RI Disinggung Lambat soal Energi Ramah Lingkungan, Ini Jawaban Jokowi

Jokowi kritik COP26 yang tak kunjung beri skema

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko “Jokowi” Widodo menyindir negara-negara yang banyak berjanji soal perubahan iklim di Konferensi Tingkat Tinggi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (COP26) di Glasgow, beberapa waktu lalu.

Dalam sambutannya di pembukaan The 10th Indo EBTKE ConEx 2021, Jokowi mengatakan Indonesia sempat disinggung soal emisi nol bersih. Bahkan, Indonesia disinggung lambat dalam menerapkan ini.

“Saya sendiri ditanya waktu di G20 maupun oleh PM Boris Johnson menyampaikan untuk net zero emission Indonesia di 2060. Kok gak bisa maju? Yang lain 2050. Ya gak apa-apa, yang lain-lain kalau hanya ngomong saja saya juga bisa saya sampaikan. Road map-nya seperti apa? Peta jalannya seperti apa?” ujar Jokowi.

Baca Juga: Jokowi Minta Kementerian dan Lembaga Satu Frekuensi Hadapi Desember

1. Jokowi kritik COP26 tak kunjung beri skema menuju energi ramah lingkungan

RI Disinggung Lambat soal Energi Ramah Lingkungan, Ini Jawaban Jokowi(Dok. Biro Pers Kepresidenan)

Kemudian, orang nomor satu di Indonesia ini mengkritik COP26 yang tidak kunjung memberi skema menuju penggunaan energi ramah lingkungan. Menurut dia, KTT COP26 pada dua tahun terakhir ini hanya membahas tema yang sama tanpa solusi konkret.

“Tahun lalu sebetulnya sudah masuk ke tema ini, tetapi juga belum ketemu jurusnya seperti apa, scheme-nya seperti apa. Tahun ini lagi dibicarakan lagi scheme-nya juga belum ketemu. Dijanjikan 100 miliar dolar AS, tetapi keluarnya dari mana juga belum ketemu,” kata dia.

Baca Juga: Peringati 30 Tahun ASEAN-RRT, Jokowi: Perdagangan Kita Naik 82 Lipat

2. Jokowi sebut biaya untuk peralihan ke energi ramah lingkungan sangat besar

RI Disinggung Lambat soal Energi Ramah Lingkungan, Ini Jawaban JokowiPresiden Jokowi hadiri World Leaders Summit on Forest and Land Use di Glasgow, Skotlandia. (dok. Biro Pers Kepresidenan)

Mantan Wali Kota Solo ini mengatakan bahwa masalah energi ramah lingkungan adalah biaya yang mahal. Dia menuturkan, energi ramah lingkungan masih membutuhkan biaya mahal.

Dia mencontohkan ada potensi energi ramah lingkungan di Indonesia sebesar 418 gigawatt. Namun, butuh biaya besar untuk mengalihkan energi berbahan bakar batubara ke energi baru tersebut. Kendati begitu, Jokowi menyebut potensi peralihan energi ramah lingkungan ini sangat besar.

“Potensinya sangat besar sekali, tetapi kita harus ingat, para pemimpin dunia juga saya sampaikan. Tapi, kita ini sudah lama, sudah tanda tangan kontrak, PLTU sudah berjalan, memakai yang namanya batubara,” ucap dia.

3. Jokowi pertanyakan siapa yang akan tanggung biaya peralihan ke energi ramah lingkungan

RI Disinggung Lambat soal Energi Ramah Lingkungan, Ini Jawaban JokowiPresiden Jokowi hadiri World Leaders Summit on Forest and Land Use di Glasgow, Skotlandia. (dok. Biro Pers Kepresidenan)

Meski potensinya besar, Jokowi mempertanyakan skenario peralihan ke energi ramah lingkungan ini. Dia menyebut tidak mungkin pemerintah menanggung biaya peralihan ke energi ramah lingkungan. Sebeb, butuh biaya hingga ratusan triliun rupiah untuk menutupi biaya itu.

“Inilah PR besar kita dalam rangka transisi energi. Dan nanti akan kita ulang lagi tema itu di dalam G20 tahun depan di Bali, Indonesia. Pertanyaan saya nanti, saya akan ngomong ke semua pemimpin G20,” tutur Jokowi.

“Saya gak mau kita bicara lagi kayak setahun yang lalu, dua tahun yang lalu, saya ingin pertanyaan ini: ada kebutuhan dana sekian, caranya scheme-nya apa yang bisa kita lakukan? Kalau ada, berarti bisa menyelesaikan transisi energi, kalau gak ya kita gak usah bicara. Pusing, tapi gak ada hasilnya,” tambahnya.

Baca Juga: Jokowi Perintahkan Menkes Siapkan RS, Antisipasi Lonjakan Kasus COVID

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya