Inflasi dan Gagal Panen, Ekspor Kimchi Korea Selatan Menurun 

Kimchi populer juga di Indonesia

Jakarta, IDN Times - Ekspor kimci dilaporkan menurun hingga menyebabkan pemasukan Korea Selatan berkurang belakangan ini. Kimchi adalah makanan tradisional Korea yang di fermentasi populer sampai ke luar negeri. Kimchi kubis, timun, lobak, daun bawang cukup terkenal di luar negeri.

Daesang, produsen kimchi biasanya mendistribusikan 6,6 kilogram produk kimchi kubis, namun baru-baru ini hanya mendistribusikan hanya 3,3 kilogram ke Distrik Yeoungdeungpo, Seoul. Tak hanya itu, penjualan produk kimchi di toko-toko besar antara 9 -15 September 2022 turun 17,7 persen dari tahun ke tahun.

Baca Juga: 10 Alasan Kimchi Begitu Penting bagi Orang Korea, Gak Cuma Jadi Lauk!

1. Inflasi dalam jangka waktu lama

Inflasi dan Gagal Panen, Ekspor Kimchi Korea Selatan Menurun pixabay.com/allybally4b (ilustrasi kubis yang sering dijadikan kimchi terkena inflasi)

Kimchi adalah lauk fermentasi Korea yang populer di komsumsi hampir setiap kali makan. Menurut survei Institut Ekonomi Pedesaan Korea, sekitar 65 persen penduduk Korea Selatan berencana membuat kimchi sendiri di tahun ini karena inflasi.

Harga produksi bahan utama seperti kubis napa dan lobak putih diperkirakan akan tetap stabil. Namun, Korea Selatan perlu bersiap menghadapi perubahan panen karena perubahan iklim. Bank of Korea memperkirakan inflasi dapat bertahan 5-6 persen untuk jangka waktu yang cukup lama.

Dilansir Korea Herald, Korea Selatan berencana untuk megedarkan 5 ribu ton bawang putih, 1,4 ton paprika, dan 3,6 ton bawang merah, dan memasok 500 ton cadangan garam ke pasar tradisional untuk periode pembuatan kimchi tahunan menjelang musim dingin.

“Harga diperkirakan akan tetap lebih tinggi dari sebelumnya di tengah faktor risiko internal dan eksternal dalam jangka waktu yang cukup lama,” ujar Menteri Keuangan Choo Kyung Ho dalam pertemuan di Seoul. Harga barang hasil pertanian  naik 8,7 persen hingga September 2022.

Baca Juga: Panen Kubis Buruk, Korsel Alami Krisis Kimchi 

2. Cuaca tidak menentu

Inflasi dan Gagal Panen, Ekspor Kimchi Korea Selatan Menurun Pixabay/TrishS0809 (ilustrasi cuaca tidak menentu mempengaruhi kondisi sayuran di Korea Selatan)

Dilansir Korea Times, kondisi cuaca panas dan hujan lebat Korea Selatan mempengaruhi pertanian sejak Juli 2022. Hal ini menghalangi petani menanam kubis baru mulai akhir agustus hingga awal September 2022.

Musim pembuatan kimchi datang pada November setiap tahun. Petani biasanya bernegosiasi dahulu dengan pembuat kimchi untuk menetapkan harga pemesanan sebelum Chuseok. Namun, mereka belum mulai membicarakannya karena pasokan dan harga kubis masih belum dapat diprediksi.

Baca Juga: 6 Fakta Kimchi Jjigae, Kuliner Korea yang Bikin Hangat 

3. Mempengaruhi mata pencaharian

Inflasi dan Gagal Panen, Ekspor Kimchi Korea Selatan Menurun unsplash.com/ Mike Swigunski (ilustrasi mata pencaharian pembuat kimchi bisa berubah akibat inflasi )

Dilansir The StraitsTimes, riset yang dilakukan oleh Korea Rating & Data menunjukkan, hampir setengah dari 1.000 pembuat kimchi Korea Selatan tutup secara permanen atau sementara atau beralih ke produk lain pada 2021. Pembuat kimchi Korea Selatan berharap pemerintah memiliki rencana untuk mengatasi hal ini. 

Menurut Lim Jeung Guen, wakil direktur divisi promosi industri makanan, Kementerian Pertanian Korsel harus banyak membangun tempat penyimpanan yang akan sangat berkontribusi untuk memperkuat kimchi buatan dalam negeri untuk mencapai pasar global.

Nurul Soraya Photo Writer Nurul Soraya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya