Sempat Tidak Pasti, Microsoft Kini Tegaskan Niat Akuisisi TikTok

Microsoft merilis pernyataan soal rencana akuisisi TikTok

Jakarta, IDN Times - Perusahaan raksasa teknologi dunia, Microsoft, menegaskan niat terus melanjutkan diskusi soal rencana akuisisi TikTok di Amerika Serikat pada Minggu 2 Agustus 2020.

Dalam sebuah pernyataan resmi, Microsoft seakan ingin menjawab kabar yang sempat simpang-siur yang menyebut perusahaan itu menunda keinginannya membeli media sosial yang sedang naik daun tersebut.

Ini lantaran Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan pihaknya segera memblokir TikTok. Menteri Luar Negeri Mike Pompeo menambahkan, Trump akan memblokir media sosial asal Tiongkok itu "dalam beberapa hari mendatang".

1. Pompeo mengklaim TikTok memberikan data personel pengguna kepada Partai Komunis

Sempat Tidak Pasti, Microsoft Kini Tegaskan Niat Akuisisi TikTokIlustrasi TikTok. IDN Times/Arief Rahmat

Dalam wawancara dengan Fox News pada akhir pekan, Pompeo mengklaim pemerintah Amerika Serikat menemukan bukti bahwa TikTok termasuk salah satu aplikasi yang "memberikan data secara langsung kepada Partai Komunis" di Tiongkok.

Karena itu, lanjutnya, pemerintah akan mengambil langkah-langkah dengan mempertimbangkan "serangkaian risiko keamanan nasional secara luas yang ditimbulkan oleh perangkat lunak yang terhubung ke Partai Komunis" tersebut.

Namun, induk perusahaan TikTok, ByteDance, membantah semua tudingan tersebut. Korporasi yang berkantor pusat di Beijing itu menyatakan, tak mungkin TikTok melakukan hal tersebut karena perusahaannya dipimpin warga AS. 

"TikTok dipimpin oleh CEO Amerika, dengan ratusan karyawan dan pemimpin kunci di bidang keselamatan, keamanan, produk dan kebijakan publik di Amerika Serikat," kata juru bicara ByteDance kepada Bloomberg.

"Kami tak pernah menyediakan data pengguna kepada Pemerintah Tiongkok, kami tidak akan melakukannya juga jika diminta," kata juru bicara itu lagi. 

Baca Juga: Aksi Pemblokiran TikTok: Didorong Motif Politik atau Keamanan Data?

2. Microsoft tetap maju terus untuk membeli TikTok

Walau dengan semua hiruk-pikuk yang terjadi, Microsoft menetapkan niat menjadikan TikTok sebagai bagian dari kerajaan bisnisnya. Bahkan, CEO Microsoft Satya Nadella telah bertemu dengan Trump yang mengaku resah dengan keamanan data pribadi di TikTok.

"Microsoft benar-benar mengapresiasi pentingnya membahas kekhawatiran presiden. Perusahaan berkomitmen untuk mengakuisisi TikTok dengan patuh terhadap peninjauan kembali tentang keamanan secara lengkap, dan memberikan keuntungan ekonomi yang layak kepada Amerika Serikat, termasuk Kementerian Keuangan," tulis Microsoft.

Perusahaan yang didirikan Bill Gates itu juga mengungkap tenggat waktu hingga 15 September 2020, untuk menyelesaikan semua pembahasan dengan ByteDance. Selama proses itu berlangsung, Microsoft menyatakan tetap bersedia berdialog dengan pemerintah Amerika Serikat.

Microsoft juga meyakinkan usai membeli TikTok, pihaknya akan memperkuat perlindungan data dan keamanan digital kelas dunia, termasuk dengan menjamin transparansi bagi pengguna dan pengawasan oleh pemerintah. Semua data pengguna TikTok di Amerika Serikat juga akan tetap berada di negara itu.

Microsoft mengajak para investor Negeri Paman Sam untuk terlibat sebagai pemegang saham minoritas. Analis menyebut ini cara perusahaan menekankan bahwa kegelisahan soal perlindungan privasi akan diatasi. Selain di Amerika Serikat, Microsoft juga menegaskan niat mengakuisisi TikTok di Kanada, Australia, dan Selandia Baru.

3. Upaya Trump memaksakan pemblokiran TikTok tidak jelas

Sempat Tidak Pasti, Microsoft Kini Tegaskan Niat Akuisisi TikTokPresiden Amerika Serikat Donald Trump saat mengunjungi Kantor Pusat Palang Merah Nasional Amerika di Washington, Amerika Serikat, pada 30 Juli 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Carlos Barria

Dalam jumpa pers pada Jumat 31 Juli, Trump sempat mengatakan, ia akan menandatangani perintah eksekutif untuk memblokir TikTok pada Sabtu 1 Agustus 2020. Namun, sampai kini, hal tersebut belum terjadi.

Tidak jelas juga seperti apa wewenang Trump dalam pemblokiran media sosial dan apakah ada kemungkinan gugatan dari TikTok jika itu benar terjadi. Sejauh ini, Amerika Serikat membebaskan media sosial beroperasi dengan alasan kebebasan berekspresi.

Baca Juga: Waduh, Donald Trump akan Larang TikTok di Amerika Serikat Nih!

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya