Inggris Selamat dari Resesi di 2022, Tapi Masih Terancam di 2023

Ekonomi Inggris flat di 2022

Jakarta, IDN Times - Inggris terhindar dari resesi pada tahun 2022, karena ekonominya mengalami pertumbuhan meski flat pada kuartal IV-2022 atau periode Oktober hingga Desember sebagaimana dirilis Kantor Statistik Nasional (ONS).

Dilansir BBC, Sabtu (11/2/2023), Kanselir Jeremy Hunt mengatakan angka-angka tersebut menunjukkan ketahanan yang mendasari tetapi itu tidak membuatnya lega.

"Kita belum keluar dari hutan," katanya dalam sebuah pernyataan.

Pertumbuhan ekonomi Inggris terkontraksi sebesar 0,2 persen pada kuartal III-2022. Pertumbuhan ekonomi yang cenderung datar di kuartal IV menunda terjadinya resesi di Inggris. Resesi baru terjadi saat ekonomi negara menyusut selama dua kuartal berturut-turut.

1. Inggris masih bisa mengalami resesi di 2023

Inggris Selamat dari Resesi di 2022, Tapi Masih Terancam di 2023Ilustrasi Resesi. IDN Times/Arief Rahmat

Anggota parlemen dari Partai Demokrat Liberal Sarah Olney mengatakan, Inggris sedang berada di ambang resesi setelah berbulan-bulan mengalami perusakan ekonomi dan kekacauan dalam pemerintahan.

"Kesalahan atas angka-angka suram ini terletak pada pemerintah, yang telah membuat anggaran yang buruk, gagal mengatasi inflasi dan tidak memiliki rencana untuk pertumbuhan," ujarnya.

Sementara itu, sebagian besar peramal ekonomi memprediksi Inggris akan mengalami penurunan yang lebih ringan di 2023 dibandingkan yang diperkirakan sebelumnya karena penurunan harga energi. Namun beberapa orang berpikir bahwa Inggris akan terhindar dari resesi teknikal sepenuhnya.

Ada pandangan optimis dari National Institute of Economic and Social Research, sebuah wadah pemikir ekonomi. Mereka memperkirakan bahwa Inggris akan terhindar dari resesi.

Namun, Bank of England dan Dana Moneter Internasional (IMF) lebih suram, memperkirakan ekonomi Inggris akan menyusut pada tahun 2023.

Hanya saja, Bank of England atau bank sentral Inggris memperkirakan resesi ini akan lebih pendek dan tidak separah perkiraan sebelumnya.

Baca Juga: Dear Investor, Ini 3 Langkah Menata Portofolio Hadapi Resesi 2023

2. Inflasi masih menjadi pekerjaan rumah

Inggris Selamat dari Resesi di 2022, Tapi Masih Terancam di 2023Ilustrasi Inflasi (IDN Times/Arief Rahmat)

Hunt mengatakan bahwa inflasi yang tinggi masih menjadi masalah dan terus menyebabkan penderitaan bagi rumah tangga di Inggris.

Inflasi atau tingkat kenaikan harga melambat namun pada level 10,5 persen, tetap mendekati level tertinggi dalam 40 tahun terakhir.

ONS yang menerbitkan angka output ekonomi mengatakan, tidak ada pertumbuhan dalam tiga bulan terakhir tahun 2022.

3. Gambaran perekonomian Inggris di 2022

Inggris Selamat dari Resesi di 2022, Tapi Masih Terancam di 2023ilustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Aditya Pratama)

Angka-angka untuk bulan Desember, bagaimanapun dianggap lebih buruk dari yang diperkirakan dan tidak akan ada perayaan di Departemen Keuangan Inggris.

Darren Morgan dari ONS mengatakan bahwa ada penurunan dalam layanan kesehatan dengan lebih sedikit operasi dan kunjungan dokter umum. Kehadiran di sekolah juga menurun pada minggu sebelum sekolah diliburkan untuk Natal.

Dia menjelaskan bahwa dalam hal layanan publik, ONS mengukur hal-hal seperti upah guru, dan berapa banyak investasi yang dilakukan di sekolah-sekolah dan layanan kesehatan.

"Layanan-layanan yang mereka sediakan adalah bagian yang sangat penting dari perekonomian sehingga kami memasukkannya dalam pengukuran kami," ujarnya.

Dia juga mengatakan bahwa kegiatan-kegiatan olahraga, khususnya sepak bola, terkena dampak dari Piala Dunia.

Kata dia, orang-orang tidak dapat menikmati sepak bola papan atas karena tidak adanya pertandingan sepak bola Liga Premier sampai Boxing Day, saat Piala Dunia berlanjut.

Morgan menambahkan bahwa industri kereta api dan pos mengalami bulan yang buruk. ONS melihat dampak pemogokan karena keduanya turun drastis pada bulan Desember.

Aksi mogok kerja di kereta api menyebabkan gangguan di jalur kereta api dan jalan raya pada bulan Desember. Para pekerja pos juga melakukan aksi mogok kerja selama beberapa hari menjelang Natal.

Baca Juga: Kabar Baik! Sri Mulyani Sebut 2023 Gak Jadi Resesi

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya