/Rohmanudin

Setelah puas dengan dua gaya foto, kami akhirnya menuju ke gedung Alibaba. Kami berjalan sekitar tiga menit menuju lobi gedung di lantai satu. Di ruang lobi, puluhan orang berlalu lalang. Mereka adalah tamu-tamu yang ingin berkunjung ke gedung itu. 

"Setiap hari ada ratusan orang mengunjungi kantor Alibaba, sekadar ingin berkunjung," ujar Director Corporate Affairs Alibaba Group Dian Safitri saat mendampingi rombongan. 

Sekitar 15 menit berada di lantai dasar, kami diajak ke lantai dua melalui anak tangga. Tak jauh dari tangga, kami langsung dihadapkan pada dua cermin ajaib yang menggantung di dinding. Setiap pengunjung boleh mencobanya. Fungsi cermin ini untuk membeli alat kosmetik.  

Beberapa orang diperbolehkan menjajal manfaat cermin itu. Saya pun menjajalnya. Rupanya kita bisa mencoba alat kosmetik yang tertera di cermin itu sebelum kita membelinya secera daring. Saya mencoba memakai lipstik hingga eye shadow, dan hasilnya langsung terlihat di cermin ajaib itu. Saya mesam-mesem, karena wajah saya seperti di-make up sesuai pilihan kosmetik yang saya pilih. 

Setelah kita tertarik pada produk tersebut, cermin langsung menandai untuk pembelian, termasuk harga barang kosmetik tersebut. Jika kita setuju membelinya, cermin akan menghitung semua barang kosmetik yang sudah kita pilih dan sekaligus muncul total harga barang yang sudah kita pilih. 

Pengalaman Menakjubkan Menyambangi Kantor Jack Ma di Hangzhou IDN Times/Rochmanudin

Kemudian, cermin ajaib itu akan menampilkan barkot atau tanda pembayaran, yang dapat dipindai dengan ponsel pintar melalui aplikasi. Setelah transaksi pembayaran berhasil dilakukan, barang-barang yang kita pesan akan diantarkan ke alamat rumah kita. Praktis ya. 

Selasai menjajal cermin ajaib, kami bergeser ke ruangan 'tantangan' yang berjarak sekitar sepuluh langkah. Di antara ruangan itu, terdapat dinding di sebelah kanan yang dihiasi teks berisi tiga 'penghargaan' bagi karyawan Alibaba Grup. 

Penghargaan pertama setiap karyawan yang sudah bekerja selama setahun akan mendapat tanda pengenal berupa 'pin senyum'. Penghargaan ketiga akan diberikan kepada mereka yang sudah bekerja selama tiga tahun. Penghargaan itu berupa kalung. Terakhir, penghargaan berupa cincin 'pengikat' yang diberikan kepada pegawai yang sudah bekerja selama lima tahun. 

Usai menelusuri dinding tersebut, kami tiba di ruangan 'tantangan'. Di tempat ini setiap pengunjung boleh melakukan tantangan, yakni berdiri menggunakan kedua tangan dengan kedua kaki di atas. Tantangan ini memberikan pesan bahwa ada hal berbeda jika kita melihat dunia dengan sudut pandang berbeda. Filosofis.

Baca Juga: 5 Hal Mengenai Jack Ma, Pemilik Alibaba dengan Aset Rp 570 Triliun

2. Senyum untuk diskon

Pengalaman Menakjubkan Menyambangi Kantor Jack Ma di Hangzhou IDN Times/Rochmanudin

Setelah satu jam mengunjungi gedung utama Alibaba Grup, kami beranjak ke gedung lain yang persis berada di belakang gedung utama. Kami diajak ke toko binaan Taobao yang berada di lantai dasar gedung itu. Toko ini sebagai 'embrio' sebelum terjun ke pasar. 

Di dalam toko ini kami menjumpai berbagai produk ritel, tapi umumnya berisi mainan anak-anak dan sovenir Alibaba Grup. Barang-barang di sini umumnya dijual dengan pembayaran daring. Setiap produk tertera barkot dan harganya, yang dipindai menggunakan ponsel pintar. 

Pengalaman Menakjubkan Menyambangi Kantor Jack Ma di Hangzhou IDN Times/Rochmanudin

Sistem pembayaran di toko ini juga bisa dalakukan secara mandiri, tanpa dilakukan di kasir. Yang menarik lagi, setiap pembelian kita dapat potongan harga jika kita terseyum lebar. Caranya, wajah kita harus dipindai di alat sensor kasir mandiri, saat kita melakukan pembayaran secara digital. 

Jika mesin kasir mandiri sudah mendeteksi senyum dua jari kita, maka mesin akan memberikan tanda transaksi pembayaran sudah selesai, berikut diskon. Tapi diskon hanya diberikan untuk sekali saja kepada setiap pembeli. 

"Pembayaran di toko ini juga bisa secara cash, karena yang berkunjung ke sini rata-rata tamu," ujar Dian.

3. Anjungan Alibaba

Pengalaman Menakjubkan Menyambangi Kantor Jack Ma di Hangzhou IDN Times/Rochmanudin

Setelah satu jam berada di toko percontohan Taobao, kita melanjutkan kunjungan ke anjungan Alibaba Grup dengan berjalan kaki melewati pelataran yang luas, sekitar 15 menit. Anjungan tersebut persis berada di paling belakang. Setiap ada tamu yang berkunjung ke Alibaba, pasti akan diajak ke tempat ini. 

Tampak dari luar desain anjungan ini biasa saja. Bahkan seperti pergudangan yang hanya berlantai satu. Tapi begitu memasuki gedung tersebut, saya langsung 'melongo'. Ternyata, di dalamnya seperti bioskop. Sebagian dinding ruang lobi dilapisi big screen yang dipenuhi matrik dan berwarna hitam.  

Tak berlama-lama, kami langsung diajak memasuki lorong di sebelah sisi kiri lobi. Rupanya itu jalan menuju 'studio' tentang profil Alibaba Grup. Pertama kami diajak ke sebuah ruang yang dipenuhi foto-foto profil Jack Ma, bos Alibaba Grup. Mulai foto sejak ia merintis usahanya bersama teman-temannya di apartemen hingga terbentuk perusahaan raksasa Alibaba. Beberapa peralatan kantor seperti mesin ketik manual juga dipamerkan di ruang ini. 

Pengalaman Menakjubkan Menyambangi Kantor Jack Ma di Hangzhou IDN Times/Rochmanudin

Setelah melihat foto-foto profil Jack Ma, kami berjalan ke ruang berikutnya yang berisi layar-layar besar yang berisi angka-angka pendapatan Alibaba di bidang penjualan ritel, seperti angka transaksi penjualan daring per detik hingga per tahun. Ada juga layar lebar yang menjelaskan bagaimana bisnis Alibaba di bidang pengemasan dan distribusi barang, yang semua diolah menggunakan big data. 

Visi misi Alibaba juga dijabarkan di gedung ini secara gamblang, termasuk tanggung jawa sosial perusahaan atau CSR. Bahkan, melalui pengolahan big data, Alibaba dapat membantu pemerintah Tiongkok mengurai kemacetan. Sehingga ambulans dapat berjalan lebih cepat untuk memberikan pertolongan kepada pasien darurat. 

Tak hanya itu, di anjungan ini Alibaba juga memperkenalkan inovasi lain di bidang teknologi. Seperti mesin pencari Google, perusahaan Jack Ma membuat mesin pencarian di dunia maya. Bahkan lebih unik lagi, mesin pencarian ini diaplikasikan ke dalam robot. Pada kesempatan tersebut, si robot pun unjuk gigi dengan menghidupkan alat pendingin ruangan, sebelum menjawab pertanyaan dari kami.

Sayangnya, pada akhir kunjungan ini, sang pemandu yang juga karyawan Alibaba Grup mengingatkan kepada kami, agar tidak mempublikasikan data-data perusahaan yang berada di anjungan tersebut. Alhasil, kami tidak dapat menceritakan lebih detail tentang isi dan data-data Alibaba Grup di dalam anjungan tersebut. Rahasia perusahaan. 

Baca Juga: Taobao Maker Festival: Ajang Pengusaha Muda Kreatif Besutan Jack Ma

4. Supermarket Hema

Pengalaman Menakjubkan Menyambangi Kantor Jack Ma di Hangzhou Alibaba

Usai foto bareng di lobi anjungan, kami melanjutkan kunjungan ke mal yang masih berada di kawasan perkantoran Alibaba. Di dalam pusat perbelanjaan itu, kami diajak mampir ke Hama, supermarket yang menjual bahan makanan segar seperti sayuran, daging, ikan, dan berbagai kebutuhan bahan pokok lainnya. 

Lagi-lagi kami dibuat terheran-heran. Di supermarket ini semua transaksi dilakukan secara offline dan online. Dengan kata lain, pembeli bisa melihat langsung barang-barang yang dijual tapi transaksi pembayaran dilakukan secara daring tanpa uang cash

Khusus untuk pembelian seafood, pembeli bisa memilih langsung dan sekaligus dimasak di tempat tersebut. Setelah dimasak, makanan tersebut bisa disantap di tempat tersebut atau dibawa pulang. Pembayaran juga bisa dilakukan di kasir secara online, bisa juga dilakukan secara mandiri menggunakan mesin. 

Uniknya, setiap barang yang dijual menggunakan label digital. Sehingga setiap kali mengubah harga dapat dilakukan lebih cepat. Pembeli juga bisa mengetahui data-data tenteng kondisi barang tersebut mulai dari harga hingga waktu kadaluarsa.  

Hang Wey, yang memandu rombongan kami mencoba menunjukkan kepada kami untuk melihat profil sayur kangkung, yang sudah dikemas menggunakan plastik. Di kemasan kangkung berukuran 0,5 kg tersebut, tertera label yang menjelaskan kapasitas konsumsi untuk empat orang.

Pengalaman Menakjubkan Menyambangi Kantor Jack Ma di Hangzhou Alibaba

Dia juga memberitahukan kepada kami cara mengetahui profil kangkung tersebut, dengan memindai barkot di kemasan kangkung menggunakan ponsel pintarnya. Hasilnya, kita bisa mengetahui data-data tentang kangkung itu, mulai dari nama petani yang menjual sayur tersebut, lokasi perkebunan, penggunaan jenis pupuk, waktu pengiriman dari petani ke supermarket, hingga waktu kadaluarsa. Semua lengkap. 

Tak hanya itu, semua barang yang sudah dibeli akan ditempatkan di keranjang kecil yang terbagi menjadi dua jenis. Keranjang berwarna hijau berisi sayuran segar, dan keranjang abu-abu untuk bahan makanan lain yang bersifat padat. Keranjang-kerajang yang sudah penuh, oleh pembeli diletakan di rel yang akan berjalan secara otomatis ke bagian pengiriman. 

Lucunya, keranjang-keranjang tersebut berjalan otomatis di bawah loteng hingga terlihat tergelantung menuju ke pergudangan bagian pengiriman. Barang-barang tersebut akan dikirimkan ke rumah dalam waktu 30 menit untuk radius 3 km dari lokasi supermarket ini. 

"Kerancang-keranjang itu gak akan tercampur, karena sudah terdata sesuai nama pembelinya. Lagi-lagi Alibaba menggunakan big data untuk pengaturan ini. Makanya, banyak orang-orang yang pindah rumah ke lokasi yang dekat Hama," ujar Dian. 

Tak puas jika tidak mencicipi aneka seafood di Hama, karena itu pihak Alibaba mengajak kami menikmati masakan di supermarket unik itu. Mulai dari udang, ikan salmon, kepiting, sayuran, hingga buah-buahan dihidangkan di atas dua meja dalam ruang VIP. Tak butuh waktu lama untuk melahap habis sajian ini dan rasanya, hhmm... nganenin. 

5. Mengenal Alibaba Grup

Pengalaman Menakjubkan Menyambangi Kantor Jack Ma di Hangzhou IDN Times/Rochmanudin

Alibaba Grup, adalah bisnis perdagangan ritel terbesar di dunia dari segi Gross Merchandise Value (GMV). Per 31 Maret 2018, perusahaan ini memiliki 552 juta konsumen aktif di marketplace ritel di Tiongkok, yang menghubungkan pelanggan dengan jutaan pedagang dan pemilik merek.  

