Ada yang Terusik saat Sri Mulyani Ungkap Dana Pemda Ngendap di Bank

Nilainya Rp278,73 triliun per Oktober

Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan ada yang tidak senang karena dirinya mengungkapkan dana pemerintah daerah (pemda) ratusan triliun mengendap di bank.

"Pemerintah daerah suka, kalau saya menyampaikan dana di perbankannya tinggi kadang-kadang ada yang gak seneng juga," kata Sri Mulyani dalam acara serah terima hibah barang milik negara tahap II, Rabu (7/12/2022).

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu tak menyebutkan pemerintah provinsi mana yang dia maksud. Tapi, Sri Mulyani dijanjikan bahwa dana pemda yang mengendap di bank akan dibelanjakan.

Baca Juga: Sri Mulyani Ungkap Jurus agar RI Gak Krisis Ekonomi seperti Inggris

1. Kemungkinan ada sisa Rp100 triliun di akhir Desember

Ada yang Terusik saat Sri Mulyani Ungkap Dana Pemda Ngendap di Bankilustrasi bank (IDN Times/Aditya Pratama)

Posisi dana pemda di perbankan sebesar Rp278,73 triliun per Oktober 2022, naik Rp54,89 triliun atau 24,5 persen dibandingkan September, atau tumbuh 22,94 persen dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya.

Sri Mulyani memperkirakan sampai akhir Desember, dana pemda yang tersimpan di bank tidak akan terpakai seluruhnya. Kemungkinan akan ada sisa yang tidak dibelanjakan.

"Nanti akhir tahun memang tetap ada sih yang mengendap sekitar Rp100 triliun. Itu kan cukup besar dari Rp800 triliun sekitar Rp100 triliun pada akhir tahun ternyata memang tidak tergunakan," ujarnya.

Baca Juga: Lelet Belanja, Anggaran Pemda NTB Mengendap Rp2,3 Triliun di Bank 

2. Pemda terkendala pada belanja modal

Ada yang Terusik saat Sri Mulyani Ungkap Dana Pemda Ngendap di BankIlustrasi Uang. (IDN Times/Aditya Pratama)

Dijelaskan Sri Mulyani, Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik seringnya antara perencanaan dan pelaksanaan banyak menghadapi tantangan, terutama dalam hal belanja modalnya untuk pembangunan fisik.

Belanja modal, diakui Sri Mulyani tidak gampang karena butuh perencanaan, studi kelayakan, kemudian menyangkut masalah teknis dan masalah lingkungan yang tergantung kemampuan eksekusinya.

"Tidak hanya sekadar minta anggaran, kemudian melakukan bidding (lelang), procurement (pengadaan), kontraktor jalan, baru nanti lihatnya bulan Desember, gak. Harus dilihat terus. Ini lah yang selalu ditekankan oleh Bapak Presiden kalau eksekusinya bagus maka hasil pembangunan itu akan juga bagus. Jadi bagus atau enggak bagus kadang-kadang bukan hanya niat baik, tapi juga kompetensi, kapasitas, dan integritas dari kita semuanya," tuturnya.

3. Jokowi jengkel banyak dana pemda nganggur di bank

Ada yang Terusik saat Sri Mulyani Ungkap Dana Pemda Ngendap di BankPresiden Joko Widodo (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Presiden Jokowi sebelumnya mengungkapkan kejengkelannya lantaran ratusan triliun dana pemerintah daerah (pemda) dibiarkan mengendap di bank oleh para kepala daerah.

"Kita ini cari investasi agar dapat arus modal masuk, yang sudah ada di kantong gak dipakai, ya percuma," katanya dalam Rapat Koordinasi Nasional Investasi 2022 bertema Hilirisasi dan Kemitraan untuk Investasi Berkeadilan, Rabu (30/11/2022).

Dia menekankan bahwa Indonesia berusaha memperoleh aliran modal masuk ke dalam negeri agar perputaran uang lebih meningkat. Oleh karenanya amat disayangkan jika uang yang sudah ditransfer oleh pemerintah pusat ke daerah-daerah justru tidak dipakai.

"Hati-hati, saya tanya ke Bu Menteri (Keuangan), ada berapa uang kabupaten/kota dan provinsi yang ada di bank yang belum dipakai. Biasanya tahun lalu di bulan-bulan seperti ini paling Rp210-220 triliun. Pagi tadi kita cek uang yang ada di bank masih 278 triliun," ujarnya.

"Itu gede banget, gede banget, besar sekali. Ini kalau cepat direalisasikan, cepat dibelanjakan ini mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di daerah," tuturnya.

Baca Juga: Momen Zulhas Kenang Dukung Prabowo: Kita Lawan Jokowi 10 Tahun

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya