Mendag Ingatkan Peternak Jaga Kestabilan Harga Ayam

Harga ayam sering jatuh

Jakarta, IDN Times - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menekankan pentingnya alokasi impor Grand Parent Stock atau GPS untuk UMKM. Hal itu demi menjaga ketersediaan pasokan dan kestabilan harga. GPS sendiri adalah bibit induk yang menghasilkan induk ayam (parent stock/PS).

“Alokasi impor Grand Parent Stock (GPS) untuk pengusaha UMKM. Jaminan pasokan cukup untuk kestabilan pangan dan kecukupan protein bagi warga Indonesia," kata Zulhas saat bertemu perwakilan Gabungan Perusahaan Pembibitan Unggas (GPPU), Kamis (24/11/2022).

Saat bertemu GPPU, Zulhas menekankan pentingnya perencanaan dan pengelolaan prima hingga meminimalisir gagal usaha.

"Meminta komitmen anggota GPPU untuk membantu pemerintah dalam menjaga stabilitas harga yang wajar untuk produk hasil (daging ayam ras dan telur ayam ras) dan input produksi (DOC/bibit dan pakan) baik di tingkat eceran/konsumen maupun di tingkat peternak/produsen," ujar Mendag.

1. Kemendag bakal evaluasi persetujuan impor jika peternak tak patuh

Mendag Ingatkan Peternak Jaga Kestabilan Harga AyamPeternak ayam petelur di Tuban. IDN Times/Imron

Mendag berharap anggota GPPU melaksanakan kebijakan pengaturan populasi (cutting produksi) dengan penuh kejujuran dan sungguh-sungguh apabila diinstruksikan oleh kementerian dan lembaga (K/L) terkait.

"Kemendag akan mengevaluasi permohonan Persetujuan Impor anggota GPPU apabila tidak memegang teguh komitmen untuk menjaga dan menciptakan iklim usaha perunggasan yang kondusif," tuturnya.

Baca Juga: Kemendag Buka Suara soal Wacana Bulog Impor Beras 500 Ribu Ton

2. Surplus pasokan belum dapat diakomodir

Mendag Ingatkan Peternak Jaga Kestabilan Harga Ayamilustrasi peternakan ayam (IDN Times/Dhana Kencana)

Pertemuan antara Zulhas dan GPPU dilatarbelakangi harga ayam ras di tingkat peternak yang sangat tidak stabil dan sering berada di bawah harga pokok produksi (HPP). Harga ayam di pasar Rp32 ribu per kilogram (kg), seharusnya Rp35 ribu per kg.

"Hal ini disinyalir dikarenakan tidak seimbangnya supply-demand, surplus pasokan yang berlebih, sekitar 1 miliar ekor atau setara 1 juta ton dalam setahun," ungkapnya.

Dijelaskannya, surplus yang ada belum dapat diakomodir dengan sarana dan prasarana pasca panen yang memadai, seperti Rumah Potong Hewan Unggas (RPHU) dan cold storage yang tidak mencukupi. Saat ini, seluruh perusahaan integrator hanya memiliki cold storage dengan kapasitas sekitar 30 ribu ton, serta RPHU sekitar 1 juta ekor per hari.

"Produksi dan pasokan pada tahun berjalan sebagian besar merupakan dampak dari importasi Grand Parent Stock (GPS/indukan kakek-nenek) pada 2 tahun sebelumnya, di mana alokasi importasi ditetapkan oleh Kementan melalui rekomendasi teknis (sebagian besar importir merupakan anggota GPPU)," ujar Zulhas.

3. Kemendag izinkan BUMN dan UMKM impor GPS 20 persen dari total kuota

Mendag Ingatkan Peternak Jaga Kestabilan Harga Ayamilustrasi peternakan ayam (IDN Times/Dhana Kencana)

Pada kesempatannya, Ketua 4 GPPU Asrokh Nawawi menyebutkan bahwa Zulhas akan mengizinkan BUMN dan UMKM mengimpor Grand Parent Stock ayam sebanyak 20 persen dari total kuota.

"Kebijakan baru dari Kementerian Perdagangan ini minta bahwa, memutuskan ada 20 persen kuota GPS akan dialokasikan untuk BUMN dan UMKM yang mampu," terangnya.

BUMN dan UMKM yang bisa mengimpor GPS ayam merupakan yang dinilai mampu, baik dari segi tata kelola hingga keuangan. Dia berpendapat bahwa kebijakan tersebut bisa membuat pemerataan sehingga konsumsi daging ayam per kapita per tahun bisa meningkat.

"Kebijakan baru Menteri Perdagangan supaya ada pemerataan, memberi kesempatan BUMN dan UMKM 20 persen supaya lebih merata sehingga kebutuhan konsumsi per kapita bisa tercapai, atau harusnya kan naik karena konsumsi baru 11,6 kg per kapita per tahun," tambah Asrokh.

Baca Juga: Jokowi Perintahkan Mendag Stabilkan Harga Beras, Ini Hasilnya

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya