Menkeu-Gubernur Bank Sentral ASEAN Bahas Krisis Bank di AS dan Eropa

Antisipasi dampaknya terhadap negara berkembang

Bali, IDN Times - Para pemangku kepentingan di sektor keuangan negara-negara ASEAN bakal membahas kemungkinan krisis perbankan di negara maju memengaruhi negara berkembang.

Hal itu akan dibahas dalam agenda pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN, Wakil Menteri Keuangan dan Deputi Bank Sentral ASEAN di Bali yang akan berlangsung pada 27-31 Maret 2023.

"Mungkin belum disebut krisis ya, bank problem di beberapa negara, di Amerika maupun di Swiss, yang itu tentunya akan menjadi salah satu background pembahasan untuk masalah global economy," kata Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo dalam media briefing di Kabupaten Badung, Bali, Senin (27/3/2023).

Dody mengatakan, pertemuan ASEAN dalam seminggu ini juga akan dihadiri oleh organisasi internasional, salah satunya Dana Moneter Indonesia (IMF) yang akan mengangkat isu-isu terkini mengenai perkembangan ekonomi global.

Baca Juga: Silicon Valley Bank Bangkrut, Jokowi Ingatkan soal Krisis Global

1. Soroti dampaknya terhadap sektor keuangan negara ASEAN

Menkeu-Gubernur Bank Sentral ASEAN Bahas Krisis Bank di AS dan EropaDeputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo dalam media briefing di Kabupaten Badung, Bali, Senin (27/3/2023). (IDN Times/Trio Hamdani)

Dody menambahkan, para pemangku kepentingan sepakat untuk melihat efek limpahan dari permasalahan bank di AS dan Eropa, baik dari sisi makro, lalulintas modal, nilai tukar, maupun likuiditas.

"Kalau di sektor keuangan kepada bagaimana ketahanannya, jadi ini yang saya rasa bagian diskusi terkait dengan global economy di dalam pembahasan ASEAN maupun ASEAN+3," ujarnya.

2. Pemangku kepentingan waspadai dampaknya ke startup dan e-commerce

Menkeu-Gubernur Bank Sentral ASEAN Bahas Krisis Bank di AS dan EropaSillicon Valley Bank (dok. SVB)

Dody menjelaskan, hal lainnya yang dikhawatirkan adalah apabila kejatuhan bank-bank di negara maju berdampak terhadap perusahaan rintisan (startup) maupun e-commerce yang mempunyai pinjaman di bank-bank yang sedang mengalami masalah.

Diketahui ada beberapa bank yang sedang bermasalah di negara maju, yakni Silicon Valley Bank, Credit Suisse, dan Signature Bank.

"Yang memang menjadi sulit adalah bagaimana second impact-nya kalau itu masuk ke jalur misalnya ke startup ataupun e-commerce platform yang punya leverage yang secara tidak langsung kepada bank-bank di tiga bank (bermasalah) tadi atau bank di manapun," ujar Dody.

Baca Juga: Stress Test BI, Bank Nasional Tahan dari Kejatuhan 3 Bank di AS

3. ASEAN punya kepentingan bersama menjaga ketahanan

Menkeu-Gubernur Bank Sentral ASEAN Bahas Krisis Bank di AS dan EropaIlustrasi ASEAN. (IDN Times/Sonya Michaella)

Dalam masalah perbankan yang terjadi di negara-negara maju saat ini, yang jadi perhatian ASEAN adalah spillover effect alias efek limpahannya ke negara-negara berkembang, dalam hal ini negara kawasan di ASEAN.

"Nah kawasan tentunya punya kepentingan bersama, interest yang sama bagaimana kita menjaga ketahanan, resiliensi dari sistem keuangannya, apa kemudian yang harus dilakukan, apakah penguatan modal, atau pengurangan leverage ke bank-bank tertentu," tambahnya.

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya