Jokowi Sentil BI: Buang Ego, Jangan Membangun Tembok Tinggi!

BI diminta ambil bagian reformasi fundamental pemerintah

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo memberikan arahan pada Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2020. Dalam sambutannya itu, Jokowi memberikan beberapa pesan kepada Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo.

Salah satu pesan yang disampaikan Jokowi yaitu agar BI bisa berkontribusi lebih besar guna menggerakkan perekonomian Indonesia. Bukan hanya itu, mantan Wali Kota Solo itu meminta agar setiap lembaga membuang jauh-jauh ego sektoral dan ego sentrisme lembaga.

"Jangan membangun tembok tinggi-tinggi, berlindung di balik otoritas masing-masing. Kita harus berbagi beban, berbagi tanggung jawab untuk urusan bangsa dan negara ini agar negara kita mampu bertransformasi menjadi kekuatan ekonomi baru di tingkat regional dan global," ucapnya seperti yang disiarkan di channel YouTube Bank Indonesia, Kamis (3/12/2020).

1. Jokowi minta BI ambil bagian dalam reformasi fundamental yang digulirkan pemerintah

Jokowi Sentil BI: Buang Ego, Jangan Membangun Tembok Tinggi!ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Jokowi mengharapkan BI bisa mengambil bagian yang lebih signifikan dalam reformasi fundamental yang digulirkan pemerintah. Ia juga meminta agar BI bisa berkontribusi lebih besar untuk iktu menggerakkan sektor riil hingga UMKM.

"Mendorong penciptaan lapangan kerja baru, dan membantu sektor usaha utamanya UMKM agar bisa kembali produktif," kata Jokowi.

Baca Juga: Bank Indonesia Lagi-lagi Pilih Pertahankan Suku Bunga Acuan 

2. Jokowi ingatkan semua lembaga bergerak cepat karena PR Indonesia banyak

Jokowi Sentil BI: Buang Ego, Jangan Membangun Tembok Tinggi!Presiden Jokowi pimpin rapat terbatas pada Jumat (23/10/2020) (Dok. Biro Pers Kepresidenan)

Dalam pidatonya itu, Jokowi juga mengingatkan bahwa di tengah situasi krisis ini, semuanya harus mampu bergerak cepat dan tepat. Dia meminta jajarannya untuk bergerak cepat karena masih banyak pekerjaan rumah (PR) yang belum selesai.

Salah satu masalah besar yang dihadapi Indonesia, menurutnya,  adalah besarnya jumlah pengangguran akibat PHK di masa pandemik. "Kota menghadapi besarnya angkatan kerja yang memerlukan lapangan pekerjaan. Karena itu pemerintah berketetapan hati melakukan reformasi struktural, membenahi regulasi yang kompleks dan birokrasi yang rumit," jelasnya.

3. Jokowi sebut pembenahan regulasi menjadi dasar lahirnya UU Cipta Kerja

Jokowi Sentil BI: Buang Ego, Jangan Membangun Tembok Tinggi!Beberapa Menteri dan Para Pimpinan DPR berfoto bersama usai pengesahan UU Cipta Kerja pada Rapat Paripurna di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (5/10/2020) (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

Menurut Jokowi, regulasi yang rumit di Indonesia harus dibenahi. Hal itulah yang mendasari pemerintah menerbitkan Undang-Undang Cipta Kerja.

"Itulah semangat yang mendasari lahirnya UU Cipta Kerja. Menciptakan iklim usaha yang lebih kondusif berdaya saing, agar UMKM lebih berkembang, dan industri padat tenaga kerja tumbuh dengan pesat. Perizinan dipermudah, izin usaha UMKM cukup dengan pendaftaran saja dan banyak kemudahan-kemudaha lainnya," tutur Jokowi.

Baca Juga: Jokowi Disebut akan Kembalikan Fungsi Pengawasan Perbankan ke BI

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya