Harga Elpiji 12 Kg dan Pertamax Turbo Naik, Inflasi Bakal Melejit? 

Sosialisasi kenaikan harga BBM dan elpiji wajib dilakukan

Jakarta, IDN Times - Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan menilai tidak akan terjadi gejolak inflasi atas naiknya harga Pertamax Turbo dan Dex Series (Dexlite dan Pertamina Dex), serta produk liquefied petroleum gas (LPG) alias elpiji nonsubsidi (Bright Gas 5,5 kg dan 12 kg).

Naiknya harga bahan bakar nonsubsidi menurut Mamit tidak akan berkontribusi signifikan terhadap peningkatan inflasi. Sebab, konsumennya terbatas.

"Kenaikan ini tidak ada berdampak signifikan terhadap inflasi dan juga migrasi (ke bahan bakar bersubsidi). Apalagi pengguna produk ini segmented kelas menengah ke atas," katanya dikutip Selasa (12/7/2022).

Baca Juga: Elpiji 12 Kg Naik Rp2 Ribu per Kg, Segini Harganya di Berbagai Daerah

1. Naiknya harga Elpiji 12 kg hingga Pertamax Turbo dinilai tidak salah

Harga Elpiji 12 Kg dan Pertamax Turbo Naik, Inflasi Bakal Melejit? Ilustrasi harga minyak (IDN Times/Arief Rahmat)

Mamit menjelaskan bahwa BBM dan gas yang harganya naik merupakan produk umum. Jadi, kenaikannya merupakan aksi korporasi Pertamina dengan tetap mengacu peraturan terkait formula harga BBM umum dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 62 tahun 2020, dan formula harga LPG sesuai dengan kenaikan CP Aramco.

Selain itu, jika mengacu kepada Perpres 69/2021 pasal 14A ayat 1 dinyatakan bahwa harga jual eceran jenis BBM umum di titik serah untuk setiap liter, dihitung dan ditetapkan oleh badan usaha berdasarkan formula harga tertinggi yang terdiri atas harga dasar ditambah Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor.

"Maka kenaikan ini tidak salah. Saya menghitung, bahwa kenaikan harga produk Pertamina ini masih di bawah keekonomiannya. Jadi masih ada selisih yang harus ditanggung oleh Pertamina," tutur Mamit.

Baca Juga: Ini Biang Kerok Naiknya Harga Elpiji 12 Kg hingga Pertamax Turbo

2. Perlu dilakukan sosialisasi mengenai subsidi tepat sasaran

Harga Elpiji 12 Kg dan Pertamax Turbo Naik, Inflasi Bakal Melejit? Ilustrasi penambahan kuota gas elpiji 3 kilogram. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

Menurutnya sosialisasi mengenai subsidi tepat sasaran harus terus disosialisasikan. Masyarakat perlu diberikan penjelasan bahwa subsidi hanya untuk masyarakat yang tidak mampu.

Kedua, program pembatasan BBM subsidi seperti yang mulai dilakukan saat ini harus diteruskan dan dilakukan di seluruh wilayah Indonesia.

"Ketiga, reformasi subsidi dari berbasis barang ke berbasis orang harus disegerakan," ujar Mamit.

Baca Juga: BBM Bersubisdi Dibatasi, Ini Perbedaan Pertamax dan Pertalite

3. Kemungkinan masyarakat migrasi ke bahan bakar subsidi minim

Harga Elpiji 12 Kg dan Pertamax Turbo Naik, Inflasi Bakal Melejit? Pertalite. (Dok. Pertamina)

Mamit pun berpendapat bahwa kemungkinan masyarakat migrasi ke produk BBM atau LPG yang disubsidi lantaran penggunaannya tak banyak.

"Untuk migrasi saya kira sangat kecil ya. Berdasarkan data saat ini pengguna Pertamax Turbo hanya 0,5 persen, Dexlite dan Pertamina Dex 5 persen dari total konsumsi BBM secara nasional. Untuk LPG NPSO sendiri konsumsi hanya 6 persen saja, jadi 94 persen masih menggunakan LPG 3 kg subsidi," tambahnya.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya