Komisi IV Ungkap Persoalan Pupuk Subsidi Bukan di Kapasitas Produksi

Kapasitas produksi sudah mencukupi

Jakarta, IDN Times - Ketua Komisi IV DPR RI Sudin mengungkapkan penyebab persoalan ketersediaan pupuk bersubsidi, adalah alokasi yang ditetapkan tidak sebanding dengan kebutuhan yang diusulkan petani pada sistem pendataan pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan).

Sedangkan dari sisi kapasitas produksi milik PT Pupuk Indonesia (Persero) telah memenuhi kebutuhan pupuk bersubsidi yang ditetapkan pemerintah setiap tahunnya. Pada tahun ini, pemerintah menetapkan alokasi sekitar 7,8 juta ton.
 
“Permintaan pupuk dari petani se-Indonesia jumlahnya 23 juta ton kurang lebih, tetapi pemerintah hanya siap mensubsidi pupuk sebanyak 9 juta ton, maka kegaduhan terjadi,” kata Sudin di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (20/3/2023).

Baca Juga: Sejak Awal 2023, Pupuk Indonesia Salurkan 1,5 Juta Ton Pupuk Subsidi

1. Pupuk Indonesia diminta bangun 1.000 kios

Komisi IV Ungkap Persoalan Pupuk Subsidi Bukan di Kapasitas ProduksiSistem digitalisasi RMS yang diterapkan Pupuk Indonesia digunakan distributor dan kios pupuk untuk memproses penjualan pupuk retail, komersial, maupun pupuk subsidi atau PSO. (Dok. Pupuk Indonesia)

Di sisi lain, Sudin juga meminta Pupuk Indonesia membangun kios non-subsidi sebanyak 1.000 kios di seluruh Indonesia. Itu ditujukan untuk mengatasi masalah ketersediaan, khususnya bagi petani yang tidak mendapatkan alokasi subsidi pupuk.
 
“Petani komplain pupuk langka maka saya perintahkan kepada PI (Pupuk Indonesia) dan anak perusahaannya untuk membuat kios pupuk komersil atau non subsidi. Jadi kalau yang subsidi gak dapet dia bisa beli non-subsidi,” terangnya.

Baca Juga: Mudahkan Petani, Pupuk Indonesia Targetkan 1.000 Kios Pupuk Komersial

2. Pupuk Indonesia jamin kapasitas produksi mampu penuhi kebutuhan

Komisi IV Ungkap Persoalan Pupuk Subsidi Bukan di Kapasitas ProduksiPT Pupuk Indonesia (Persero) terus menjaga kemampuan produksi pupuk untuk memenuhi alokasi pupuk bersubsidi nasional. (Dok. Istimewa)

Direktur Pemasaran Pupuk Indonesia Gusrizal mengatakan, kapasitas produksi pupuk milik Pupuk Indonesia Group mampu memenuhi kebutuhan pupuk bersubsidi sesuai alokasi yang ditetapkan Pemerintah.

Dia menerangkan, kapasitas produksi Pupuk Indonesia totalnya mencapai 13,9 juta ton. Itu terdiri dari 8,8 juta ton pupuk urea, 3,8 juta ton pupuk NPK, sisanya sekitar 1,3 juta ton jenis lainnya.
 
“Urea kita lebih dari cukup, produksi kita 8,5 juta ton, subsidi hanya sekitar 4,7 juta ton, jadi kita punya kelebihan 3,8 juta ton, sementara kebutuhan domestik diperkirakan hanya 6,5 juta ton, jadi kami masih lebih 2,5 juta ton,” sebut Gusrizal.
 
Kemudian, kapasitas produksi Pupuk Indonesia untuk pupuk NPK sekitar 3,5 juta ton dari kebutuhan NPK subsidi sekitar 3,2 juta ton. Artinya ada surplus sebanyak 300 ribu ton.

Baca Juga: Pupuk NPK dan Urea Dinilai Tingkatkan Produktivitas Tanaman

3. Pupuk Indonesia sudah salurkan 1,5 juta ton pupuk subsidi sejak awal 2023

Komisi IV Ungkap Persoalan Pupuk Subsidi Bukan di Kapasitas ProduksiPupuk Indonesia menyiapkan stok pupuk bersubsidi di penjualan wilayah Indonesia bagian Timur sebesar 310.822 ton pada awal tahun 2023. (Dok. Pupuk Indonesia)

Pupuk Indonesia telah menyalurkan pupuk bersubsidi lebih dari 1 juta ton sejak awal 2023 hingga saat ini. Capaian tersebut 60 persen lebih dari target yang ditetapkan pemerintah kepada Pupuk Indonesia untuk tahun ini.

"Sejak Januari hingga 11 Maret 2023, Pupuk Indonesia telah menyalurkan pupuk bersubsidi sebesar 1,5 juta ton. Jumlah ini setara dengan 67 persen dari alokasi sampai Maret 2023 sebesar 2,23 juta ton," ucap SVP Sekretaris Perusahaan Pupuk Indonesia, Wijaya Laksana saat media briefing di Kementerian BUMN, Senin (13/3/2023).

Adapun rincian pupuk bersubsidi yang telah disalurkan Pupuk Indonesia adalah sebesar 885.675 ton urea dan jenis nitrogen, phospat, dan kalium (NPK) sebanyak 614.106 ton.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya