Rupiah Melemah Tajam Jelang Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi RI

Rupiah melemah dipicu data ketenagakerjaan AS

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah melemah tajam terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan awal pekan, Senin (6/2/2023). Mata uang Garuda bertengger Rp15 ribuan per dolar AS pagi ini.

Mengutip Bloomberg, kurs rupiah melemah 111,5 poin ke level Rp15.005 per dolar AS pada pembukaan perdagangan. Hingga pukul 09.32 WIB, rupiah sudah melemah 164 poin atau 1,10 persen ke Rp15.057 per dolar AS.

Laju rupiah hari ini melanjutkan tren negatif pada penutupan perdagangan Jumat (3/2/2023), di mana kurs rupiah melemah 5,5 poin atau 0,04 persen ke Rp14.893,5 per dolar AS.

Baca Juga: Rupiah Tancap Gas, Tutup Lapak di Rp14.800-an per Dolar AS

1. Data ketenagakerjaan AS picu pelemahan rupiah

Analis DCFX Futures, Lukman Leong melihat pelemahan rupiah hari ini karena tertekan penguatan pada dolar AS dan imbal hasil obligasi AS yang naik tajam. Kenaikan tersebut terjadi setelah data tenaga kerja AS yang jauh lebih kuat dari ekspektasi.

"(Hal itu) memicu kekhawatiran apabila the Fed akan tetap agresif pada kebijakan suku bunga," ujarnya.

Analis PT Sinarmas Futures, Ariston Tjendra, juga menyebut hasil data tenaga kerja Non Farm Payroll AS pada Januari masih akan mendorong penguatan dolar AS terhadap nilai tukar lainnya, termasuk rupiah hari ini. Data tersebut memperlihatkan pertumbuhan lapangan pekerjaan lebih dari dua kali lipat dibandingkan bulan sebelumnya.

"Data tersebut sangat di luar ekspektasi pasar yang memperkirakan pertumbuhan yang lebih rendah dari bulan sebelumnya," tuturnya.

Menurutnya, situasi ketenagakerjaan yang bagus memberikan ruang bagi bank sentral AS untuk melakukan pengetatan moneter lanjutan tahun ini.

Selain itu, lanjut Ariston, situasi ketenagakerjaan yang bagus juga bisa memicu inflasi AS karena naiknya permintaan barang-barang akibat naiknya daya beli masyarakat, yang juga memberikan alasan bagi the Fed untuk menaikan suku bunga acuannya.

2. Investor tunggu data pertumbuhan ekonomi Indonesia

Di sisi lain, Lukman menyebut, investor menunggu pengumuman data pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2022, yang akan dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini, pukul 11.00 WIB.

"Investor menantikan rilis data PDB (produk domestik bruto) siang ini," tutur Lukman.

Sementara itu, Ariston menilai pelemahan rupiah bisa ditahan apabila pertumbuhan ekonomi Indonesia mampu mencapai 5 persen.

"Dari dalam negeri, rilis data PDB kuartal keempat mungkin bisa menahan pelemahan rupiah bila hasilnya di atas ekspektasi atau berhasil bertahan di 5 persen," tambah Ariston.

Baca Juga: Tahan Penguatan Dolar AS, Rupiah Bergerak ke Rp14.893,5 Sore Ini

3. Proyeksi pergerakan rupiah hari ini

Lukman memproyeksikan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini akan berada di kisaran Rp14.900-Rp15.100 per dolar AS.

Sementara, Ariston memproyeksikan potensi pelemahan rupiah hari ini ke kisaran Rp15.000 dengan potensi support di sekitar Rp14.880 per dolar AS.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya