Diblokir Besok, Pengguna iPhone di AS Buru-buru Download WeChat
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Para pengguna iPhone di Amerika Serikat berbondong-bondong mengunduh WeChat, menjelang implementasi keputusan Presiden Donald Trump untuk memblokir aplikasi tersebut.
WeChat merupakan aplikasi milik perusahaan Tiongkok, Tencent, dipakai pengguna untuk berkirim pesan instan dan melakukan panggilan video. Bersama TikTok yang dimiliki oleh ByteDance, WeChat diklaim berbahaya bagi keamanan nasional oleh Pemerintah Amerika Serikat.
Baca Juga: TikTok dan WeChat Segera Diblokir, Tiongkok Tuduh AS Lakukan Bullying
1. Ranking WeChat melesat di App Store
Menurut pantauan SensorTower yang dikutip Bloomberg, WeChat berada di peringkat 100 sebagai aplikasi yang paling banyak diunduh pada Jumat (18/9/2020). Itu merupakan hari yang sama ketika Trump mengumumkan bahwa WeChat takkan bisa digunakan lagi di Amerika Serikat mulai Minggu, 20 September 2020.
Ini adalah kali pertama aplikasi itu mampu menembus top 500 di App Store. Biasanya WeChat hanya berada di peringkat antara 1.000 hingga 1.500 pada 2020 ini. Lain halnya dengan TikTok, platform video pendek yang memang jauh lebih populer terutama di kalangan remaja.
2. WeChat diblokir karena diklaim mengancam keamanan nasional Amerika Serikat
Editor’s picks
Kementerian Perdagangan Amerika Serikat mengatakan, mulai besok semua perusahaan setempat dilarang melakukan transaksi dengan WeChat. Dengan kata lain, orang-orang yang menggunakan aplikasi itu akan merasakan akses lamban sebab layanan teknologi dari pihak ketiga yang selama ini menyokong WeChat takkan berfungsi.
"WeChat Amerika Serikat untuk semua tujuan praktis akan dimatikan," ujar Menteri Perdagangan Wilbur Ross kepada Fox Business.
Tencent sendiri belum menyampaikan pernyataan resmi terkait langkah Pemerintah Amerika Serikat tersebut.
3. Negosiasi antara TikTok dan Oracle masih menemui jalan buntu
Sementara, pengguna TikTok dilarang mengunduh pembaruan apa saja baik di Playstore maupun Appstore, tetapi masih bisa mengakses aplikasi itu hingga 12 November mendatang.
ByteDance mencapai kesepakatan dengan perusahaan teknologi Oracle. Akan tetapi, Pemerintah Amerika Serikat masih belum puas. Tiongkok sendiri juga belum memberikan restu. Dilansir CNN, ini kemungkinan besar karena isi kesepakatan yang masih meragukan.
Di dalamnya, ByteDance akan terus menjadi pemegang saham utama TikTok. Kantor pusat di Amerika Serikat bakal didirikan dan Oracle dipersiapkan mengurus data pengguna serta mengevaluasi kode keamanan TikTok. Dalam 12 bulan, Oracle akan membuka penawaran publik bagi saham TikTok di bursa Amerika Serikat.
Sementara, Trump sendiri pernah menegaskan bahwa dirinya tidak akan menolak kesepakatan yang masih menyisakan kendali bagi ByteDance. Peraturan baru yang dikeluarkan Trump diduga sebagai cara pemerintah untuk memaksa ByteDance agar menuruti kemauan Amerika Serikat atau kehilangan pasarnya di negara itu.
Baca Juga: Publik AS Gak Bisa Unduh TikTok dan WeChat Mulai 20 September