Kesepakatan di G20 Bakal Bikin Investasi Industri Farmasi Bergeliat

Dorong inovasi di industri farmasi

Jakarta, IDN Times - Hasil dari Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali, Indonesia diyakini akan menumbuhkan investasi pada industri farmasi. Hal itu diyakini oleh Presiden Direktur PT Merck Tbk, Evie Yulin.

Sebelum KTT G20 dimulai, digelar pula Business 20 (B20) Summit. B20 adalah forum dialog resmi G20 dengan komunitas bisnis global. B20 adalah salah satu engagement groups yang paling menonjol di G20, dan bertugas merumuskan rekomendasi kebijakan tentang bisnis dan ekonomi.

Evie melihat banyak rekomendasi dan keputusan-keputusan yang dihasilkan dari Presidensi G20 Indonesia, yang sangat baik untuk indonesia ke depannya termasuk untuk industri sektor farmasi.

"Karena saya dari pharmaceutical industry, banyak sekali statement dari Pak Budi (Menteri Kesehatan RI) kemarin yang sangat berkaitan dengan kemajuan pharmaceutical industry, di mana investasi akan dibuka sebesar-besarnya bagi medicine, vaksin dan bagi alat kesehatan," kata Evie di sela-sela agenda KTT G20 di Bali.

1. Akses terhadap inovasi obat-obatan harus jadi perhatian

Kesepakatan di G20 Bakal Bikin Investasi Industri Farmasi Bergeliatilustrasi obat-obatan (IDN Times/Mardya Shakti)

Evie menyoroti akses terhadap inovasi obat-obatan. Kata dia, data yang ada menunjukkan bahwa penetrasi Indonesia terhadap innovative medicine dan produk-produk baru, sejak 2012 hingga 2021, adalah yang terendah di antara semua negara anggota G20, yakni hanya 9 persen.

"Artinya kita masih punya room for improvement (ruang untuk perbaikan). Kita gak melihat itu sebagai problem, tapi kita melihat itu sebagai opportunity seperti yang disampaikan Pak Budi (Menkes). Jadi, kita akan lebih agresif untuk memasukkan produk-produk baru di Indonesia," tuturnya.

Baca Juga: Momen Akrab Jokowi Jamu Para Pemimpin G20 Makan Siang Bersama

2. Merck lakukan sejumlah inovasi di kala pandemik

Kesepakatan di G20 Bakal Bikin Investasi Industri Farmasi BergeliatIlustrasi (IDN Times/Aditya Pratama)

Merck pun terus melakukan inovasi, terkhusus pada saat pandemik COVID-19, karena pihaknya banyak sekali produk-produk yang berkaitan dengan komorbiditas atau penyakit penyerta atau penyakit bawaan.

"Jadi kami lakukan adalah meningkatkan awareness (kesadaran) kepada pasien bahwa komorbid bisa diobati dan obatnya memang ada," ujar Evie.

Kemudian yang kedua, inovasi yang dilakukan oleh Merck adalah go digital. Jadi, akibat adanya pandemik, sulit untuk bisa tatap muka atau face-to-face dengan dokter.

"Jadi, yang kita lakukan adalah kita melakukan interaksi secara digital pure end-to-end ekosistem digital yang kita lakukan," tambahnya.

3. Pertemuan menteri kesehatan di G20 hasilkan 8 kesepakatan bilateral

Kesepakatan di G20 Bakal Bikin Investasi Industri Farmasi BergeliatMenteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin dalam acara webinar AI Tech Day 2022 (dok. GDP Venture)

Pertemuan antara Menteri Kesehatan RI Budi G Sadikin dengan menteri kesehatan negara anggota G20, yang berlangsung di Bali pada 27-28 Oktober 2022, menghasilkan delapan aksi nyata.

“Ada delapan kesepakatan bilateral dengan negara G20 lainnya, yang akan segera ditindaklanjuti implementasinya,” ujar Budi.

Terdapat beberapa kesepakatan bilateral antara Indonesia dan negara G20 guna membahas panduan dalam memperkuat arsitektur kesehatan global, agar lebih siap dalam menghadapi masalah terutama di bidang kesehatan.

Beberapa aksi yang dimaksud oleh Menkes Budi antara lain, kelanjutan kerja sama (MoU) dengan Korea, mengunjungi industri pembuatan vaksin mRna di Capetown, bantuan dana sebesar US$ 5 Juta dari Arab Saudi, dan potensi untuk berkolaborasi dengan Spanyol dalam Europian Union pada 2023.

Selain itu, Indonesia juga diundang menjadi co-chair World Local Production Forum tahun 2023 oleh Belanda. Jerman pun juga menjalani kesepakatan bilateral dengan Indonesia melalui program pelatihan pre-departure dengan harapan lebih banyak perawat yang dapat bekerja di Jerman.

Tak lupa Indonesia memiliki kesepakatan dengan Amerika Serikat melalui kerja sama project ARPA-H, yang merupakan pusat riset di bawah koordinasi National Institute of Health (NIH) US.

Sedangkan, hubungan bilateral dengan Brasil menghasilkan penandatanganan MoU kedua belah pihak untuk kolaborasi transformasi pilar ke 3 terkait vaksin, surveilens penyakit menular, dan penanganan arbovirus serta juga dalam upaya penurunan malaria.

“Tentunya kita tidak akan berhenti di sini. Akan terus ada upaya-upaya lain yang kita jajaki,” ujarnya.

Baca Juga: Zelenskyy Pidato di G20, Minta Perang Diakhiri dengan Adil

Topik:

  • Vanny El Rahman
  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya