Ada Pemilu 2024, OJK Ramalkan Perekonomian Indonesia Bakal seperti Ini

Konsumsi masyarakat meningkat, iklim berusaha terjaga

Jakarta, IDN Times - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai pemilu 2024 bakal berdampak positif terhadap ekonom nasional. Ada beberapa sektor usaha yang bakal bertumbuh saat pemilu digelar.

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar menyebut siklus politik 5 tahunan dimulai tahun ini. Berkaca pada periode-periode sebelumnya, konsumsi masyarakat bakal meningkat.

"Belajar dari periode lalu, akselerasi pertumbuhan konsumsi masyarakat dan aktivitas industri akan meningkat, khususnya industri padat karya seperti makanan/minuman, TPT, percetakan serta transportasi," kata Mahendra dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2023, disiarkan melalui saluran YouTube Jasa Keuangan, Senin (6/2/2023).

Baca Juga: Keren! Pertumbuhan Ekonomi RI 2022 Tertinggi dalam 8 Tahun

1. Iklim berusaha di Indonesia diyakini akan tetap aman

Ada Pemilu 2024, OJK Ramalkan Perekonomian Indonesia Bakal seperti IniIlustrasi perusahaan (Unsplash.com/Floriane Vita)

Mahendra mengatakan pemilu dan pilpres kali ini adalah yang kelima setelah reformasi. Berdasarkan pengalaman, sekalipun suhu politik meningkat, namun kondisi keamanan, kepastian hukum, dan iklim berusaha tetap terjaga dengan baik.

Hal itu disebabkan oleh sistem demokrasi Indonesia yang telah menjadi semakin dewasa. Sebab, kepentingan nasional dijadikan sebagai tujuan utama setiap kontestan pemilu maupun pilpres.

"Oleh karena itu, kami mengajak kita semua untuk tidak ragu-ragu terhadap penguatan perekonomian, stabilitas keuangan, serta perbaikan iklim dan kesempatan investasi di Indonesia. Investasi langsung maupun investasi portofolio dalam dan luar negeri terus meningkat," ujarnya.

Baca Juga: Jos! Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tembus 5,31 Persen di 2022

2. Pemulihan ekonomi Indonesia diyakini terus berlanjut

Ada Pemilu 2024, OJK Ramalkan Perekonomian Indonesia Bakal seperti IniIlustrasi pertumbuhan ekonomi (ANTARA FOTO/Galih Pradipta)

Mahendra meyakini pemulihan perekonomian Indonesia akan terus berlanjut. Dalam hal ini, peningkatan aktivitas perekonomian domestik dari sisi konsumsi dan investasi telah menjadi penopang pertumbuhan.

Hal itu diperkuat oleh pengumuman pemerintah mengakhiri tanggap darurat pandemik dengan mencabut pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), yang akan menjadi modalitas utama bagi pertumbuhan tahun ini.

"Kami meyakini sebagian besar risiko transmisi pelambatan pertumbuhan ekonomi global, termasuk dampak penurunan harga komoditas, penurunan permintaan ekspor dan pengetatan likuiditas global, sudah dipahami dan dapat dimitigasi dengan tepat," sambungnya.

Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2022 Melambat di Q4

3. Optimisme terhadap ekonomi Indonesia tercermin dari berbagai indikator

Ada Pemilu 2024, OJK Ramalkan Perekonomian Indonesia Bakal seperti IniKantor Bursa Efek Indonesia (Dok. IDN Times/Istimewa)

Tingginya optimisme terhadap prospek perekonomian nasional, kata Mahendra, tercermin dari perkembangan pasar modal yang mencatatkan penambahan 71 emiten tahun lalu, tertinggi sepanjang sejarah pasar modal. Kredit perbankan dan piutang pembiayaan tumbuh 11,4 persen dan 14,2 persen, lebih tinggi dari rerata 5 tahun sebelum pandemik sebesar 8,9 persen dan 4,4 persen.

"Optimisme tersebut juga terus berlanjut pada tahun ini tercermin dengan besarnya investasi nonresiden pada SBN di Januari 2023 yang mencatatkan pembelian netto sebesar Rp49,7 triliun," tuturnya.

Premi asuransi umum dan reasuransi juga tumbuh sebesar 13,9 persen mencapai Rp119 triliun. Hanya saja, premi asuransi jiwa tahun lalu mengalami kontraksi 7,8 persen, menunjukkan bahwa mutlaknya penyelesaian masalah-masalah sejumlah perusahaan asuransi jiwa dalam waktu dekat.

"Stabilitas sektor keuangan tetap terjaga dan semakin kondusif. Hal tersebut adalah buah hasil sinergi sangat kuat antara Kemenkeu, Bank Indonesia, OJK dan LPS dalam KSSK maupun masing-masing," tambah Mahendra.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya