Muji di AS Bangkrut, Total Utang Mencapai Rp928 Miliar
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Muji di Amerika Serikat mengajukan klaim bangkrut setelah 18 gerainya tutup sejak Maret karena pandemik COVID-19. Dalam klaim yang diajukan pada Jumat 10 Juli 2020, ritel asal Jepang itu meminta perlindungan pemerintah sembari memindahkan penjualan secara online.
"Muji merasakan dampak menghancurkan dari pandemik COVID-19 terhadap toko ritel, dan sebagai akibatnya akan mengambil kesempatan ini untuk memfokuskan tenaga kami di Amerika Serikat ke pasar kunci kawasan dan e-commerce," kata CEO Muji Satoshi Okazaki, seperti dikutip CNN Business.
1. Total utang Muji mencapai Rp928 miliar
Muji Amerika Serikat yang berada di bawah Ryohin Keikaku juga mengungkap pihaknya memiliki utang sebesar Rp928 miliar. Sebagai salah satu langkah untuk meminimalisasi dampak kebangkrutan, manajemen Ryohin Keikaku mengumumkan rencana restrukturisasi dalam 180 hari, termasuk penutupan toko.
"Saya pribadi akan mewujudkan restrukturisasi di Amerika Serikat," kata Presiden Ryohin Keikaku Satoru Matsuzaki, seperti dilansir Nikkei Asian Review. Tidak semua gerai Muji akan ditutup. Satoru memastikan hanya sedikit toko yang berhenti beroperasi gara-gara situasi yang tak menguntungkan ini.
Baca Juga: Buntut Virus Corona, UNIQLO Tutup Seluruh Gerai di Indonesia
2. Ekspansi pasar ke Amerika Serikat yang ambisius, dibarengi dengan pemilihan lokasi premium berkontribusi terhadap kebangkrutan Muji
Editor’s picks
Nikkei Asian Review menduga persoalan finansial yang terjadi pada Muji mulai muncul saat Ryohin Keikaku berambisi untuk melakukan ekspansi pasar ke Amerika Serikat pada 2006. Mayoritas gerai Muji di luar negeri sendiri berada di Tiongkok. Ada 273 toko di negara itu, dibandingkan hanya 18 di Amerika Serikat.
Lokasi-lokasi yang dipilih oleh merek yang populer dengan desain minimalis tersebut juga diduga menjadi beban bagi perusahaan. Misalnya, di New York, Muji memiliki toko di kawasan Times Square dan 5th Avenue yang biaya sewanya setinggi langit. Saat mengajukan klaim bangkrut, Muji masih harus membayar sewa itu.
3. Pendapatan Muji tidak bisa melampaui biaya operasional di Amerika Serikat
Selama 14 tahun, penjualan Muji di Amerika Serikat memang meningkat. Namun, itu rupanya tidak mampu melampaui tingginya biaya sewa toko yang harus dibayarkan. Ini menyebabkan lingkaran setan yang kemudian justru menjadi beban.
Pendapatan operasional Muji di Amerika Serikat per akhir Februari lalu mencapai Rp1,5 triliun. Akan tetapi, pada saat yang sama, Muji juga mencatatkan kerugian bisnis hingga Rp244 miliar.
Matsuzaki mengaku pada tahun lalu pihaknya berupaya melakukan negosiasi dengan pemilik lokasi untuk menurunkan biaya sewa, tetapi tidak ada kesepakatan yang dicapai. Bahkan, saat 10 toko dibuka kembali, pendapatan anjlok sampai 80 persen karena tidak ada pengunjung yang berbelanja.
Baca Juga: Duh, Pizza Hut dan Wendy's Terancam Bangkrut