Ada Sinyal Resesi 2023, Ini Tips Menghadapinya bagi Pelaku Bisnis

Ada 5 tips yang dapat dilakukan

Jakarta, IDN Times - Dunia diprediksi mengalami masa-masa gelap di 2023 akibat krisis ekonomi, pangan, hingga energi yang disebabkan oleh pandemik COVID-19 serta perang Rusia-Ukraina.

Presiden Joko "Jokowi" Widodo pun mengakui adanya sinyal resesi di Eropa, Amerika Serikat, serta China yang turut berdampak pada Indonesia. Oleh karena itu, dalam beberapa kesempatan, Presiden kerap mengimbau masyarakat untuk tetap optimis, berhati-hati, dan mulai bersiap menghadapi tahun depan.

Patut dipahami bahwa resesi atau perlambatan ekonomi tentunya memengaruhi daya beli masyarakat, sehingga mendorong mereka lebih selektif dalam pengeluaran dengan fokus pada pemenuhan kebutuhan.

Lalu, bagaimana nasib para pelaku bisnis di tengah situasi ini? Apa saja yang harus dipersiapkan agar bisnis dapat bertahan di tengah masa-masa penuh ketidakpastian tahun depan? Berikut adalah beberapa tips dari Co-Founder dan CEO Populix, Dr. Timothy Astandu, yang dapat dilakukan oleh para pelaku bisnis.

Baca Juga: Resesi Membayangi, Ini 5 Hal yang Harus Kamu Lakukan

1. Manfaatkan peluang inovasi dengan riset pasar

Ada Sinyal Resesi 2023, Ini Tips Menghadapinya bagi Pelaku BisnisIlustrasi Penelitian/Riset (IDN Times/Aditya Pratama)

Resesi seharusnya tidak menjadi penghalang sebuah bisnis untuk terus berinovasi. Namun, di tengah perubahan gaya hidup masyarakat menjadi lebih selektif terhadap pengeluaran mereka, pelaku bisnis perlu mengeksplorasi peluang inovasi dan terus beradaptasi dengan kebutuhan dan minat masyarakat melalui riset pasar.

"Riset pasar akan membantu memberikan insights bagi bisnis terkait produk dan tren yang tengah berkembang di tengah masyarakat, ketertarikan calon pelanggan dengan produk yang akan diluncurkan, hingga mengetahui harga yang rela mereka keluarkan untuk membeli produk tersebut," tutur Timothy dikutip IDN Times, Senin (7/11/2022).

Ada berbagai cara untuk melakukan riset pasar yang dia bagikan, salah satunya adalah dengan menggunakan platform survei online seperti Poplite by Populix. Melalui platform ini, pelaku bisnis bisa menyesuaikan kriteria responden yang ingin disasar sesuai dengan target market mereka. Pelaku bisnis bahkan dapat menyesuaikan jumlah pertanyaan dan jumlah respondennya sesuai dengan anggaran yang mereka punya.

Selain melakukan riset pasar, dia juga menyarankan pelaku bisnis untuk terus mengevaluasi performa setiap produk yang dimiliki dan menentukan produk-produk apa yang paling menguntungkan bisnis, maupun merugikan bisnis.

"Dengan demikian, di tengah perlambatan daya beli konsumen, pelaku bisnis dapat lebih berfokus memperkuat produk-produk unggulannya serta memberhentikan pasokan produk yang kurang baik terlebih dahulu, guna mengurangi biaya produksi," sebut Timothy.

Tak hanya itu, pelaku bisnis juga harus lebih sigap dan cermat dalam melakukan penyesuaian harga dengan kondisi pasar. Perhatikan juga perubahan harga bahan baku, biaya produksi, serta harga jual yang dipatok oleh kompetitor secara berkala, agar bisnis bisa terus kompetitif di pasar.

2. Diversifikasi pemasok (supplier)

Ada Sinyal Resesi 2023, Ini Tips Menghadapinya bagi Pelaku Bisnisilustrasi impor (IDN Times/Aditya Pratama)

Di tengah melambatnya ekonomi, Timothy menilai pasokan barang dan bahan baku akan mengalami imbas negatif akibat melemahnya daya beli masyarakat. Secara otomatis, biaya bahan baku bisa naik berkali-kali lipat.

