Bersih-Bersih BUMN, Erick Thohir: Korupsi Harus Diberantas
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menekankan bahwa kesehatan BUMN menjadi hal yang krusial. Kondisi BUMN yang sehat diyakini akan memberi dampak besar terhadap negara dan masyarakat.
"Sejak awal, kita berkomitmen melakukan transformasi menyeluruh dengan memperbaiki proses dan fokus bisnis hingga penerapan budaya kerja dengan core value Akhlak," katanya dikutip dari keterangan tertulis, Jumat (19/8/2022).
Baca Juga: 5 BUMN Mau Right Issue, Erick Thohir Ungkap Alasannya
1. Bersih-bersih BUMN diyakini akan meminimalisir praktik korupsi
Erick meyakini aksi bersih-bersih BUMN melalui transformasi bisnis dan sumber daya manusia (SDM) akan membawa perubahan besar bagi BUMN. Tak hanya mampu mendongkrak kinerja, Erick menyebut program transformasi juga menjadi fondasi besar bagi BUMN untuk meminimalisir praktik korupsi di tubuh perusahaan.
"Korupsi itu bagian yang harus diberantas, walaupun kita menyadari korupsi dari zaman dulu sampai sekarang itu ada, tapi kita harus meminimalisasi korupsi, apalagi korupsi uang rakyat, uang pemerintah, ini sangat menyakitkan," lanjut Erick.
Baca Juga: Menteri BUMN Erick Thohir Diminta Fokus Selesaikan Harga BBM
2. Erick menutup BUMN yang mati suri
Editor’s picks
Transformasi di BUMN yang dilakukan mulai dari perampingan jumlah BUMN dan klasternya, pembentukan holding sebagai penguatan ekosistem, hingga menutup BUMN yang 'mati suri'.
Hal itu dilakukan bukan hanya untuk mendorong perbaikan BUMN, melainkan juga meningkatkan kontribusi perusahaan pelat merah terhadap negara dan masyarakat.
"Artinya, kalau BUMN-nya korupsi sehingga tidak sehat, bagaimana bisa menjadi sebuah korporasi yang baik dan bisa menjadi bagian ketika pemerintah mengintervensi dengan kebijakan-kebijakan saat terjadi ketidakseimbangan," ujar Erick.
3. BUMN yang tidak sehat tidak bisa mengintervensi pasar
Ditegaskannya, BUMN yang sehat dapat berperan sebagai penyeimbang pasar melalui sejumlah intervensi seperti operasi pasar. Hal itu telah dilakukan BUMN saat melakukan intervensi dengan menjual masker seharga Rp5 ribu atau jauh di bawah harga pasar yang saat awal pandemi menyentuh angka Rp100 ribu.
"Hal-hal ini, menyeimbangkan pasar hanya bisa dilakukan kalau BUMN-nya sehat. Kalau BUMN-nya sakit, boro-boro mau intervensi pasar, buat dirinya sendiri aja sulit," tambah Erick.
Baca Juga: Erick Thohir Girang 20 BUMN Masuk Daftar Fortune Indonesia 100