Dua marketplace terbesar milik Alibaba Grup adalah Taobao dan Tmall yang merupakan platform pihak ketiga bagi para pemilik merek dan peritel. Didirikan pada 1999, perusahaan ini memungkinkan pelaku bisnis mentransformasi cara mereka memasarkan, menjual, dan meningkatkan efisiensi usahanya.  

Perusahaan ini menghadirkan teknologi infrastruktur dan jangkauan pemasaran yang membantu pedagang, pemilik merek, dan usaha-usaha lainnya memanfaatkan kekuatan teknologi baru, guna berinteraksi dengan pengguna dan pelanggan mereka, serta mengoperasikan usaha mereka secara lebih efisien. 

Usaha perusahaan ini terdiri dari perdagangan utama, komputasi awan, media digital dan hiburan, serta inisiatifinisiatif inovatif. Ada juga Ant Financial, perusahaan yang memiliki 33 persen kepemilikan saham, menyediakan layanan-layanan pembayaran dan keuangan bagi konsumen dan pedagang di platform-platform perusahaan ini.  

Pengalaman Menakjubkan Menyambangi Kantor Jack Ma di Hangzhou IDN Times/Rochmanudin

Sebuah ekosistem telah terbentuk dari kehadiran platform-platform dan unit usaha Alibaba Grup yang terdiri dari para konsumen, pelanggan, pedagang, pemilik merek, peritel, usaha lainnya, penyedia layanan pihak ketiga, serta mitra strategis. 

Alibaba Grup memiliki misi memudahkan seluruh masyarakat berbisnis di mana saja. Sang pendiri memulai perusahaan ini untuk membantu pengusaha kecil, dengan kepercayaan bahwa internet akan menciptakan kesempatan dengan memberdayakan para pengusaha kecil memanfaatkan inovasi dan teknologi, agar tumbuh dan berkompetisi dengan lebih efektif di perekonomian domestik maupun global. 

Yang lebih menarik lagi, selain membantu pengusaha kecil, Alibaba Grup juga memiliki visi membangun masa depan infrastuktur perdagangan, agar pelanggan perusahaan ini bertemu, bekerja, dan hidup di Alibaba hingga bertahan selama 102 tahun. 

Alibaba juga menargetkan mampu melayani dua miliar konsumen di seluruh dunia dan mendukung 10 juta perusahaan, untuk beroperasi secara menguntungkan dalam platform-platform perusahaan ini. 

Hal menarik lainnya dari Alibaba Grup adalah keyakinan pada konsep new ritail untuk menghadapi konsumen dan industri ritel yang kini mengalami disrupsi secara radikal akibat teknologi digital. 

Pengalaman Menakjubkan Menyambangi Kantor Jack Ma di Hangzhou IDN Times/Rochmanudin

Mereka percaya e-commerce akan digantikan new ritel, di mana batasan antara online dan offline menjadi semakin hilang. Alibab telah memelopori dan memimpin pengembangan new ritel dengan visi menghadirkan konvergensi pengalaman konsumen online and offline yang sesungguhnya, melalui teknologi mobile dan perusahaan. 

Di Indonesia, tujuan Alibaba Grup adalah memajukan UKM dan para pengusaha lokal dengan berbagi pengalaman di industri ini, serta memanfaatkan teknologi dan platform yang dimiliki perusahaan ini.  

Potensi pertumbuhan digital ekonomi di Indonesia sangat besar, dan UKM lokal juga memiliki kesempatan yang baik untuk memanfaatkan peluang pertumbuhan ini. Misi utama Alibaba adalah mendukung Indonesia untuk memahami dan menyambut new economy.  

Hal ini juga sejalan dengan visi pemerintah Indonesia untuk menjadikan Indonesia sebagai negara dengan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara pada 2020. Dua inisiatif Alibaba untuk mencapai ini adalah menghadirkan kesempatan kepada ekonomi lokal dan memungkinkan berbagai fungsi perdagangan. 

Beberapa anak perusahaan Alibaba Grup di Indonesia di antaranya Lazada, Tokopedia, Fliggy, dan UCweb. Alibaba turut berkontribusi untuk kesuksesan Asian Games 2018 di Indonesia dengan menghadirkan teknologi IT-nya.

Baca Juga: 10 Produk Retail Paling Unik di Taobao Maker Festival 2018 

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya