RI Genjot Hilirisasi, Peluang Investasinya Capai Rp8.179 Triliun

Ada 8 komoditas jadi prioritas

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo terus menggenjot hilirisasi industri demi menciptakan nilai tambah pada sumber daya alam (SDA) yang terkandung di tanah air. Setidaknya Indonesia sudah berhasil melakukan hilirisasi pada komoditas nikel.

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menuturkan bahwa ada 8 sektor prioritas dalam peta jalan Hilirisasi Investasi Strategis (HIS), dengan nilai peluang investasi mencapai 545,3 miliar dolar AS atau setara Rp8.179,5 triliun (kurs Rp15 ribu per dolar AS).

"Nah, potensi hilirisasi kalau kita fokus sampai dengan 2035 ini sebesar 545,3 miliar dolar AS dari 8 komoditas," katanya dalam Rakornas Kepala Daerah dan Forkopimda Tahun 2023 pada Selasa (17/1/2023).

Baca Juga: Guyon Bahlil soal Pengusaha dan Monyet di Rapimnas KADIN

1. Peluang investasi terbesar berasal dari mineral, batu bara dan minyak

RI Genjot Hilirisasi, Peluang Investasinya Capai Rp8.179 Triliunilustrasi investasi (IDN Times/Aditya Pratama)

Bahlil menjelaskan bahwa peluang investasi pada komoditas mineral, batu bara, dan minyak mencapai 427,1 miliar dolar AS hingga 2035. Sedangkan minyak dan gas bumi mencapai 67,6 miliar dolar AS.

Selanjutnya ada komoditas perkebunan, kelautan, perikanan dan kehutanan dengan peluang investasi yang mencapai 50,6 miliar dolar AS hingga 2035.

"Pertanyaan berikut adalah apakah ini bisa kita lakukan? Sangat bisa sekali," tutur Bahlil.

Baca Juga: Di depan Mahasiswa Harvard, Bahlil Curhat Gugatan Uni Eropa ke RI

2. Indonesia tidak bisa berharap pada APBN saja

RI Genjot Hilirisasi, Peluang Investasinya Capai Rp8.179 TriliunIlustrasi APBN (IDN Times/Arief Rahmat)

Dia menjelaskan bahwa pemerintah saat ini fokus untuk mendorong investasi masuk di sektor hilirisasi dengan pendekatan green energy dan green industry. Itu sebagai salah satu kesepakatan dalam Forum Presidensi G20 di Bali pada November 2022 lalu sehingga harus diwujudkan.

"Kalau mau negara kita dari negara berkembang menuju negara maju kita tidak bisa mengharap APBN kita yang hanya kurang lebih sekitar 18 persen dari kontribusi terhadap GDP. Jadi mau tidak mau kita melakukan hilirisasi," ujar Bahlil.

3. Hilirisasi berdampak positif terhadap Indonesia

RI Genjot Hilirisasi, Peluang Investasinya Capai Rp8.179 Triliundok.Antam

Bahlil menuturkan bahwa hilirisasi yang dilakukan oleh Indonesia telah berdampak positif dalam penciptaan nilai tambah produk. Tercatat, ekspor nikel pada 2017 hanya 3,3 miliar dolar AS.

Kemudian pemerintah mengeluarkan kebijakan yang melarang ekspor nikel pada 2020. Setelah itu nilai ekspor produk turunan nikel melonjak menjadi 20,9 miliar dolar AS pada 2021.

Baca Juga: Menteri Investasi Ungkit Masa Lalu Negara Maju soal Hilirisasi

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya