Komentar Pejabat The Fed Bikin Rupiah Tertekan Pagi Ini

Rupiah melemah 24 poin

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah melemah sebesar 24 poin ke level Rp14.899 per dolar AS pada pembukaan perdagangan, Rabu (24/5/2023) pagi.

Mengutip Bloomberg, pada pukul 09.12 WIB, penguatan kurs dolar bertambah menjadi sebanyak 37 poin atau 0,25 persen ke Rp14.912 per dolar AS.

Posisi rupiah pagi ini, membalikkan tren positif pada penutupan perdagangan Selasa, 23 Mei 2023 yang menguat 15 poin atau 0,10 persen ke Rp14.875 per dolar AS.

Baca Juga: Halau Sentimen Negatif, Rupiah Kalahkan Dolar AS Sore Ini

1. Komentar the Fed jadi sentimen negatif buat rupiah

Analis Sinarmas Futures, Ariston Tjendra mengatakan, rupiah masih berpeluang melemah terhadap dolar AS hari ini. Sebab, ada indikasi kebijakan suku bunga tinggi oleh bank sentral AS atau Federal Reserve (the Fed) masih diperlukan untuk menurunkan tingkat inflasi.

Menurutnya, indikasi tersebut terlihat dari sejumlah komentar para dari para petinggi bank sentral AS belakangan ini. "Pendapat tersebut membantu penguatan dolar AS terhadap nilai tukar lainnya," ujar Ariston.

Kemudian, data dirilis semalam menunjukkan ekonomi AS masih bagus, seperti data indeks sektor jasa dan penjualan rumah baru. Ekonomi Negara Paman Sam yang bagus berpotensi menaikan inflasi di AS. Hal itu bisa menjadi alasan bagi the Fed untuk menaikan suku bunganya lagi.

Ditambah lagi, pelaku pasar masih mewaspadai kesepakatan batas atas utang AS yang belum tercapai. Alhasil, sebagian pelaku pasar terlihat keluar dari aset berisiko dan masuk ke aset aman seperti dolar AS.

Kabar baiknya, neraca pembayaran dan neraca transaksi berjalan Indonesia pada kuartal pertama 2023 masih positif alias surplus. Itu menjadi sentimen yang baik buat rupiah.

"Ini sentimen positif yang mungkin bisa menahan pelemahan rupiah terhadap dolar AS," ujarnya.

Baca Juga: The Fed Naikkan Suku Bunga 0,25 Persen, Tertinggi dalam 16 Tahun!

2. Rupiah menguat kemarin setelah berhasil menghalau sentimen negatif

Analis DCFX Futures, Lukman Leong mengatakan penguatan rupiah kemarin, walaupun tipis, terjadi di tengah sejumlah sentimen yang memberikan keuntungan bagi dolar AS.

"Rupiah masih berhasil menguat tipis walau ditengah penguatan dolar AS dengan naiknya imbal hasil obligasi AS oleh pernyataan hawkish beberapa pejabat the Fed," tutur Lukman kemarin.

Kata dia, investor melihat data Inflasi di Indonesia yang sudah tidak jauh dari target pemerintah 2-4 persen. Hal itu memicu ekspektasi Bank Indonesia (BI) untuk dapat memangkas suku bunga kedepannya.

"Investor kembali memburu SBN (Surat Berharga Negara) dan imbal hasil obligasi Indonesia 10 tahun turun cukup besar," tambahnya.

Baca Juga: Ini Penyebab Penarikan Utang Baru Pemerintah Melonjak Jadi Rp243,9 T

3. Proyeksi pergerakan rupiah hari ini

Lukman memperkirakan rupiah melemah hari ini karena tertekan oleh sentimen risk off, serta penguatan dolar AS akibat kekhawatiran seputar batas utang AS. Diperkirakan rupiah bergerak di antara Rp14.850-Rp14.950 per dolar AS hari ini.

Ariston memperkirakan potensi pelemahan rupiah ke arah Rp14.900-Rp14.930, dengan support di sekitar Rp14.850 per dolar AS pada perdagangan hari ini.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya