Pemerintah Klaim Tetap Aman Berinvestasi di RI Meski Masih Pandemik 

"Selama Anda mematuhi protokol keamanan, kita akan aman"

Jakarta, IDN Times - Duta Besar Indonesia untuk Singapura, I Gusti Ngurah Swajaya mengklaim aman bagi para calon investor asing, termasuk Negeri Singa untuk berinvestasi di Tanah Air. Sebab, tidak semua angka kasus COVID-19 di semua provinsi di Tanah Air mengalami kenaikan. Masih ada beberapa provinsi yang disebut zona hijau alias belum dilaporkan adanya kasus COVID-19. 

"Kita harus melihat ini secara umum dan sudah ada perbaikan yang dilakukan oleh pemerintah. Selama Anda mematuhi protokol kesehatan, kami yakin kita semua akan aman," ungkap Swajaya menjawab pertanyaan IDN Times ketika berbicara di pembukaan acara Grand Launching Road to Investment Day 2020 yang disiarkan secara daring pada Rabu (22/7/2020). 

Ini merupakan kali pertama acara yang digelar sejak 2018 lalu digelar secara virtual. Penyesuaian harus dilakukan karena kondisi pandemik COVID-19 yang tidak juga kunjung membaik. 

Pada forum itu pula sekaligus diluncurkan platform situs khusus www.indonesia-investments bagi para calon investor untuk melihat sektor-sektor mana saja yang potensial. Sejauh ini investor dengan realisasi investasi asing langsung terbesar di Indonesia masih didominasi dari Singapura. 

Apakah di tengah angka COVID-19 ini, Indonesia masih dianggap negara yang menarik untuk dilirik oleh calon investor?

1. Dubes Ngurah klaim realisasi investasi dari Singapura di kuartal pertama 2020 naik

Pemerintah Klaim Tetap Aman Berinvestasi di RI Meski Masih Pandemik Duta Besar Indonesia untuk Singapura, I Gusti Ngurah Swajaya (Tangkapan Layar YouTube KBRI Singapura)

Dubes Ngurah mengatakan situasi pandemik COVID-19 tak selalu mempengaruhi realisasi investasi ke Indonesia. Sebagai bukti, realisasi investasi dari Singapura pada kuartal I 2020 meningkat sebesar 58 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2019. 

Data dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menunjukkan realisasi investasi yang masuk senilai US$2,7 miliar atau 40 persen dari total Penanaman Modal Asing (PMA). 

"Itu sebabnya kami bangga kendati ada pandemik, tetapi kami tetap melihat ada kenaikan. Singapura akan tetap menjadi investor FDI (Foreign Direct Investment) terbesar bagi Indonesia. Bila Anda lihat angka investasi yang masuk lebih tinggi dibandingkan umumnya FDI yang masuk ke Tanah Air," tuturnya. 

Ngurah pun optimistis di kuartal ketiga tetap ada kenaikan realisasi investasi walaupun tidak sebesar di kuartal pertama dan kedua. 

Baca Juga: Singapura Resesi, Indonesia Bisa Ketularan?

2. Indonesia yakin Singapura akan pulih dari resesi

Pemerintah Klaim Tetap Aman Berinvestasi di RI Meski Masih Pandemik Ilustrasi Singapura (IDN Times/Sunariyah)

Ditanya mengenai fenomena resesi ekonomi yang kini tengah dihadapi oleh Singapura, Dubes Ngurah mengaku yakin mereka bisa bangkit dari situasi itu. Keyakinan itu diperoleh Ngurah usai mendengar pidato Perdana Menteri Lee Hsien Long usai menggelar pemilu parlemen. 

"Saya melihat ada komitmen yang tinggi dari Pemerintah Singapura dan rakyatnya untuk mengatasi pandemik dan melakukan pemulihan ekonomi," kata Ngurah. 

Berdasarkan data dari Kementerian Perdagangan dan Industri (MTI) pada Selasa (14/7/2020), Negeri Singa secara teknis resmi memasuki resesi perekonomiannya anjlok lebih dari 40 persen akibat pandemik COVID-19. Harian Mainichi Shimbun Jepang menyebut pertumbuhan GDP Singapura di dua kuartal terus mengalami angka negatif. Hal itu tidak disumbang dari minimnya kunjungan turis asing dan pembangunan infrastruktur. 

3. Pengamat ekonomi menilai pandemik jelas mempengaruhi investasi asing yang masuk ke Indonesia

Pemerintah Klaim Tetap Aman Berinvestasi di RI Meski Masih Pandemik (Ilustrasi virus corona) IDN Times/Arief Rahmat

Sementara, ekonom dari INDEF, Enny Sri Hartarti mengatakan sudah pasti kurva pandemik COVID-19 yang masih fluktuatif di Indonesia menjadi salah satu pertimbangan bagi calon investor untuk menginvestasikan dananya di sini. Ia bahkan menyebut hanya negara yang sudah gila yang mau berinvestasi ke negara lain yang tingkat pandemik COVID-19 nya masih tinggi. 

"Maka, pemerintah harus segera cepat bergerak untuk membenahi pandemik COVID-19 ini. Terutama mengeksekusi kebijakan-kebijakan yang sudah ada," kata Enny ketika dihubungi oleh IDN Times melalui telepon pada Rabu (22/7/2020).

Selain itu, Enny juga mengingatkan kepada pemerintah agar tidak tergiur dengan data tingginya minat dari negara-negara yang hendak berinvestasi ke Indonesia. Ia menggaris bawahi yang perlu dicatat adalah berapa banyak dari nilai investasi itu yang direalisasikan. Data dari BKPM tahun 2017-2018 mencatat dari sekitar Rp2.000 triliun minat investasi ke Indonesia, hanya 40 persen yang terrealisasi. 

"Bahkan, bila kita mengingat kunjungan Raja Salman 2017 lalu, itu kan tidak sesuai realisasi investasinya. Proyek investasi kilang minyak di Cilacap saja hingga kini masih mangkrak," kata dia lagi. 

Baca Juga: Ekonomi Anjlok hingga 40 Persen, Singapura Resmi Alami Resesi

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya