RI Kantongi Kontrak Dagang Hampir US$1 Miliar di Pertemuan G20 Bali

Ada 23 kontrak dagang

Jakarta, IDN Times - Indonesia baru saja menyelesaikan pertemuan tingkat menteri G20 bidang perdagangan, investasi dan industri. Dalam sela-sela pertemuan tersebut, Indonesia berhasil menyepakati kerja sama senilai hampir 1 miliar dolar AS.

"Kontrak dagang yang ditandatangani di sela-sela, waktu-waktu yang sempit, terbatas itu Alhamdulillah ada 23 kontrak dengan nilai hampir 1 miliar dolar AS," kata Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan dalam konferensi pers virtual, Jumat (23/9/2022).

Salah satu di antaranya adalah kontrak kerja sama pengembangan sumber daya manusia (SDM) di bidang IT yang akan dimanfaatkan untuk perdagangan jasa.

"Dalam hal ini antara pelaku usaha Australia dengan Indonesia dalam kerangka Indonesia-Australia CEPA," ujarnya.

Agenda pertemuan tingkat menteri di Bali itu diikuti pula oleh Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dan Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita.

Baca Juga: Ditarget Investasi Rp1.400 T, Bahlil: Jika Tak Tercapai Tolong Maklumi

1. Indonesia tandatangani MoU dengan 13 negara mitra

RI Kantongi Kontrak Dagang Hampir US$1 Miliar di Pertemuan G20 Balipexels.com/Andrea Piacquadio

Indonesia juga melakukan pertemuan bilateral dan penandatanganan MoU secara business to business di sela-sela rangkaian kegiatan G20. Indonesia mengadakan pertemuan bilateral dengan 13 negara mitra, yaitu Australia, Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, India, Inggris, Kanada, Korea Selatan, Selandia Baru, Singapura, Spanyol, Persatuan Emirat Arab dan Uni Eropa.

"Selain itu Indonesia juga mengadakan pertemuan bilateral dengan satu organisasi internasional, yaitu United Nation Economic and Social Commission for Asia-Pacific," sebut Zulhas.

Selain itu sebagai upaya konkret dalam mengoptimalkan hubungan perdagangan Indonesia dengan negara mitra, khususnya negara-negara yang telah memiliki perjanjian perdagangan bilateral dengan Indonesia, telah dilakukan penandatanganan kontrak antara pelaku usaha Indonesia dengan mitra dari negara-negara yang disebutkan di atas.

Hal itu diharapkan dapat mengoptimalkan manfaat ekonomi dan perjanjian perdagangan bilateral yang dimiliki Indonesia.

Baca Juga: Bahlil Bidik Investasi Rp250 Triliun dari Ajang TIIWG G20

2. Anggota G20 sepakat reformasi WTO

RI Kantongi Kontrak Dagang Hampir US$1 Miliar di Pertemuan G20 Balicaixin.com

Dalam pertemuan tingkat menteri G20 bidang perdagangan, investasi dan industri yang dilaksanakan di Bali itu, dihasilkan sejumlah capaian konkret.

Pertama, reformasi pada Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO). Negara G20 menegaskan pentingnya memperkuat prinsip-prinsip dasar WTO serta sepakat bahwa reformasi WTO adalah kunci untuk memperkuat kepercayaan dalam sistem perdagangan multilateral.

"Negara anggota juga berkomitmen memanfaatkan momentum positif hasil konferensi tingkat menteri ke-12 lalu untuk terlibat dalam diskusi aktif dan konstruksi menuju konferensi tingkat menteri WTO ke-13," tutur Zulhas.

Kedua, peran sistem perdagangan multilateral dalam memperkuat agenda target pembangunan berkelanjutan. Dalam hal ini, anggota G20 sepakat atas pentingnya sistem perdagangan multilateral dalam mendorong tercapainya tujuan pembangunan berkelanjutan atau SDGs.

Kemudian yang ketiga, mengenai respons perdagangan, investasi dan industri dalam mengatasi pandemik COVID-19 dan mendukung arsitektur kesehatan global.

"Negara-negara G20 juga menyepakati pentingnya peran sistem perdagangan multilateral untuk meningkatkan ketahanan dari pandemik dan arsitektur kesehatan global, termasuk menegaskan dukungan atas hasil-hasil yang dicapai dalam KTM WTO ke-12 yang lalu," katanya.

Baca Juga: Sekjen PBB Pastikan Hadir di KTT G20 Bali!

3. Anggota G20 sepakat dukung UMKM di kancah dunia

RI Kantongi Kontrak Dagang Hampir US$1 Miliar di Pertemuan G20 BaliIlustrasi produk UMKM (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

Kesepakatan keempat adalah perdagangan digital dan rantai nilai global, yang mana negara anggota G20 menegaskan bahwa rantai nilai global berperan penting dalam mendorong partisipasi negara berkembang, khususnya bagi UMKM, perempuan dan wirausaha muda ke dalam perdagangan global.

"G20 juga sepakat mendorong perdagangan digital yang inklusif," ujar Zulhas.

Kelima, peningkatan investasi berkelanjutan untuk pemulihan ekonomi global. Negara G20 menggarisbawahi pentingnya investasi berkelanjutan untuk pemulihan ekonomi yang kuat.

Keenam, koherensi antara perdagangan, investasi dan industri. Dalam hal ini, G20 menegaskan peran sistem perdagangan multilateral untuk mengembalikan produktivitas industri, dan menyepakati koherensi kebijakan perdagangan dan investasi dengan kebijakan industri untuk mengatasi tantangan di masa depan.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya