Pemerintah Targetkan Defisit Anggaran di 2023 Bisa 3 Persen

Kembali Lanjutkan Kebijakan Konsolidasi Fiskal pada 2023

Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan tanggapan pemerintah terhadap pandangan fraksi-fraksi atas Kerangka Ekonomi Makro (KEM) dan Pokok-pokok kebijakan fiskal (PPKF) RAPBN Tahun 2022 pada rapat paripurna DPR RI di Gedung DPR RI, Selasa (31/5/202).

Ia menyampaikan, pemerintah kembali melanjutkan kebijakan konsolidasi fiskal pada 2023 mendatang agar target defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dapat dikembalikan di angka 3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

"Pada saat ekonomi nasional mulai menguat dan pulih dari krisis akibat pandemi pilihan kebijakan konsolidasi fiskal tetap harus dilakukan," kata Sri Mulyani, Selasa (31/5/2022).

Baca Juga: Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi 2023 Diproyeksikan 5,3-5,9 Persen

1. Rincian asumsi makro 2022

Pemerintah Targetkan Defisit Anggaran di 2023 Bisa 3 PersenIDN Times/Aldzah Fatimah Aditya

Dalam rapat paripurna itu, Sri Mulyani menyampaikan Kerangka Ekonomi Makro (KEM) dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (PPKF) RAPBN Tahun Anggaran 2022. Berikut rincian asumsi makro 2022:

  • Pertumbuhan ekonomi 5,2-5,8 persen
  • Inflasi 2-4 persen
  • Tingkat bunga SUN 10 tahun 6,32 - 7,27 persen
  • Rupiah Rp 13.900 - Rp 15.000 per dolar AS
  • Harga minyak mentah Indonesia (ICP) 55 - 65 dolar AS per barel
  • Lifting minyak bumi 686 ribu barel per hari - 726 ribu barel per hari
  • Lifting gas 1,03 juta barel setara minyak per hari - 1.1 juta barel setara minyak per hari

Sebelumnya, dalam Rapat Paripurna 20 Mei 2022, pemerintah mengusulkan kisaran indikator ekonomi makro yang digunakan sebagai asumsi dasar penyusunan RAPBN 2023 sebagai berikut:

  • Pertumbuhan ekonomi 5,3 persen - 5,9 persen
  • Inflasi 2 persen - 4 persen
  • Nilai tukar rupiah Rp14.300 - Rp14.800 per dolar AS
  • Tingkat suku bunga SBN 10 Tahun 7,34 persen - 9,16 persen
  • Harga minyak mentah Indonesia 80 dolar AS - 100 dolar AS per barel
  • Lifting minyak bumi 619 ribu - 680 ribu barel per hari
  • Lifting gas 1,02 juta - 1,11 juta barel setara minyak per hari

Baca Juga: Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi 2023 Diproyeksikan 5,3-5,9 Persen

2. Risiko lingkungan eksternal perlu diwaspadai

Pemerintah Targetkan Defisit Anggaran di 2023 Bisa 3 PersenRapat Paripurna DPR RI ke-7 Masa Persidangan I Tahun Sidang 2020-2021 pada Senin (5/10/2020) (Youtube.com/DPR RI)

Sri Mulyani juga mengungkapkan, berbagai risiko yang bersumber dari lingkungan eksternal masih akan sangat tinggi. Selain itu, pemulihan ekonomi global diperkirakan tidak akan seragam.

"Indonesia juga perlu mengantisipasi keberlanjutan rebalancing economy Tiongkok yang akan dapat mempengaruhi fluktuasi harga komoditas dan memberi dampak negatif pada Indonesia. Permasalahan global seperti proteksionisme, tensi geopolitik dan perubahan iklim juga harus terus diwaspadai," ungkap Sri Mulyani.

Baca Juga: APBN Surplus Lagi pada April 2022, Tembus Rp103,1 Triliun

3. Memastikan kesehatan keberlanjutan APBN

Pemerintah Targetkan Defisit Anggaran di 2023 Bisa 3 PersenIDN Times/Arief Rahmat

Sri Mulyani meyakini, kebijakan konsolidasi fiskal akan memberikan ruang lebih besar bagi sektor swasta agar semakin pulih dan dapat memastikan kesehatan keberlanjutan APBN.

"Dengan komitmen bersama ini kita bersepakat melakukan konsolidasi fiskal selaras dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020 atau Perpu Nomor 1 Tahun 2020 yang mengamanatkan defisit APBN kembali paling tinggi sebesar 3 persen dari PDB pada 2023," jelas Sri Mulyani.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya