Survei: Orang Kaya Juga Takut Dampak Pandemik COVID-19

Tapi orang kaya gak naik transportasi umum

Jakarta, IDN Times - Dampak pandemik COVID-19 tidak hanya dirasakan warga dari kelas ekonomi menengah ke bawah. Orang-orang terkaya di dunia sekali pun, memiliki ketakutan tersendiri di tengah penyebaran virus yang kini telah menginfeksi 13 juta orang secara global itu.

Dalam survei yang dilakukan UBS kepada hampir 3.800 investor, ditemukan lebih dari separuh responden mengaku takut tak punya cukup aset, ketika pandemik berikutnya terjadi. Responden lainnya mengatakan khawatir tak bisa meninggalkan cukup uang kepada ahli waris.

1. Sebanyak 70 persen mengaku finansial mereka terdampak pandemik COVID-19

Survei: Orang Kaya Juga Takut Dampak Pandemik COVID-19Penyemprotan disinfektan di Rumah Sakit Osaka City Juso, Prefektur Osaka, Jepang, pada 9 Juli 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/The Yomiuri Shimbun/Naoya Masuda

Melansir Fortune, Kepala Perencanaan Kesejahteraan UBS Bonnie Park mengatakan situasi yang terjadi saat ini "terasa sangat personal", termasuk bagi orang-orang kaya. "Di Amerika Serikat khususnya, sebanyak 82 persen investor merasa hidup mereka telah berubah secara permanen," kata Park.

Kemudian, sebanyak 70 persen mengatakan secara finansial mereka terdampak pandemik COVID-19, dan 36 di antaranya mengaku akibat dari krisis ini "signifikan" terhadap kondisi keuangan mereka.

Selain itu, karena kerja jarak jauh menjadi tren, survei UBS juga menemukan, sebanyak 70 persen orang kaya berencana sebisa mungkin menghindari kantor, dan separuhnya ingin tinggal lebih dekat dengan keluarga. Sebanyak 88 persen lainnya merasa momen sekarang ini saatnya memprioritaskan kesehatan mereka.

Baca Juga: Wow! Miliarder Warren Buffett Sumbang Rp42 Triliun, Tetap Kaya Raya

2. Milenial tajir khawatir mereka perlu bekerja lebih lama untuk mengompensasi kehilangan selama pandemik

Survei: Orang Kaya Juga Takut Dampak Pandemik COVID-19Spanduk menyambut dibukanya kembali sekolah di Manchester, Inggris, pada 2 Juli 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Phil Noble

Para pemodal dari generasi milenial yang berusia antara 24 hingga 35 tahun mengaku, mereka sangat terdampak pandemik COVID-19. Lebih dari 70 persen mengaku keuangan mereka terpengaruh krisis kesehatan publik yang sudah berlangsung sejak Januari ini. 

Persentasi yang sama mengatakan mereka khawatir harus bekerja lebih lama untuk mengompensasi kehilangan finansial selama pandemik. Menariknya, hanya 34 persen Baby Boomers, generasi berumur antara 56 sampai 74 tahun, yang mengaku merasakan hal serupa.

Kegelisahan milenial juga dilatarbelakangi bahwa sepertiga dari mereka turut jadi tulang punggung keluarga.

3. Orang kaya Eropa lebih ingin menjauhi kota-kota besar

Survei: Orang Kaya Juga Takut Dampak Pandemik COVID-19Penumpang kereta bawah tanah di Beijing, Tiongkok, pada 18 Juni 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Tingshu Wang

Perubahan prioritas dalam hidup juga terjadi akibat pandemik. UBS menulis bahwa virus corona membuat para investor kaya "menavigasi sebuah dunia yang berubah". Cara mereka untuk tidak hanya memikirkan pekerjaan, adalah dengan menjauh dari perkotaan yang padat penduduk.

"Mayoritas akan menemukan jalan mereka dengan prioritas yang jelas, pedoman terpercaya, dan apresiasi yang terus-menerus bagi hal-hal paling penting dalam hidup," tulis UBS.

Sebanyak 70 persen mengatakan mereka siap jarang bepergian pada masa depan. Kemudian, sebanyak lebih dari separuh responden dari Eropa mengaku mereka ingin pindah dari perkotaan ke kawasan yang lebih sedikit penduduk. Sementara, hanya 30 persen investor Amerika Serikat yang menginginkan itu.

Baca Juga: Survei: Gen Z dan X Paling Banyak Konsumsi Internet Selama Pandemik

Topik:

  • Rochmanudin
  • Septi Riyani

Berita Terkini Lainnya