Oleh karena itu, pelaku bisnis harus melakukan diversifikasi pemasok atau memiliki lebih dari satu pemasok. Tujuannya agar produktivitas produksi tidak terganggu dengan ketersediaan bahan baku di pasaran yang terpapar kenaikan harga tersebut.

Baca Juga: Awas! Badai PHK Mengancam di Tengah Resesi Global

3. Efisiensi anggaran dengan memastikan strategi pemasaran tepat sasaran

Ada Sinyal Resesi 2023, Ini Tips Menghadapinya bagi Pelaku BisnisIlustrasi Uang. (IDN Times/Aditya Pratama)

Salah satu biaya terbesar pada operasional bisnis adalah anggaran pemasaran. Oleh karena itu, menurutnya pelaku bisnis perlu melakukan efisiensi dengan memastikan alokasi anggaran pemasaran mereka tepat sasaran.

Dewasa ini, banyak pelaku bisnis yang mengalihkan strategi pemasaran mereka ke ranah digital karena jangkauannya yang luas, memungkinkan kreativitas yang lebih besar, dan memiliki biaya yang lebih terjangkau.

Salah satu strategi yang bisa dipilih adalah promosi melalui media sosial. Strategi ini merupakan opsi yang tepat diaplikasikan apabila target konsumen bisnisnya menyasar milenial dan Gen Z.

"Survei yang dilakukan oleh IDN Research Institute bersama Populix baru-baru ini memperlihatkan bahwa Facebook, YouTube, dan Instagram merupakan tiga platform media sosial yang banyak digunakan oleh kalangan milenial," tutur Timothy.

Di sisi lain, Instagram, YouTube, dan TikTok menjadi platform yang diminati kalangan Gen Z saat ini. Popularitas ketiga platform tersebut juga semakin mencuat karena ketertarikan Gen Z terhadap konten berbasis video dan live streaming.

Tak hanya itu, untuk menjangkau Gen Z, pelaku bisnis juga dapat mencoba kerja sama dengan influencer, content creator, atau Key Opinion Leader (KOL). Hasil survei Indonesia Gen Z Report 2022 memperlihatkan bahwa selain kualitas produk, Gen Z di Indonesia memiliki tingkat kepercayaan tinggi pada brand-brand yang memiliki hubungan dekat dengan influencers, baik dalam hal kepemilikan brand maupun kerja sama dengan brand tertentu.

4. Siapkan dana darurat

Ada Sinyal Resesi 2023, Ini Tips Menghadapinya bagi Pelaku Bisnisilustrasi dana (IDN Times/Aditya Pratama)

Bukan cuma keuangan pribadi, bisnis juga perlu mempersiapkan dana darurat dalam menghadapi resesi. Dana darurat dapat membantu bisnis bertahan dengan menstabilkan biaya operasional bisnis di tengah inflasi, membayar gaji karyawan, hingga angsuran cicilan.

"Perlu diingat bahwa dana darurat untuk kebutuhan pribadi sebaiknya dipisah dari dana darurat untuk keperluan bisnis. Selain itu, pelaku bisnis harus memilih bank terpercaya yang telah dilindungi oleh pemerintah untuk menyimpan dana darurat tersebut," kata Timothy.

5. Restrukturisasi tenaga kerja

Ada Sinyal Resesi 2023, Ini Tips Menghadapinya bagi Pelaku Bisnisilustrasi karyawan (IDN Times/Aditya Pratama)

Apabila situasi bisnis semakin kritis, pelaku bisnis juga dapat mempertimbangkan melakukan restrukturisasi tenaga kerja dengan pengurangan personil yang kurang berprestasi, serta memaksimalkan dan mengapresiasi kapasitas personil yang berprestasi.

"Oleh karena itu, pemilik bisnis juga perlu terus meningkatkan kemampuan diri sendiri, serta karyawan, agar dapat berkembang sesuai perkembangan zaman. Misalnya, menambah kapasitas digital dan pembuatan konten," tambahnya.

Baca Juga: Resesi di Depan Mata, Apa yang Mesti Dilakukan Millennial dan Gen Z?

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya