Hari Ini, Indonesia-Australia Tanda Tangan Kesepakatan Bebas Dagang

Tapi, kesepakatan dagang itu tidak disaksikan oleh Presiden

Jakarta, IDN Times - Hari ini (Senin 4/3) akan menjadi momen yang bersejarah bagi Indonesia dan Australia. Sebab, kesepakatan perdagangan bebas antara kedua negara akan ditanda tangani. 

Penandatanganan dilakukan di sebuah hotel di area Kuningan Jakarta Selatan. Indonesia diwakili oleh Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita, sedangkan dari Negeri Kanguru dihadiri oleh Mendag Simon Birmingham. Wakil Presiden Jusuf "JK" Kalla dijadwalkan juga hadir untuk menyaksikan penandatanganan kesepakatan bebas dagang tersebut. 

Lalu, mengapa kedua pemimpin negara tidak ikut hadir? Sebab, semula, perjanjian itu akan diteken oleh Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Scott Morrison. 

1. Dalam pandangan pengamat, kesepakatan dagang tersebut sengaja tidak diramaikan karena Indonesia segera menggelar pemilu

Hari Ini, Indonesia-Australia Tanda Tangan Kesepakatan Bebas DagangAntara Foto/Raisan Al Farisi

Dalam pandangan pengamat dari Lowy Institute, Ben Bland, kesepakatan dagang yang sudah bertahun-tahun dinegosiasikan itu akhirnya tidak diberitakan secara besar-besaran lantaran Indonesia akan menggelar pemilu pada 17 April. Perjanjian perdagangan bebas, katanya lagi, tidak termasuk kebijakan yang populer. Ia menilai kebijakan dagang yang sifatnya proteksionis akan selalu jadi andalan warga Indonesia. 

"Ada perasaan di sini bahwa Indonesia tidak selalu membutuhkan investasi asing dan di publik ada rasa permusuhan terhadap kebijakan perdagangan bebas dan terbuka terhadap negara asing," kata Blen seperti dikutip dari stasiun berita ABC pada Sabtu (2/3). 

Ia menambahkan ada beberapa alasan bahwa politisi tidak ingin memainkan terlalu banyak kartu itu. Bahkan, ia mengaku terkejut, karena pemerintah dua negara tetap memutuskan agar kesepakatan dagang ini ditanda tangani walaupun bulan depan digelar pemilu. 

Baca Juga: Apa yang Perlu Kamu Tahu Soal Perang Dagang AS-Tiongkok

2. Masih tersisa perasaan geram dengan rencana Australia yang ingin memindahkan Kedutaannya ke Yerusalem Timur

Hari Ini, Indonesia-Australia Tanda Tangan Kesepakatan Bebas DagangPresiden Joko Widodo bersama dengan Perdana Menteri Scott Morrison. (Biro Pers Istana/Laily Rachev)

Prediksi lain soal mengapa absennya kedua pemimpin negara karena masih tersisa kekesalan Jakarta terhadap pernyataan PM Morrison yang ingin memindahkan kedutaannya dari Tel Aviv (Israel) ke Yerusalem Timur. Pernyataan tersebut dinilai mendadak sehingga membuat Indonesia kecewa. 

Reaksi Indonesia yang kecewa sempat membuat perjanjian itu diragukan akan diteken. Hal itu sempat terbukti, lantaran rencana awal kesepakatan bebas dagang itu akan dilakukan pada Desember 2018. IDN Times sempat menanyakan soal penyebab tertundanya kesepakatan itu ditanda tangani kepada Mendag Enggartiasto Lukita di Surabaya pada pekan lalu. Apakah hal tersebut disebabkan soal pernyataan Morrison. 

"Ngaco, gak ada kaitannya dengan itu," kata Enggartiasto ketika itu. 

3. Produk Indonesia akan diuntungkan melalui kesepakatan dagang ini

Hari Ini, Indonesia-Australia Tanda Tangan Kesepakatan Bebas Dagangpinterest.com

Lalu, apa keuntungannya bagi Indonesia melalui perjanjian dagang ini? Dalam keterangan tertulisnya pada 2018 lalu, Mendag Enggar pernah menjelaskan Indonesia bisa menjadi bagian dari rantai nilai global sehingga dapat bersaing dengan negara lain di kawasan yang telah memiliki FTA (kebijakan bebas dagang). 

Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional, Iman Pambagyo, menambahkan IA-CEPA memiliki beberapa keuntungan bagi Indonesia. 

Dalam hal perdagangan barang, ekspor Indonesia akan meningkat ke Australia, karena Negeri Kanguru telah memberikan komitmen untuk mengeliminasi bea masuk impor untuk seluruh pos tarifnya menjadi nol persen. 

Beberapa produk Indonesia yang berpotensi untuk ditingkatkan ekspornya antara lain produk otomotif (khususnya mobil listrik dan hybrid), kayu dan turunannya termasuk furnitur, tekstil dan produk tekstil, ban, alat komunikasi, obat-obatan, permesinan, 
dan peralatan elektronik. 

Sementara itu, untuk sektor industri atau manufaktur, Indonesia dapat mengakses bahan baku dasar atau penolong produksi yang lebih murah dan berkualitas untuk kemudian diekspor ke negara ketiga.

4. Agar keuntungan bisa dirasakan oleh pelaku usaha dua negara perlu dibuat kerja sama

Hari Ini, Indonesia-Australia Tanda Tangan Kesepakatan Bebas DagangAustralia (Pixabay)

Proses negosiasi kebijakan perdagangan bebas Indonesia-Australia sudah rampung pada Agustus 2018 lalu. Namun, untuk memastikan manfaat IA-CEPA bisa dinikmati oleh pelaku usaha secara maksimal, maka kedua negara harus membuat program kerja sama (economic cooperation) guna meningkatkan kapasitas dan daya saing Indonesia khususnya di bidang pangan, hortikultura, industri kreatif, pariwisata, dan kesehatan. 

Mendag Enggar berharap dengan ditekennya perjanjian bebas dagang Australia-Indonesia, bisa membawa hubungan kedua negara ke tingkat yang lebih tinggi. 

Baca Juga: Akhirnya! Indonesia Teken Perjanjian Dagang dengan 4 Negara Eropa

Topik:

Berita Terkini Lainnya