Pariwisata Thailand Ambruk Lantaran Turis Asing Dilarang Berkunjung

Gegara COVID-19, 1 juta orang di sektor pariwisata kena PHK

Jakarta, IDN Times - Pandemik COVID-19 benar-benar memukul industri pariwisata di Thailand. Ketua Dewan Pariwisata Thailand, Chairat Trirattanajarasporn bahkan sudah mewanti-wanti sepertiga biro perjalanan akan gulung tikar bila dipaksa harus tetap buka hingga memasuki parah kedua pada 2020 ini. 

"Dampak COVID-19 akan sangat serius ketika memasuki kuarter ketiga tahun ini. Banyak biro perjalanan mencoba memotong biaya dengan memecat karyawannya. Sebelumnya, setelah PHK 1 juta pegawai, kondisi pariwisata juga masih belum membaik karena belum ada turis asing yang diizinkan masuk ke dalam," ungkap Chairat seperti dikutip laman The Nation pada Senin (13/7/2020). 

Dewan Pariwisata memprediksi hingga tiga bulan ke depan, akan ada 30 persen bisnis di sektor pariwisata di Thailand terancam akan gulung tikar permanen. Beberapa biro perjalanan bahkan telah menjual aset mereka seperti hotel, resor, restoran, dan toko-toko cinderamata kepada para investor yang ingin mengubahnya menjadi bisnis lain. 

Lalu, bagaimana cara para pelaku industri pariwisata bertahan hidup di tengah pandemik?

1. Para pelaku pariwisata meminta uluran tangan pemerintah

Pariwisata Thailand Ambruk Lantaran Turis Asing Dilarang Berkunjung(Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-Ocha) ANTARA FOTO/Reuters/Jorge Silva

Lantaran tak sanggup menanggung beban keuangan sendiri, maka para pelaku industri pariwisata di Thailand akhirnya meminta untuk bertemu dengan Perdana Menteri Jenderal Prayut Chan-o-cha pada Jumat, 10 Juli 2020 lalu. Dalam pertemuan itu, mereka mengusulkan lima hal kepada pemerintah supaya industri pariwisata bisa tetap bertahan. 

"Langkah-langkah itu antara lain menyediakan pinjaman lunak kepada para wirausaha di bidang pariwisata, mempertimbangkan untuk mempercepat pembukaan penerbangan internasional bagi turis asing di bawah skematravel bubble, dan menawarkan diskon untuk biaya tagihan listrik sebab itu salah satu beban tertinggi yang dialami oleh pengelola hotel," kata Chairat.

Selain itu, memperpanjang waktu untuk membayar kompensasi bagi staf yang dirumahkan sementara waktu dari Juni hingga Desember dan mengurangi dana kontribusi pegawai melalui skema dana penjamin sosial dari angka 4 persen ke 1 persen. 

Dewan Pariwisata Thailand juga sudah memprediksi pemasukan dari turis asing di tahun 2020 akan anjlok dari 2,2 miliar baht pada 2019 menjadi 600 juta baht pada 2020.  

Baca Juga: Jepang Mulai Diskusi 'Travel Bubble' di Tengah Pandemik, RI Tak Diajak

2. Thailand sudah membuka pintu kedatangan bagi kategori tertentu sejak 1 Juli lalu

Pariwisata Thailand Ambruk Lantaran Turis Asing Dilarang Berkunjungunsplash.com/kelvinyup

Sementara, menurut laman VOA News, Thailand sudah membuka pintu untuk kedatangan internasional sejak 1 Juli 2020 lalu. Namun, masih terbatas kepada beberapa kategori individu seperti penduduk tetap, warga asing yang memegang izin bekerja di Thailand, investor, guru, pelajar, dan wisatawan yang berobat. 

Negeri Gajah Putih itu tengah membidik target untuk bisa mendatangkan turis dari beberapa negara Asia mulai Agustus atau September mendatang, di mana bulan-bulan itu menjadi puncak kunjungan turis. Kendati membuka pintu lebar-lebar bagi wisatawan asing, namun Thailand harus membatasi jumlah kunjungan mereka.

Selain itu, aturan dari otoritas setempat mewajibkan para turis itu untuk mengunduh aplikasi ponsel yang dapat melacak pergerakan mereka. Para turis itu juga diminta untuk sementara waktu tidak berjalan jauh meninggalkan hotel. 

3. Bank Dunia memprediksi ekonomi Thailand mengalami penurunan hingga 5 persen karena pandemik COVID-19

Pariwisata Thailand Ambruk Lantaran Turis Asing Dilarang Berkunjung(Ilustrasi utang) IDN Times/Arief Rahmat

Sementara, Bank Dunia memprediksi Thailand termasuk negara di Asia yang pertumbuhannya mengalami penurunan signifikan yakni sekitar 5 persen. Mereka juga memprediksi ada sekitar 8,3 juta orang yang kehilangan pekerjaan sebagai dampak pandemik COVID-19. 

"Alasan utama pertumbuhan ekonomi terkoreksi karena Thailand sudah dikenal sebagai sebuah area penghubung pariwisata. Hampir 15 persen dari GDP diperoleh dari sektor pariwisata," kata ekonomis senior Bank Dunia, Kiatipong Ariyapruchy. 

Hal itu tidaklah keliru. Data dari PBB menunjukkan Thailand menjadi negara kedelapan yang paling banyak dikunjungi di dunia pada tahun 2019. Tahun lalu, Thailand dikunjungi 39,8 juta turis asing. Bahkan, Mastercard menyebut Bangkok sebagai kota yang paling banyak dikunjungi. 

Ekonomis Bank Dunia lainnya, Arvind Nair memprediksi butuh waktu untuk membangkitkan kembali sektor pariwisata di Thailand. Ia memprediksi sektor pariwisata perlahan-lahan mulai normal pada 2021. 

Baca Juga: Ini 9 Pemeran Long Khong Series, Drama Horor Thailand Terbaru!

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya