Tolak Dibeli Microsoft, TikTok akan Bermitra dengan Oracle di AS

Pendiri Oracle adalah teman baik Presiden Trump

Jakarta, IDN Times - Platform media sosial asal Tiongkok, TikTok menolak tawaran untuk dibeli oleh Microsoft agar bisa beroperasi di Amerika Serikat. Dengan demikian, tersisa perusahaan teknologi Oracle sebagai kandidat pembeli saham TikTok. 

Harian Wall Street Journal (WSJ), Senin (14/9/2020), melaporkan perusahaan induk TikTok, ByteDance akan mengumumkan kemitraannya bersama Oracle di Negeri Paman Sam. Namun, Oracle bisa bermitra dengan TikTok bukan karena terjadi transaksi jual beli secara langsung.

ByteDance menjual saham kepemilikan TikTok di AS sesuai dengan instruksi Presiden Donald J. Trump pada 7 Agustus 2020 lalu. Di dalam perintah eksekutif yang diteken oleh Trump ketika itu, ia memerintahkan agar saham TikTok dibeli oleh perusahaan AS dalam kurun waktu 45 hari. Bila tidak, maka TikTok akan dilarang beroperasi di Negeri Paman Sam. 

Salah satu perusahaan yang menjadi pesaing kuat untuk membeli TikTok adalah Microsoft. Namun, tawaran pembelian itu ditolak oleh ByteDance. Perusahaan yang dibangun oleh Bill Gates itu mengumumkan di situs resminya bahwa TikTok tidak akan menjual saham kepemilikannya di AS kepada Microsoft. 

"Padahal, kami yakin dengan proposal kami akan dinilai positif oleh pengguna TikTok sambil mengedepankan kepentingan keamanan nasional. Untuk melakukan itu kami telah melakukan perubahan yang signifikan agar bisa memastikan layanan kami sesuai dengan standar keamanan, privasi, keamanan di dunia maya dan melawan penyebaran disinformasi," demikian tulis Microsoft pada Minggu, 13 September 2020. 

Mengapa TikTok lebih memilih untuk bermitra dengan Oracle? Apakah hal ini ada kaitannya dengan pendiri Oracle, Larry Ellison adalah teman baik Presiden Trump?

1. Kesepakatan TikTok-Oracle diprediksi sesuai keinginan Donald Trump

Tolak Dibeli Microsoft, TikTok akan Bermitra dengan Oracle di ASIlustrasi Oracle (www.instagram.com/@oracle)

Sementara, stasiun berita CNN melaporkan kesepakatan Oracle-TikTok diprediksi sesuai keinginan Presiden Donald Trump. Apalagi pendiri dan pimpinan Oracle, Larry Ellison merupakan teman baik mogul properti itu. 

Kesepakatan selanjutnya antara Oracle dengan TikTok masih belum diketahui. Namun, yang pasti itu bukan dalam bentuk penjualan secara langsung. Baik TikTok dan Oracle hingga kini masih belum bersedia memberikan komentar mengenai kemitraan dua institusi yang akan dijalin. 

Trump memaksa TikTok menyerahkan kepemilikannya operasionalnya di AS lantaran platform media video pendek itu dianggap membahayakan keamanan nasional Negeri Paman Sam. Tuduhan itu jelas dibantah oleh TikTok. Meski begitu belum diketahui dengan jelas apakah dengan menggandeng Oracle, maka TikTok aman dari perintah pelarangan beroperasi. 

Perintah eksekutif yang diteken oleh Trump pada 6 Agustus 2020 lalu tidak menjelaskan bagaimana implementasi larangan beroperasi TikTok. Trump hanya menyebut TikTok diberi tenggat waktu untuk mencari pembeli hingga 12 November 2020 mendatang. 

Baca Juga: Trump Resmi Larang Operasional TikTok dan WeChat di Amerika Serikat

2. TikTok pilih Oracle karena ada pengaruh dari Trump?

Tolak Dibeli Microsoft, TikTok akan Bermitra dengan Oracle di ASIlustrasi kantor Oracle di Afrika Selatan (Instagram.com/oracle)

Sementara, dalam pandangan pengajar senior di bidang media di Universitas Swinburne, Dr Belinda Barnet, keluarnya Oracle sebagai mitra resmi TikTok dinilai mencurigakan. Sebab, dari segi modal dan pengalaman mengenai keamanan, Microsoft dinilai jauh lebih unggul ketimbang Oracle. 

"Saya langsung menduga Oracle bisa memenangkan (pembelian TikTok) karena perusahaan itu memiliki hubungan dekat dengan Trump. Memang Oracle sebuah perusahaan teknologi besar, tapi tidak menyamai dan memiliki kekuatan seperti Microsoft. Ini jelas-jelas merupakan instruksi langsung kepada perusahaan yang bersangkutan," ungkap Barnet dan dikutip harian Sydney Morning Herald (SMH). 

3. TikTok masih mengajukan gugatan hukum kepada Presiden Trump

Tolak Dibeli Microsoft, TikTok akan Bermitra dengan Oracle di ASPresiden Amerika Serikat, Donald J. Trump (ANTARA FOTO/REUTERS/Loren Elliott)

Sementara, di sisi lain TikTok sudah resmi melayangkan gugatan hukumnya lantaran Trump mengeluarkan perintah eksekutif untuk melarang operasionalnya di AS. Namun, selain perusahaan, salah seorang pegawai TikTok juga menggugat Trump ke pengadilan federal. 

Program manajer TikTok di AS, Patrick Ryan, menuding perintah eksekutif yang telah diteken oleh Trump bisa membahayakan kesejahteraan bagi para pegawai dan keluarganya. 

"Presiden Trump telah mengeluarkan perintah eksekutif yang melarang siapa pun dan entitas apa pun melakukan transaksi bisnis setelah 45 hari dokumen tersebut diteken. Maka, itu berarti, setelah tanggal 20 September, saya dan 1.500 kolega saya lainnya tidak akan menerima gaji, karena akan dinilai melanggar hukum bila perusahaan membayarkan gaji kami. Kebijakan ini benar-benar keterlaluan," ungkap Ryan dan dikutip stasiun berita CNN. 

Departemen Kehakiman dan Gedung Putih enggan memberikan komentar mengenai gugatan hukum tersebut. 

Baca Juga: Sempat Tidak Pasti, Microsoft Kini Tegaskan Niat Akuisisi TikTok

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya