Bank Dunia dan IMF Ingatkan Jokowi Hati-hati dengan Ekonomi Global
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo mengatakan telah diingatkan oleh Bank Dunia dan International Monetary Fund (IMF) terkait kondisi ekonomi global. Hal itu disampaikan Jokowi saat membuka acara Kompas100 CEO Forum, pada Kamis (28/11).
Kedua bos besar dari Bank Dunia dan IMF itu mengingatkan Jokowi untuk hati-hati dengan kondisi ekonomi global. Itu lah salah satu hal yang juga menyebabkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia melambat.
1. Tahun 2020 ekonomi global masih belum jelas
Jokowi diingatkan oleh Bank Dunia dan IMF bahwa kemungkinan tahun depan kondisi ekonomi global akan kembali turun. Sebabnya, masih ada persoalan-persoalan yang belum diselesaikan.
"Kondisi ekonomi dunia kemungkinan bisa turun. Managing Director IMF (Kristalina Georgieva) kemudian Presiden Bank Dunia (David Malpass) bertemu dengan saya bilang 'Presiden Jokowi hati-hati kondisi global belum jelas. Jadi lebih baik fiskalnya prudent'," kata Jokowi meniru pesan dari keduanya.
Baca Juga: Dibayangi Perang Dagang, Pertumbuhan Ekonomi Dunia Diprediksi Melambat
2. Jokowi sebut 86 persen perputaran ekonomi Indonesia berasal dari swasta dan BUMN
Editor’s picks
Jokowi menerangkan, APBN hanya mempengaruhi 14 persen dari perputaran ekonomi di Indonesia. Sementara, 86 persen perputaran uang dan ekonomi berasal dari sektor swasta dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
"Artinya, APBN hanya men-trigger agar ekonomi kita bisa bergerak. Tetapi 86 persen yang menentukan adalah swasta dan BUMN," ujar Jokowi.
3. Pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat di angka 5,04 persen hingga 5,05 persen
Jokowi juga menyampaikan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2019 hanya bisa tumbuh antara 5,04 persen hingga 5,05 persen saja. Hal itu karena kondisi ekonomi global yang juga tidak stabil.
"Tantangan kita ada di mana? Saya kira kita pertumbuhan ekonomi kita masih tahun ini ada di angka 5,04 persen atau 5,05 persen," kata Jokowi di Ritz Carlton Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (28/11).
Baca Juga: Soal Sinyal Krisis Ekonomi Global, Begini Kata Ekonom Peraih Nobel