Rusia Pangkas Gas Alam ke Eropa hingga 20 Persen

Pasar Asia dan Eropa akan bersaing untuk kargo LNG

Cianjur, IDN Times - Gazprom, perusahaan raksasa bidang energi milik negara Rusia memangkas pasokan gas ke Eropa melalui Nord Stream 1 menjadi hanya 20 persen dari kapasitas pipa yang tersedia. Pemangkasan ini diterapkan mulai Rabu (27/7/2022).

Menurut para ahli, pemotongan tersebut mengancam dan akan mengganggu stabilitas keamanan energi di Asia dan mungkin bisa mempercepat perpindahan dari gas alam cair (LNG) di kawasan itu, tulis Al Jazeera.

Pascakebijakan tersebut, LNG berjangka di Eropa melonjak naik sebanyak 10 persen, sementara itu harga spot di Asia Utara melonjak ke titik tertinggi sejak Maret terakhir.

Importir gas alam cair, utamanya Asia, mempercepat upaya mereka dalam mengamankan bahan bakar untuk musim dingin, di tengah kekhawatiran bahwa Rusia akan mengekang pasokan dan semakin memperketat pasar global.

Baca Juga: Hungaria Ingin Datangkan 700 Juta Meter Kubik Gas dari Rusia

1. China absen dari pasar spot

Rusia Pangkas Gas Alam ke Eropa hingga 20 Persenilustrasi peta Asia (pexels.com/Nothing Ahead)

Harga spot untuk gas alam di Eropa dan Asia sudah mencapai angka tertinggi sepanjang tahun ini berjalan, lapor Bloomberg. Pembeli gas dari kawasan Asia ingin mengamankan pengiriman musim dingin sebelum lonjakan harga global yang berpotensi terjadi atau kekurangan yang akan disebabkan oleh Rusia.

China, salah satu negara importir LNG terbesar pada tahun lalu, terlihat absen dari pasar spot kali ini karena lockdown COVID-19 yang mengakibatkan pembatasan permintaan bahan bakar.

"Jika China ikut lagi dalam pasar spot, mungkin saja itu mengakibatkan lebih sedikit kargo LNG untuk Eropa," ungkap Samantha Dart, kepala penelitian gas alam Goldman Sachs Group kepada Bloomberg Televison.

2. Persaingan kargo LNG

Rusia Pangkas Gas Alam ke Eropa hingga 20 Persenilustrasi kapal kargo (pexels.com/Fatih Turan)

Korea Selatan dan Jepang khawatir Eropa akan menimbun lebih banyak gas saat musim dingin utara mendekat dan bergerak cepat untuk mengamankan sebanyak mungkin kargo LNG.

“Dampak langsung dari pemotongan Nord Stream akan meningkatkan persaingan untuk kargo LNG yang sangat terbatas,” Kaushal Ramesh, seorang analis gas yang berbasis di Singapura di Rystad Energy, seperti dikutip dari Al Jazeera. 

“Kami berharap pembeli Asia yang mampu membelinya terutama untuk Jepang dan Taiwan yang dapat bersaing dengan Eropa. Transaksi fisik di Asia sudah mencapai 47 dolar/MMBtu (Metric Million British thermal unit) namun kita belum mendekati musim dingin,” sambungnya.

3. Efek dari melonjaknya harga tidak dirasakan secara merata di seluruh wilayah

Rusia Pangkas Gas Alam ke Eropa hingga 20 Persenilustrasi chart harga (unsplash.com/Markus Winkler)

Negara-negara berkantong tebal seperti Jepang dan Korea Selatan, memiliki cadangan dan kemampuan untuk menerima kenaikan harga yang tajam. Namun, untuk negara-negara berkembang khususnya di Asia Selatan, perlu upaya keras untuk bertahan.

Dilansir dari Al Jazeera, Pakistan sudah melakukan pemadaman bergilir lebih dari 12 jam dalam beberapa pekan terakhir, sementara pemerintahan negaranya berjuang untuk mendapatkan lebih banyak gas. Pemadaman berkepanjangan di tengah cuaca panas yang ekstrem, membuat kerumunan warga Karachi yang marah turun ke jalan pada akhir Juni.

Di Sri Lanka, di mana krisis energi telah lebih dahulu dialami, stok bensin hampir habis pada Mei. Ekonom di kawasan itu mengatakan ketahanan negara akan tergantung pada durasi volatilitas.

Taufik Hidayah Photo Verified Writer Taufik Hidayah

- Null :)

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya