Dolar AS Tembus Rp14.000, Menko Perekonomian: Hanya Sementara

Data pagi menunjukkan Rp 14.071

Jakarta, IDN Times-Nilai tukar rupiah terhadap dolar melemah sejak Senin (7/5) sore. Memasuki perdagangan Selasa (8/5), angkanya bahkan menyentuh Rp 14.071. Data diperoleh dari info pertukaran rupiah Commonwealth Bank, pukul 08.15 WIB.

Kenapa rupiah bisa melemah seperti itu dan bagaiaman respons Bank Indonesia? Berikut penjelasannya.

1. Pelemahan rupiah lebih karena menguatnya tekanan mata uang dolar ke negara kawasan

Dolar AS Tembus Rp14.000, Menko Perekonomian: Hanya Sementara ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo menjelaskan penyebab melemahnya rupiah pada Senin kemarin lebih karena kembali menguatnya tekanan mata uang "greenback" atau dolar AS ke seluruh mata uang di negara-negara kawasan.

"Tekanan dari eksternal AS masih dominan mempengaruhi pelemahan di banyak mata uang negara maju dan berkembang," ujarnya.

Disinggung apakah depresiasi rupiah juga disebabkan rilis pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I 2018 yang di bawah perkiraan berbagai konsensus pasar, Dody mengatakan hal itu bisa saja terjadi.

"Tapi penilaian BI terhadap pertumbuhan ekonomi masih baik dan akan mencapai rentang 5,1-5,5 persen di akhir 2018," ujarnya.

Baca juga: Rupiah Kian Melemah, Jokowi: Urusan Kurs Hampir Semua Negara Mengalami

2. Masih dalam tahap wajar

Dolar AS Tembus Rp14.000, Menko Perekonomian: Hanya SementaraIDN Times/Sukma Shakti

Dody mengatakan level depresiasi rupiah Senin lalu sebesar 0,40 persen. Tingkat depresiasi itu, kata Dody, lebih baik dibandingkan pelemahan yang dialami Rupee India, Zaar Afrika Selatan, Rubel Rusia dan Lira Turki.

"Secara perlahan harus dijelaskan bahwa rupiah masih wajar, dan sama dengan perkembangan mata uang regional, dan tidak pada level nominal yang kebetulan sudah menembus batas psikologis Rp14.000," katanya.

3. Pelemahan berstatus sementara

Dolar AS Tembus Rp14.000, Menko Perekonomian: Hanya Sementaraforbes.com
Sementara itu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih belum stabil sebagai imbas dari tekanan global.

"Kurs memang sebenarnya masih belum stabil atau masih bergerak," kata Darmin di Jakarta, Senin malam. Darmin mengatakan kondisi pelemahan mata uang ini tidak hanya dialami rupiah, namun juga mata uang negara berkembang lainnya.

"Itu sama-sama juga dengan negara lain, tetap tidak sendirian. Jangan melihat sebagai sesuatu yang aneh dan mengkhawatirkan," ujarnya.

Untuk itu, ia menyakini bahwa depresiasi rupiah yang sudah mendekati kisaran Rp14.000 per dolar AS akan berlangsung sementara. "Memang hari ini dia menembus angka itu, tapi semestinya tidak berarti akan bertahan," kata Darmin dikutip dari laman Antara.

Baca juga: Nilai Tukar Rupiah Nyaris Rp 14 Ribu, Ini 3 Fakta Terkait Pelemahan
 

Topik:

Berita Terkini Lainnya