Jokowi Lepas Ekspor Senilai Rp23 Triliun ke Pasar Global
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo melepas ekspor senilai US$1,64 miliar atau setara Rp23,75 triliun pada Jumat (4/12/2020). Barang ekspor tersebut akan dikirim ke berbagai negara, seperti Jepang, India, Arab Saudi, dan Hong Kong.
"Dengan mengucap bismillah, saya resmikan kegiatan pelepasan ekspor dari negara kita Indonesia yang bernilai tambah dan berdaya saing ke pasar global pada hari ini," kata Jokowi seperti yang disiarkan di channel YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (4/12/2020).
1. Jokowi katakan ekspor bisa menjadi kunci memperbaiki perekonomian nasional
Jokowi mengatakan, ekspor menjadi salah satu kunci untuk memperbaiki perekonomian nasional. Peningkatan ekspor, ujar Jokowi, bukan hanya membantu para pelaku usaha untuk tumbuh dan membuka lapangan kerja, tapi juga untuk menghasilkan devisa dan mengurangi defisit transaksi berjalan.
"Memang di situasi defisit dan lemahnya perekonomian global saat ini berdampak pada pasar ekspor yang juga menurun, namun kita tidak boleh menyerah, kita harus lebih jeli melihat peluang pasar ekspor yang masih terbuka di negara-negara yang sekarang ini juga mengalami pandemi," ucap Jokowi.
Baca Juga: Jokowi Kesal Peringkat Ekspor Indonesia Masih Rendah
2. Jokowi sebut potensi ekspor di Indonesia sangat besar
Mantan Wali Kota Solo itu menyampaikan bahwa potensi Indonesia di sisi keragaman produk, komoditi, kreativitas dan kualitas masih sangat besar. Selain itu dari sisi volume dan tujuan negara ekspor juga memiliki potensi yang besar pula.
"Kuncinya proaktif dan jangan pasif," pesan Jokowi.
Editor’s picks
3. Jokowi minta Indonesia tak cepat puas meski ekspor alami surplus
Pria kelahiran Solo itu mengaku senang membaca laporan tentang ekspor Indonesia periode Januari hingga Oktober yang surplus US$17,07 miliar. Surplus tersebut dari kopi, garmen, furniture, home decor, makanan dan minuman hingga perikanan.
"Tapi kita tidak boleh cepat puas terhadap capaian saat ini karena potensi pasar ekspor yang belum tergarap masih banyak dan masih sangat besar," tuturnya.
4. Sebanyak 133 perusahaan bergabung dalam ekspor ke pasar global
Sementara, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengatakan ekspor ini dilakukan oleh 133 perusahaan. Mayoritas atau 79 eksportir adalah perusahaan non UMKM dan 54 eksportir berasal dari UMKM.
"Dari 79 perusahaan non UMKM ada yang pertama kali ekspor perdana, perusahaan dari Mojokerto, ekspor cerutu senilai Rp1,25 miliar atau US$86 ribu ke Jepang," kata Agus seperti yang disiarkan langsung di channel YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (4/12/2020).
Agus menjelaskan, terdapat tujuh perusahaan non UMKM yang melakukan diversifikasi produk ekspor baru berupa udang tepung, ikan fillet, pipa besi, dan pasta gigi. Nilai ekspor dari tujuh perusahaan tersebut sebesar US$24 juta atau Rp354,16 mililar.
Sedangkan, nilai ekspor dari 54 UMKM sebesar US$12,29 juta atau Rp178,15 miliar. Ada 7 dari 54 UMKM yang melakukan ekspor perdana. Serta, terdapat 11 UMKM yang melakukan diversifikasi produk. Total nilai ekspornya tercatat sebesar US$1,16 juta atau Rp16 miliar.
"Tujuh perusahaan melakukan ekspor perdana dari Jawa Tengah, ekspor makanan olahan ke Arab Saudi, lalu tempat tidur ke Jepang, udang beku ke Jepang," kata Agus.
Baca Juga: Indonesia Ekspor Tempat Tidur Sapi ke Jepang untuk Pertama Kalinya