Pabrik Minyak Sawit Merah Bakal Dibangun di 4 Provinsi

Minyak makan merah dinilai lebih sehat

Jakarta, IDN Times - Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, menyatakan akan membangun pabrik minyak makan merah di empat provinsi. Hal itu sejalan dengan arahan dari Presiden Joko "Jokowi" Widodo.

Teten menuturkaan rencana itu sesuai dengan permintaan Presiden Jokowi demi memperbaiki suplai minyak goreng, terutama dari koperasi petani sawit. Paling tidak, luas lahan yang dimiliki oleh petani sawit mencapai 41 persen, dan 35 persen CPO diproduksi oleh kebun-kebun petani rakyat.

"Nah, ada teknologi yang dikembangkan oleh pusat penelitian kelapa sawit di Medan yang bisa memproduksi minyak merah, minyak makan merah," katanya dalam diskusi dengan Pemimpin Redaksi Media Massa di M Bloc Space, Jakarta, Senin (13/6/2022).

Baca Juga: Jurus Teten Biar Industri Minyak Goreng Tak Dikuasai Pengusaha Besar

1. Empat lokasi yang dipilih untuk dibangun pabrik minyak makan merah

Pabrik Minyak Sawit Merah Bakal Dibangun di 4 ProvinsiIlustrasi perkebunan kelapa sawit. (IDN Times/Sunariyah)

Pihaknya akan membuat piloting, dengan mendirikan pabrik di Sumatra Utara, Riau, Jambi, dan Kalimantan Tengah. Perkembangannya, lanjut dia, akan dilaporkan kepada Presiden.

"Itu arahan dari Pak Presiden dan sebentar lagi saya akan laporkan karena kami piloting di empat tempat," tuturnya.

Pembangunan pabrik tersebut akan menggunakan dana koperasi dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). Pihaknya juga mengajak perbankan.

"Jadi, kami sudah sepakat, yang bisa diproduksi mulai dari lima ton per jam dengan investasi sebesar Rp7 miliar sampai Rp120 miliar, itu koperasi bisa bikin," ujar Teten.

2. Pihaknya tak memakai sebutan minyak goreng karena menyangkut standar di Kementan

Pabrik Minyak Sawit Merah Bakal Dibangun di 4 Provinsiilustrasi minyak goreng curah (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Dia menjelaskan minyak makan merah lebih sehat ketimbang minyak goreng. Kandungan protein dan vitamin A, disebutkan Teten, di dalamnya sangat tinggi.

Bahkan, dia menyebut Malaysia juga membuat minyak sawit serupa yang diekspor ke China. Kemudian di Kamerun, 30 persen dari minyak sawitnya dibikin minyak sawit merah.

"Nah, kalau kita nanti akan minyak makan merah. Jadi, kita tidak membuat tren minyak goreng karena minyak goreng standar di Kementan itu harus bening minyaknya. Kalau ini kita warnanya merah," ujarnya.

3. Keberadaan pabrik minyak makan merah akan menjaga harga tandan buah segar di petani

Pabrik Minyak Sawit Merah Bakal Dibangun di 4 ProvinsiIlustrasi Tandan Buah Segar (TBS) sawit. (Saddam Husein for IDN Times)

Pabrik minyak makan merah, dijelaskan Teten, juga akan menjadi solusi bagi petani sawit yang mengeluhkan ketidakpastian harga jual tandan buah segar (TBS).

"Karena mereka sangat tergantung menjual (TBS) itu kepada pabrikan. Jadi, harga TBS itu kadang-kadang turun, dan mereka harus antre lama ke pabrik. Itu kalau antre semalam saja mereka (TBS-nya) berkurang 20 persen beratnya itu," katanya.

Jadi, kalau petani punya koperasi pengolah minyak maka mereka tidak lagi bergantung pada pabrikan. Teten pun optimis kalau minyak makan merah prosesnya lebih sederhana, dan harganya bisa lebih murah.

"Ini juga gak tabrakan dengan industri besar yang bikin minyak goreng karena minyak merah itu bisa dibeli juga oleh industri besar untuk diolah lagi, dibersihkan lagi sehingga jadi warnanya bening," tambahnya.

Baca Juga: PPKS Medan Produksi Minyak Kelapa Merah dari CPO Benih Unggul

Topik:

  • Satria Permana

Berita Terkini Lainnya